Ladiestory.id - Media sosial kini tengah dihebohkan dengan istilah non-biner atau non-binary. Hal ini bermula sejak beredarnya video seorang mahasiswa yang diusir dosennya.
Mungkin, kamu sedikit asing dengan istilah yang satu ini. Sebab, istilah ini tidak banyak digunakan untuk mengindentifikasi gender seseorang di kalangan masyarakat. Istilah ini juga menimbulkan banyak perdebatan bagi netizen.
Peristiwa ini terjadi di Universitas Hasanudin (Unhas), Makassar karena ada mahasiswa yang terang-terangan mengaku sebagai gender netral atau non-biner. Kejadian bermula saat seorang mahasiswa memakai almamater dan berkacamata, diminta untuk naik ke panggung saat acara kampus.
Pada panggung tersebut juga sudah berdiri Wakil Dekan II Fakultas Hukum Unhas dan salah satu dosen perempuan yang sedang memberi arahan. Kemudian, mahasiswa berinisial NA tersebut ditanya mengenai jenis kelaminnya karena terlihat mengipaskan tangannya saat mengalami kegerahan.
Mahasiswa tersebut justru menjawab sebagai non-biner. Kemudian timbul sebuah perdebatan lantaran pada KTP NA tertulis sebagai laki-laki. Sang dosen yang merasa tidak nyaman dengan jawaban itu pun menegaskan kepada NA untuk memperjelas gendernya.
NA yang ditanggapi demikian, justru tetap mempertahankan pendapatnya sehingga terjadilah pengusiran oleh dosen tersebut terhadap mahasiswa itu. Peristiwa ini pun terekam oleh salah seorang mahasiswa lain yang hadir dalam acara tersebut dan mengunggahnya ke media sosial. Lantas, apa sebenarnya non-biner atau itu?
Pengertian Non-Biner
Mengutip dari laman WebMD, orang yang memiliki kelainan transgender tidak mengidentifikasikan dirinya dengan jenis kelamin yang telah ada sejak lahir. Sedangkan, orang yang menganggap dirinya non-biner tidak hanya mengidentifikasi jenis kelamin saat lahir. Namun, tidak merasa sebagai jenis kelamin laki-laki atau pun perempuan. Sehingga, perlu diketahui bahwa non-biner berbeda dengan transgender.
Perbedaan Non-Biner dan Cisgender
Orang yang menjadi non-biner memungkinkan untuk memiliki preferensi yang tidak sama terkait alat kelamin atau penampilan. Berbeda dengan mereka para cisgender, yaitu kelompok individu yang mengidentifikasi gendernya sesuai dengan jenis kelamin bawaan sejak lahir.
Misalnya, dua laki-laki cisgender berniat melakukan hubungan seks, mereka mungkin akan berasumsi melakukan stimulasi intim terasa menyenangkan. Namun, bagi non-biner akan berbeda. Banyak yang menyebutkan bahwa ada kesamaan seks non-biner dengan transgender. Sebab, non-binner dianggap sebagai subset dari orang-orang transgender.
Orang non biner sering memiliki preferensi yang khusus dalam kaitan seks. Hal ini memungkinkan orang non-biner memiliki anatomi dan preferensi yang berbeda dengan orang lain yang tidak seperti mereka. Sehingga saat melakukan hubungan seks, perlu adanya pemahaman mengenai kata ganti yang disukai oleh orang non-biner, bagian tubuh yang tidak diperbolehkan disentuh atau mengenai prefensi atas kata-kata yang digunakan untuk kelaminnya, hingga tindakan dalam melakukan seks.
Orang transgender dan non biner juga mungkin mengalami disforia atau biasa disebut dengan kondisi khusus tubuh lainnya yang jarang terjadi pada orang cisgender. Beberapa orang mungkin tidak dapat mengonseptualisasikan identitas gender mereka dalam istilah biner. Namun, memiliki perasaan yang kuat mengenai jenis kelamin mereka tanpa pengenalan sebagai pria atau wanita.