1. Lifestyle
  2. 4 Fase Menstruasi yang Wajib Diketahui Wanita
Lifestyle

4 Fase Menstruasi yang Wajib Diketahui Wanita

4 Fase Menstruasi yang Wajib Diketahui Wanita

Foto: Ladiestory.id

Ladiestory.id - Wanita normalnya mengalami menstruasi setiap bulan. Menstruasi atau haid, yang disebut juga datang bulan ini terjadi akibat meluruhnya dinding rahim yang disertai pelepasan endometrium.

Siklus menstruasi pasti sudah tidak asing lagi bagi para wanita. Siklus menstruasi merupakan siklus hormonal bulanan yang dilalui tubuh wanita untuk mempersiapkan kehamilan. Panjang rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari. Namun siklus ini dapat bervariasi pada setiap wanita dan dari satu siklus ke siklus berikutnya.

Fase Menstruasi Wanita yang Perlu Diketahui

Meskipun sudah sering mengalami menstruasi sebelumnya, sudahkah kamu tahu tentang fase menstruasi? Yuk coba perhatikan ulasan mengenai fase menstruasi yang normal di bawah ini!

1. Fase Menstruasi

Foto: ipamts

Pada fase menstruasi ini , lapisan dinding dalam rahim yang mengandung darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir atau dikenal dengan endometrium meluruh dan keluar melalui vagina. Proses ini dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan bisa berlangsung dari selama 4 hingga 6 hari.

Pada tahapan ini, biasanya wanita merasakan beberapa gejala, seperti nyeri perut bawah dan punggung. Hal ini diakibat rahim berkontraksi untuk membantu meluruhkan endometrium.

2. Fase Folikuler (Pra-ovulasi)

Foto: Sridianti

Fase menstruasi folikuler atau pra-ovulasi dimulai di hari pertama haid. Di hari pertama haid, di saat itu pula hormon perangsang folikel (FSH) mulai meningkat. Kondisi ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari dan melepas zat kimia yang disebut dengan hormon pelepas gonadotropin (GnRH).

Hormon ini mendorong kelenjar hipofisis untuk menghasilkan peningkatan kadar hormon lutein (LH) dan FSH. FSH bertugas merangsang indung telur menghasilkan 5-20 kantong kecil yang disebut folikel.

Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang. Dalam prosesnya, hanya sel telur yang paling sehatlah yang akhirnya akan matang. Sementara sisa folikel yang lainnya akan diserap kembali ke dalam tubuh.

Folikel yang matang akan memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan rahim. Lapisan rahim menebal dikondisikan untuk menciptakan lingkungan kaya nutrisi bagi embrio (bakal janin) untuk tumbuh.

Fase ini berlangsung sekitar 11-27 hari, tergantung pada siklus bulanan kamu. Namun umumnya wanita mengalami fase folikuler selama 16 hari.

3. Fase Ovulasi

Foto: Alomedika

Fase menstruasi ini juga dikenal dengan masa subur wanita terjadi sekitar dua minggu sebelum siklus menstruasi berikutnya. Fase ini ditandai dengan keputihan kental dan lengket berwarna bening seperti putih telur.

Adapun fase ovulasi merupakan proses ketika ovarium melepaskan sel telur yang matang. Sel ini kemudian bergerak menuju tuba fallopi dan menempel pada dinding rahim untuk dibuahi sperma.

Sebagai informasi, masa hidup sel telur biasanya hanya sekitar 24 jam hingga bertemu dengan sperma. Jika tidak dibuahi, sel telur akan mati. Sementara, sel telur yang bertemu dengan sperma dan sudah dibuahi akan menyebabkan terjadinya kehamilan.

4. Fase Luteal

Foto: Wikipedia

Setelah folikel melepaskan sel telurnya, maka akan memasuki fase menstruasi. Dimana zat ini berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum dapat melepaskan hormon, terutama progesteron dan beberapa estrogen. Peningkatan hormon ini membuat lapisan rahim menebal, dan siap untuk ditanami sel telur yang telah dibuahi.

Jika seorang wanita hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG) yang dapat membantu menjaga korpus luteum maupun lapisan rahim tetap tebal. Sementara, jika kamu tidak hamil, maka korpus luteum akan menyusut dan diserap.

Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar estrogen dan progesteron yang memicu menstruasi. Fase luteal berlangsung selama 11-17 hari, namun umumnya terjadi selama 14 hari.

Inilah 4 fase menstruasi yang harus diketahui oleh para wanita. Semoga membantu!

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel