Ladiestory.id - Ladies, bagi kamu yang sudah membangun bahtera rumah tangga bersama dengan seseorang yang kamu cintai tentu menginginkan keharmonisan dalam rumah tangga. Membangun rumah tangga yang harmonis pun tidak mudah dijalani, akan ada banyak ujian dan tantangan yang kalian hadapi, bahkan dalam rumah tangga kerap mengalami ujian salah satunya finansial. Dalam mengurus finansial para pasangan harus menjadi padu agar tidak cekcok dan tidak muncul kekerasan finansial.
Kekerasan finansial dalam rumah tangga bisa saja terjadi hal ini ditandai dengan cara mengintimidasi pasangan dalam keuangan atau finansial. Perilaku ini terjadi tak hanya datang dari salah satu pasangan yang mencari nafkah namun bisa saja terjadi dari salah satu pihak yang ingin menguasai finansial secara sepenuhnya. Nah, berikut ini lima tanda munculnya kekerasan finansial dalam rumah tangga yang harus kamu waspadai.
Memiliki Hak Penuh dan Kontrol Berlebihan dalam Keuangan
Mengurus rumah tangga sebaiknya dilakukan bersama-sama termasuk dalam manajemen keuangan rumah tangga. Dengan begitu kalian akan mengetahui aliran uang masuk dan keluar dalam memanajemen kebutuhan rumah tangga baik harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan. Oleh sebab itu, kedua pasangan pun harus dapat mengetahui akses informasi keuangan agar tidak terjadi selisih paham dalam mengontrol arus kas rumah tangga.
Memberi tanggung jawab kepada salah satu pasangan untuk memanajemen keuangan rumah tangga memang sah-sah saja, namun hal itu pun sudah sesuai kesepakatan sebelumnya. Namun, apabila diantara kedua belah pihak terdapat salah satu pihak yang paling berkuasa dalam memegang penuh kendali keuangan, baik dalam penggunaan kartu debit, kredit maupun adanya batasan-batasan limit penggunaan maka hal ini bisa saja menjadi tanda adanya kekerasan finansial.
Mengeluarkan Uang Tanpa Diketahui Pasangan
Apabila salah satu pihak memiliki kesalahan dalam penggunaan keuangan misalnya membelanjakan sesuatu hal tanpa ingin diketahui oleh pasangan hal ini juga bisa menjadi tanda kekerasan finansial. Diam-diam ia telah menyalahgunakan keuangan baik itu dana tabungan wajib ataupun dana lainnya untuk memenuhi keinginan pribadi maka bisa saja menimbulkan perdebatan antara kedua belah pihak, bahkan kepercayaan dalam keuangan yang dilakukan bersama-sama ini bisa berpotensi terpecah belah bahkan berakhir dengan mengelola keuangan masing-masing.
Tidak Adanya Keterbukaan Finansial
Ladies, bagi kamu pasangan suami istri yang masing-masing bekerja dan memiliki penghasilan pribadi namun mencoba untuk menggabungkan gaji bersama dalam satu tabungan khusus bagi rumah tangga atau keluarga kecil kalian, namun setelah berjalan lama kalian mencoba menyembunyikan bonus atau penghasilan tambahan masing-masing juga bisa menjadi tanda kekerasan finansial dalam rumah tangga, lho. Ada pasangan yang merasa dirinya dibohongi dengan penghasilan pasangan yang naik turun namun ada pula pasangan yang merasa dicurangi karena tidak adanya keterbukaan finansial sehingga menimbulkan kesalahpahaman dan spekulasi bahwa kalian tidak jujur dalam mengelola keuangan. Maka sebaiknya, hal ini pun penting untuk dibicarakan agar tidak ada yang saling tersaingi dan merasa lebih maupun kurang karena kalian sama-sama mencari nafkah. Karena hal ini pun bisa berdampak dalam situasi hubungan rumah tangga kalian untuk kedepannya.
Tidak Memiliki Keahlian dalam Mengatur Keuangan
Bagi pasangan yang salah satu diantaranya bekerja tentu ia akan mempercayakan kepada pasangan yang tidak bekerja untuk mengelola keuangan rumah tangganya. Apabila pasangan yang tidak bekerja ini tidak memiliki keahlian dalam memanajemen keuangan dalam rumah tangga, bisa muncul tindakan kekerasan verbal maupun non verbal dikarenakan finansial. Tentu ia akan menjadi sasaran karena tidak pandai mengendalikan keuangan serta menjaga keamanan finansial yang menjadi tanggung jawabnya.
Alhasil, pelaku kekerasan finansial ini akan membuat korbannya bersalah serta terus memojokkan kemampuannya. Untuk menghindari hal tersebut, penting bagi keduanya untuk saling sama-sama belajar, berkomunikasi, bertukar pendapat dalam hal mengatur keuangan.
Keuangan Membengkak
Ladies, tentu kamu sering mendengar peribahasa “besar pasak daripada tiang”. Nah, dalam hal ini adanya perlakuan memaksa agar pasangan untuk membeli sesuatu dengan cara berhutang, hal ini dikarenakan oleh kebutuhan konsumtif atau gaya hidup yang tinggi sehingga mengakibatkan pasangan harus berhutang dan membuat keuangan menjadi membengkak demi memenuhi kebutuhan konsumtif.
Jelas cara ini tidak sehat apabila terus dilakukan, sebaiknya hiduplah sesuai dengan gaya dan kemampuan kalian masing-masing, jangan jadikan keberhasilan orang lain sebagai patokan untuk hidup, karena sebaiknya agar rumah tangga berjalan sehat dan harmonis kalian dapat terhindar dari hutang piutang yang tidak hanya merugikan salah satu pihak.