Ladiestory.id - Jemaah haji yang telah menyelesaikan sejumlah rangkaian ibadah di Tanah Suci tentu merasakan kebahagian. Di tengah kebahagian, para jemaah harus memeriksakan kondisi kesehatan seusai kepulangannya dari Tanah Suci.
Bahkan selama 21 hari, mereka akan dipantau oleh tim kesehatan daerah masing-masing. Pemantauan ini dilakukan agar dapat mendeteksi beberapa penyakit menular.
Dikhawatirkan jika ada seorang jemaah haji yang terinfeksi virus, dapat membuat wabah di Indonesia. Virus tersebut tidak hanya Covid-19, namun ada beberapa penyakit lainnya.
Covid-19
Hingga kini pandemi Covid-19 belum usai, baik di Indonesia maupun beberapa negara lainnya. Meskipun memang angka terinfeksi Covid-19 mengalami penurunan. Namun, Covid-19 menjadi salah satu yang perlu diwaspadai bagi jemaah haji yang baru saja kembali dari Tanah Suci.
Meskipun sudah menerapkan protokol kesehatan, namun jumlah jemaah haji yang banyak membuat virus menyebar secara cepat.
Memang saat pulang, jemaah haji mungkin akan lolos dari test Covid-19, baik antigen maupun PCR. Namun beberapa hari setelah kepulangannya, jemaah haji itu dapat terinfeksi.
Hal ini diakibatkan virus melewati masa inkubasi atau jarak waktu hingga menimbulkan gejala. Antara menuliskan, bahwa orang yang terpapar Covid-19 baru akan mengalami gejala itu sehari kemudian.
MERS
MERS adalah singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome. MERS sendiri merupakan suatu sub tipe baru dari virus corona yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia sebelumnya. Diketahui virus ini menyerang saluran pernapasan akut.
Penyakit infeksi ini kerap dikenal dengan istilah flu unta atau flu arab. Penyakit bisa mengakibatkan beberapa komplikasi yang terbilang parah. Yakni mulai dari gagal ginjal hingga pneumonia.
Jauh lama dari Covid-19, biasanya gejala penyakit MERS baru akan diketahui setelah enam hari terpapar virus tersebut. Beberapa gejala di antaranya adalah demam, batuk, sesak napas, diare, mual dan muntah.
Meningitis meningokokus
Penyakit selanjutnya yang perlu diwaspadai saat pulang dari Tanah Suci adalah meningitis meningokokus. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri neiserria meningitidis. Selain menyebabkan meningitis meningokokus, bakteri ini juga dapat mengakibatkan penyakit septikemia meningokokus.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada 2002 terkait penyakit tersebut. Saat itu, WHO mengatakan terjadinya epidemi dari penyakit meningokokus.
Penyakit ini dikabarkan berasal dari Arab Saudi. Sementara epidemi penyakit ini terjadi selama penyelenggaraan haji pada Maret 2000.
Ada beberapa gejala yang menandakan seseorang terkena penyakit meningitis meningokokus, di antaranya demam, sakit kepala, leher kaku, fotofobia, mual dan muntah. Biasanya gejala ini muncul 1 hingga 10 hari setelah terjangkit bakteri.
Polio
Polio merupakan salah satu penyakit saraf yang mengakibatkan seseorang mengalami kelumpuhan permanen. Selain dampak yang berbahaya, rupanya penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular.
Sementara, virus polio biasanya bereplikasi di usus dan di keluarkan melalui feses. Sayangnya, penyakit polio ini tak selalu menunjukan gejala.
Bahkan 90 persen orang yang terkena polio tak menunjukkan gejala apapun. Kalau pun ada, gejala yang ditunjukkan sangat lah ringan.
Ebola
Penyakit terakhir yang perlu diwaspadai setelah jemaah haji pulang dari Tanah Suci adalah penyakit ebola. Meskipun terdengar penyakit lama, namun ebola merupakan penyakit yang mematikan.
Pasalnya infeksi virus pada penyakit ini dapat merusak organ hingga peredaran darah di dalam tubuh. Diketahui penyakit ebola disebabkan oleh virus ebola.
Biasanya penderita akan mengalami beberapa gejala setelah 7 hari terinfeksi virus tersebut. Gejala yang ditimbulkan di antaranya, demam mendadak, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, lemah, diare, muntah, sakit perut, tidak nafsu makan, hingga pendarahan yang tak biasa.