1. Lifestyle
  2. Waspada! 5 Benda di Dapur yang Mengandung Banyak Racun
Lifestyle

Waspada! 5 Benda di Dapur yang Mengandung Banyak Racun

Waspada! 5 Benda di Dapur yang Mengandung Banyak Racun

Ilustrasi kabinet dapur. (Special)

Ladiestory.id - Dapur merupakan salah satu ruangan yang paling dijaga kebersihannya diantara semua ruangan di rumah. Hal ini terjadi lantaran sumber makanan dan minuman yang dikonsumsi berasal dari dapur. Oleh sebab itu, pasti terdapat banyak peralatan masak yang dibutuhkan dalam mengolah makanan ketika Kamu mengunjungi dapur.

Akan tetapi, ternyata banyak benda-benda di dapur yang menyimpan bahaya tanpa orang sadari. Justru, benda-benda yang dianggap lumrah-lah yang biasanya mengandung banyak racun berbahaya untuk tubuh. Supaya tidak kecolongan, simak artikel berikut ini.

Aluminium

Ilustrasi Alumunium Foil. (Special)

Dapur menjadi tempat di mana seseorang sering menemukan benda berbahan dasar alumunium. Baik dari lembaran aluminium foil yang kerap dipakai sebagai pembungkus makanan, sampai aluminium yang terkandung pada perangkat dapur lainnya. Misalnya seperti wajan, panci, gelas, dan piring.

Tentu tidak ada yang menyangka jika benda-benda tersebut mengandung racun yang berbahaya, bukan? Aluminium ternyata memiliki racun yang mudah terlepas dan terserap dalam berbagai makanan.

Apalagi, makanan yang diolah adalah makanan yang asam dan dalam suhu yang tinggi. Racun dalam alumunium tersebut dapat mempengaruhi sel otak, serta menyerang liver dan ginjal apabila Kamu tak sengaja mengonsumsinya dalam jangka waktu yang panjang.

Amonia

Ilustrasi sabun cuci piring. (Special)

Amonia memang dapat diandalkan dalam urusan membersihkan kerak yang membandel. Amonia juga umumnya menjadi campuran pembersih yang mampu mengangkat kerak pada kaca serta lantai.

Namun, menggunakan amonia sebagai pembersih adalah suatu hal yang perlu membuat Kamu berhati-hati. Hal ini disebabkan karena cairan kimia ini dapat menyebabkan keracunan jika Kamu menggunakannya dengan cara yang salah.

Kerusakan mata, kulit, dan paru-paru adalah bahaya yang bisa Kamu dapatkan dari paparan amonia. Menghirup amonia juga dapat membuat pernapasan memburuk yang berujung pada kematian.

Kompor Gas

Ilustrasi kompor. (Special)

Kamu pasti sering menjumpai kompor gas apabila mendatangi dapur. Kompor gas sendiri masih menjadi favorit orang-orang karena dinilai lebih efektif dan hemat walaupun kompor listrik sudah marak dijual dengan harga terjangkau.

Namun, tak disangka jika kompor gas termasuk dalam salah satu peralatan dapur yang beracun. Jika terjadi kebocoran pada tabung gas yang tengah dipakai, tentu hal tersebut akan sangat berbahaya. Senyawa seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, serta formaldehida akan keluar akibat kebocoran tabung gas tersebut.

Wajan Anti-lengket

Menggoreng Ikan Tanpa Lengket di Wajan (Special)

Sekarang, memasak telah menjadikan wajan anti-lengket sebagai pilihan utama. Hal ini karena makanan yang sedang dimasak tidak akan menempel jika menggunakan wajan yang satu ini.

Namun, zat kimia berbahaya yang ada pada wajan anti lengket sering kali tidak disadari oleh orang-orang. Zat tersebut bernama perfluorooctonoic acid (PFOA) dan polytetrafluoroethylene (PTFE).

Zat PFOA ini diyakini dapat mengganggu hormon dan menyebabkan racun reproduksi. Terlebih, jika Kamu memasak makanan dengan suhu yang terlalu tinggi hingga membuat lapisan anti lengketnya terkelupas.

Wadah Plastik

Ilustrasi mangkok plastik. (Special)

Sebagian besar orang biasanya memiliki wadah plastik dalam rak piring yang ada di dapur rumah mereka. Tak hanya di rumah, wadah plastik juga kerap digunakan sebagai pembungkus makanan jika Kamu sedang berada di luar rumah.

Kandungan BPA dan phthalate yang terkandung dalam plastik sendiri belum diketahui oleh banyak orang. Jika Kamu menggunakannya sebagai tempat menyimpan makanan panas dan berlemak, tentu hal tersebut dapat berbahaya untuk kesehatan tubuh.

Hal ini nantinya akan berdampak pada gangguan kadar estrogen dan testosterone yang juga berpengaruh pada otak dan janin dalam kandungan.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel