Ladiestory.id - Kata "egois" sering memunculkan konotasi negatif. Padahal, ada beberapa kasus yang mengharuskan seseorang memprioritaskan diri sendiri di atas orang-orang lain.
Pasalnya, tak sedikit orang sering melupakan merawat dirinya sendiri, tapi sangat memprioritaskan orang lain. Padahal, jika ingin memberikan kesabaran, kasih sayang, kebaikan, dan kehangatan kepada orang lain, maka harus menunjukkannya terlebih dahulu pada diri sendiri.
Berikut ini enam waktu yang tepat untuk menjadi "egois", yang dilansir dari laman Very Well Mind.
Ketika Butuh Me Time
Waktu sendirian memainkan peran penting dalam kesehatan mental. Hal ini memungkinkan untuk eksplorasi pribadi, dapat menumbuhkan kreativitas, dan dapat membantu mengisi tangki energi yang kamu habiskan ketika bersama orang lain.
Jika kamu belum meluangkan waktu untuk fokus pada diri sendiri dalam beberapa saat, cobalah lakukan me time. Tak butuh waktu yang lama, kamu bisa melakukan me time pada malam hari, akhir pekan, atau bahkan beberapa jam yang hanya untuk dirimu
Ketika Lelahan secara Sosial
Menikmati acara, kumpul-kumpul, dan ikatan sosial lainnya memang menyenangkan. Namun, terlalu banyak beraktivitas dalam kegiatan sosial dapat menyebabkan kamu merasa lelah.
Bahkan, mungkin kamu mengkhianati diri sendiri dengan mengatakan “ya”, padahal hati kecil ingin mengungkapkan tidak. Di saat-saat seperti ini, tidak apa-apa untuk menjadi egois dan mengatakan sesuatu, seperti"kedengarannya sangat menyenangkan, tetapi saya tidak dapat bergabung kali ini."
Saat Berlibur
Liburan adalah suatu periode waktu luang dan rekreasi yang diperpanjang, baik ketika kamu menikmati staycation atau traveling. Pada saat ini, penting untuk menjauh dari tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan rumah.
Ketika Bekerja
Tidak apa-apa ketika merasa egois atau narsis untuk berjuang menuju tujuan besar. Seperti saat kamu mencurahkan lebih banyak energi ke dalam karier atau bekerja menuju tujuan kesehatan yang membutuhkan satu atau dua jam waktu setiap hari.
Ketika kamu mengadvokasi kebutuhan emosional, kamu akan memberdayakan diri sendiri. Bahkan, jika apa yang kamu cari akan membantu tanpa merugikan orang lain, kamu pun berhasil mempraktikkan 'keegoisan yang sehat.'
Ketika Sedang Rayakan Pencapaian
Berbicara tentang penetapan tujuan, waktu lain yang sangat normal untuk mempraktikkan "keegoisan" adalah ketika kamu merayakan pencapaian besar. Meskipun ada anggapan bahwa orang yang merayakan pencapaian menunjukkan pribadi sebagai narsistik, tapi kamu tidak harus melihat pencapaian diri sendiri (atau orang lain) dalam hal ini.
Ketika dapat merayakan hal-hal indah dalam hidup, menunjukkan kehadiran autentik diri sendiri, dan tidak harus dicap sebagai narsisme yang tidak sehat.
Merayakan kesuksesan diri sendiri "dengan lantang" dapat berdampak positif pada orang lain. Saat menyemangati diri sendiri, itu memberi orang lain izin untuk melakukan hal yang sama.
Ketika Hadapi Tantangan Hidup
Saat-saat yang menantang akan terjadi sepanjang hidup, termasuk mengalami kehilangan, memasuki atau keluar dari suatu hubungan, memiliki anak, hingga berurusan dengan diagnosis.
Mempraktikkan "keegoisan" pada saat-saat ini mungkin terlihat seperti menjauh dari tanggung jawab. Karena, kamu akan bersandar pada orang lain, meminta bantuan, dan meluangkan lebih banyak waktu sendirian untuk introspeksi.
Komunikasikan kebutuhan kamu dan lakukan apa yang kamu butuhkan untuk mengatasi emosi yang membingungkan seperti kesedihan, perselisihan, atau frustrasi.
Meluangkan waktu untuk diri sendiri memungkinkan kamu menemukan keseimbangan yang lebih besar di semua aspek kesehatan dan kesejahteraan hidup. Keegoisan dapat membantu kamu menyesuaikan diri sehingga tidak hanya menyadari kebutuhanmu, tetapi juga dapat memenuhinya dengan cara yang sehat. Dengan demikian, kamu memastikan cangkir milikmu penuh dan kamu memiliki banyak cadangan untuk orang yang paling dicintai.