Sunscreen atau tabir surya adalah kunci utama dalam merawat kesehatan dan kecantikan kulit. Skincare yang diaplikasikan pada pagi hari wajib digunakan setiap hari, bahkan seumur hidup. Dengan rutin mengaplikasikan sunscreen, telah berinvestasi pada kesehatan dan kecantikan kulit pada masa depan.
Pasalnya, sunscreen tak hanya melindungi kulit dari dampak buruk sinar matahari, tapi juga merawat kulit agar tetap sehat, alami, cerah, dan memperlambat proses penuaan. Ada dua jenis sunscreen yang dapat digunakan, yakni chemical sunscreen dan physical sunscreen.
Meski sama-sama melindungi kulit dari matahari, keduanya memiliki perbedaan. Lantas, apa saja perbedaannya. Simak di bawah ini perbedaan chemical sunscreen dan physical sunscreen.
Cara Kerja
Physical sunscreen atau dikenal sebagai mineral atau natural sunscreens bekerja langsung di atas kulit seperti payung ketika diapalikasikan untuk menangkal sinar UV yang merusak kulit. Sebaliknya, chemical sunscreen atau sering disebut organic sunscreen bekerja sedikit berbeda.
Bukan menghalau sinar matahari, chemical sunscreen justru menyerap radiasi sinar UV dan mengurangi penetrasi ke kulit sehingga butuh waktu lebih lama untuk formula chemical sunscreen mulai bekerja.
“Itulah mengapa kami memberi tahu pasien untuk memakainya 30 menit sebelum keluar rumah atau berada di bawah sinar matahari.” kata Maral Skelsey, dokter kulit bersertifikat yang berpraktik di Maryland, Amerika Serikat, sekaligus juru bicara Skin Cancer Foundation, dilansir dari laman Prevention.
Kandungan
Ada 12 bahan aktif berbeda yang diizinkan Badan Pengawas Makan dan Obat Amerika Serikat atau FDA dalam chemical sunscreen, di antaranya paling umum adalah avobenzone, oxybenzone, octisalate, homosalate, octinoxate, juga homosalate.
Untuk physical sunscreen, hanya ada dua kandungan dengan persetujuan FDA, yakni zinc oksida dan titanium dioksida. Secara umum, kedua kandungan tersebut diakui aman oleh FDA. Secara tradisional, bahan physical sunscreen memiliki konsistensi yang kental, meninggalkan efek putih atauwhitecast di wajah, dan tidak menyatu dengan baik ke kulit berbeda dengan kandungan chemical sunscreen.
Tekstur
Chemical sunscreen memiliki tekstur lebih ringan seperti pelembap dan mudah menyerap di kulit sehingga cocok digunakan untuk sehari-hari. Chemical sunscreen juga dapat digunakan bersamaan atau layering dengan kandungan atau skincare lain serta banyak diformulasikan sebagai alas makeup. Kelebihan lain tidak meninggalkan whitecast sehingga lebih banyak disukai.
Physical sunscreen umumnya bertekstur lebih pekat dan putih, terasa lebih berat di wajah, juga memberi efek whitecast. Akibatnya, kurang memberi rasa nyaman saat diaplikasikan. Meski demikian, saat ini, sudah banyak merek physical sunscreen dengan tekstur ringan, enteng di wajah, dan tidak meninggalkan whitecast.
Risiko Iritasi atau Jerawat
Penggunaan sunscreen sering kali menyebabkan jerawat lantaran tersumbatnya pori-pori wajah. Sebagian pemilik kulit jerawat memilih melewatkan sunscreen demi menghindari jerawat atau jerawat bertambah. Padahal, penggunaan sunscreen amat penting.
Hadley King, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di New York City, Amerika Serikat, mengatakan dua hal yang dapat menyebabkan jerawat terkait dengan sunscreen adalah penyumbatan pori-pori oleh bahan komedogenik dan reaksi sensitivitas terhadap bahan kimia yang memblokir UV. "Taruhan terbaik adalah mencari kandungan non-komedogenik pada label," katanya dikutip dari Byrdie.
Physical sunscreen berisiko lebih kecil menyumbat pori-pori lantaran kandungan zinc oksida dan titanium dioksida biasanya dipandang sebagai non-komedogenik, tidak menimbulkan iritasi atau alergi, juga cocok untuk semua jenis kulit, terlebih kulit berminyak atau jerawat dan kulit sensitif.
Sedangkan chemical sunscreen dapat menyumbat pori-pori yang menyebabkan jerawat serta cenderung menimbulkan iritasi untuk sebagian orang, terlebih kulit sensitif. Karena itu, pemilik kulit kulit normal dan kering lebih disarankan memilih chemical sunscreen karena ringan serta lebih mudah menyerap di kulit.