Ladiestory.id - Dunia game kompetitif saat ini kian meningkat dalam popularitasnya. Newzoo, penerbit riset pasar game global, memperkirakan bahwa pendapatan industri eSports akan melampaui angka miliaran dolar pada 2020, dengan angka penonton menembus 495 juta penonton di seluruh dunia.
Namun demikian, saat ini esports sebagai trah tertinggi cabang kompetisi olahraga di dunia gaming, adalah medan yang saat ini masih identik dimainkan oleh kaum pria. Hal ini diperkirakan merupakan buah dari berbagai game design yang kerap ditargetkan untuk memikat naluri kompetitif, dan menirukan olahraga di dunia nyata secara virtual; yang juga didominasi oleh para pria.
Namun, tidak seperti olahraga tradisional, di mana pria sering dianggap memiliki keunggulan fisik dibandingkan wanita, atribut fisik tidak terkait dengan kinerja tinggi dalam eSports, yang memungkinkan pria dan wanita bersaing di arena yang sama.
Maka dari itu, kiprah para lady gamers saat ini juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Perlahan namun pasti, mulai banyak wanita yang kerap mengidentifikasi dirinya sebagai casual bahkan sebagai pro gamers yang kemampuannya bisa diadu head-to-head dengan para gamer lelaki.
Salah satu contohnya adalah Zahra Aisha ‘DG ChriimusAF’ atau akrab disapa Rara. Tidak tanggung-tanggung, Rara memilih permainan Call of Duty: Mobile (CODM) yang notabene merupakan game berkonsep team shooter sebagai wadah untuk mengekspresikan hobinya bermain game hingga ke ranah profesional.
Takdir mengantarkan Rara untuk menyukai dunia games. Perjumpaan dengan teman-temannya selama mengarungi dunia gaming membuat Rara berkesimpulan bahwa game bisa menciptakan impact atau dampak yang baik di masyarakat. Bukan sekedar menghasilkan stereotip buruk di mata masyarakat.
“Yang membuat aku tertarik berkecimpung di dunia game ini adalah impact dari games itu sendiri. Game itu bukan tempat negatif, menghabiskan waktu tapi, di Game bisa menciptakan banyak prestasi dan koneksi. Aku juga melihat prospek game sebagai karir yang menjanjikan, baik itu sebagai pro player, youtuber, maupun streamer," ujarnya.
Lady Gamer dalam Dunia Esport
Menjadi seorang wanita di dunia yang erat kaitannya dengan stereotip maskulinitas tidaklah mudah. Kerap kali para lady gamers rentan untuk diremehkan kemampuannya ataupun berujung diskriminasi baik itu saat bermain maupun bertanding,
“Kalau cowok highlight turnamennya sudah terjadwal, ruang dan wadahnya juga luas, dan prize pool juga lebih besar. Sementara yang cewek, turnamennya paling 3 bulan sekali, ruang dan wadahnya terbatas, dan hadiahnya sangat timpang dari tim cowok," ujarnya.
Kurangnya inklusivitas dalam dunia gaming tersebut tidak membuat Rara surut nyali. Sebelum bergabung dengan tim all-ladies, Rara sempat mencoba untuk bergabung dan bertanding dengan tim esports pria. Awalnya ia merasa insecure dengan kemampuannya sendiri.
“Pertama kali gabung dengan tim cowok, Saya merasa deg-degan, takut menjadi beban, takut nggak cocok dengan tim mereka. Namun itu hanya ilusi semata. Mereka (Tim cowok) juga caring dan baik. Justru, di tim cowok ini saya belajar banyak mengenai scrim dalam permainan esport. Scrim itu latihan khusus setiap hari, dengan berbagai materi, semisal hari ini latihannya apa dan besok apa materinya, mempelajari map, menggunakan senjata, mengatur tempat posisi, memahami skema permainan, sampai pada tahap strategi yang kita bangun bareng-bareng," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, Ia pun terus meniti karirnya di dunia game Esports hingga akhirnya berlabuh di Call of Duty: Mobile (CODM) sebagai game yang Ia tekuni saat ini. Rara mengungkapkan bahwa dirinya mulai bermain dan mencoba CODM saat pertama kali diluncurkan. Sampai akhirnya, pada season 2 dirinya mulai mencoba game CODM secara kompetitif dan terpikat pada aksi-aksi permainan CODM yang bertempo cepat, bahkan sejak season pertama game CODM diluncurkan oleh Garena.
Ketika ditanya alasannya memilih CODM sebagai wadah untuk terus berprestasi di dunia esports, Rara yang sering memilih role support di dalam game CODM ini mengungkapkan bahwa dirinya melihat potensi besar bagi para gamer perempuan pada platform CODM ini.
"Secara pribadi, aku sendiri menyaksikan bahwa CODM menjadi salah satu game di Indonesia yang terus menghadirkan dan menampilkan banyak ladies pro-player, sehingga iklim yang inklusif terbangun, terlebih prospek dan masa depan CODM sangat cerah berkat dukungan Garena lewat CODM yang secara rutin memperhatikan dan menghadirkan turnamen bagi para ladies," terangnya.
Kesenangannya terhadap CODM pun terus bertumbuh seiring berjalannya waktu. Rara yang kerap menggunakan alias ‘chriimus’ di dalam game ini pun terus meningkatkan rank karakternya di setiap season kompetitif CODM. Kemampuan Rara pun tidak luput dari perhatian berbagai tim profesional di dunia esports CODM.
Rara pun banyak malang melintang direkrut oleh berbagai tim yang mempercayai kemampuannya, bertemu teman, dan terus mengasah kemampuannya. Rara sempat ditarik ke tim Kayze Avere Fede, sebelum akhirnya berlabuh di tim Dunia Games Avere Fede, dimana kemampuan leadership dan skill nya membuat Rara didapuk sebagai in-game team leader dan berhasil membawa timnya mencicipi Juara 2 di Princess Series season 2 dan meraih Juara 1 di turnamen tingkat nasional CODM Queen Series Season 3.