Menurut hemat saya, bahwa waktu bersama keluarga itu begitu penting dan berharga. Kebersamaan itu justru dapat menambah keharmonisan, keakraban dan keterbukaan dengan antar sesama anggota keluarga.
Kalau melihat kenyataan di tengah-tengah masyarakat, bukan tidak sedikit sebenarnya keluarga yang mengalami kehilangan rasa memiliki terhadap keluarganya bahkan tingkat yang lebih jauhnya lagi, timbulnya kehancuran karena tidak adanya waktu bersama dengan keluarga.
Ngomong-ngomong kalau sudah bicara tentang keluarga, saya jadi ingat dengan lagu sinetron Keluarga Cemara yang hits pada era 90-an. Lagu yang sangat menggugah dan begitu indah untuk direnungkan oleh setiap insan keluarga. Ada banyak keluarga yang merasa tergugah dan terinspirasi karena lagu tersebut, termasuk saya.
Kira-kira masih ada yang masih ingat lagunya? Betul sekali!
?Harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indah adalah keluarga, puisi yang paling bermakna adalah keluarga, mutiara tiada tara adalah keluarga.?
Setuju sekali dengan potongan lirik lagu tersebut. Harta yang paling berharga adalah keluarga, tidak ada yang lebih berharga dari pada keluarga.
Nah, kalau kita bicara tentang kebersamaan keluarga, sesungguhnya ada banyak cara yang dapat kita lakukan bersama keluarga. Mulai dari ngobrol di ruang tamu, nonton dan membaca buku , berbelanja, hingga masak atau kuliner bersama.
Bagi keluarga kami, salah satu yang dilakukan sebagai bentuk kebersamaan keluarga adalah menikmati wisata kuliner. Salah satu wisata kuliner yang begitu berkesan yang kami lakukan adalah ketika pulang kampung pada masa liburan akhir tahun 2019.
Mengapa saya katakan berkesan?
Di samping karena keluarga kami dapat bersilaturahmu bersama keluarga besar yang ada di kampung halaman, kami juga dapat merasakan nikmatnya hidangan di pinggiran Danau Toba. Menariknya bagi anak-anak, mereka bisa memilih langsung ikan dari keramba yang ada di pinggir Danau Toba untuk dimasak oleh pemilik restoran.
Asik bukan? Selain bisa merasakan bersama keluarga dapat juga konsep wisatanya.
Memang untuk wisata kuliner, biasanya ada bebarapa hal yang menjadi pertimbangan keluarga kami. Pertama, di tempat kuliner tersebut sebisanya ada pemandangan hijau, ada nuansa sawahnya, ada terdengar suara desiran air, konsepnya lesehan, intinya nuansanya harus seperti di pedesaan.
Kedua, tempat kulinernya memiliki tempat bermain untuk anak-anak, sehingga tidak membosankan. Dan yang ketiga, tempat kulinernya menyediakan makanan yang alami seperti seafood atau ikan darat.
Tetapi perlu digarisbawahi, bahwa sesungguhnya melakukan wisata kuliner bukanlah semata-mata untuk mengenyangkan perut keluarga saja atau ?menyenangkan? mata, tetapi jauh yang lebih penting dari semuanya? adalah kebersamaan keluarga.
Melalui wisata kuliner tentu anggota keluarga diharapkan merasakan variasi kebersamaan, yang dapat menjadi sarana bertukar pikiran, memperbanyak kesempatan untuk bercanda dan ngobrol, dan keterbukaan menyampaikan permasalahan masing-masing.
Bukan suatu hal yang jarang ditemukan dalam keluarga, bahwa kebersamaan itu justru akan terbentuk kejujuran dan rasa percaya antar sesama anggota keluarga. ?Selain itu muncul sikap menghargai dan peduli. Dengan demikian kita berharap lahirlah keluarga harmonis. [Nursepta]