Ladiestory.id - Pasangan artis Vidi Aldiano dan Sheila Dara Aisha akhirnya membawa hubungan asmaranya dalam mahligai pernikahan. Keduanya melangsungkan pernikahan pada 15 Januari 2022 dengan bertempat di salah satu hotel di kawasan Jakarta Selatan.
Keduanya memang diketahui sudah menjalin asmara selama enam tahun. Sehingga tak heran jika kabar pernikahan keduanya menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh penggemar maupun orang-orang terdekatnya.
Vidi Aldiano dan Sheila Dara memutuskan untuk menikah dengan menggunakan adat Sunda. Pada hari pernikahannya, keduanya tampil dengan sangat serasi dan membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona.
Tata Cara Pernikahan Adat Sunda
Acara pernikahan Vidi Aldiano dan Sheila Dara pada 15 Januari 2022 disiarkan secara live di akun YouTube Channel Vidi Aldiano. Vidi dan Sheila dikabarkan hanya mengundang orang-orang terdekatnya saja seperti keluarga, kerabat, dan sahabat. Prosesi pernikahan keduanya mengusung adat Sunda yang menjadi representasi dari daerah orang tua masing-masing.
Pernikahan dengan menggunakan adat Sunda tentunya sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Pernikahan adat Sunda disebut menjadi salah satu yang unik dan cukup digemari oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Hal ini lantaran tata cara atau rangkaian prosesinya dianggap membawa pesan bahagia dan keabadian.
Untuk tata cara atau urutan pernikahan adat Sunda bisa disimak yang berikut ini ya, Ladies!
1. Prosesi Narosan
Pernikahan adat Sunda dimulai dengan prosesi narosan. Naros sendiri memiliki arti bertanya. Prosesi ini lebih mirip dengan tradisi lamaran yang dilakukan untuk membicarakan pernikahan yang akan dilaksanakan, mulai dari kapan waktunya, bagaimana acara akad nikahnya, dll.
Dalam tradisi narosan juga membahas mengenai biaya yang diperlukan, termasuk juga membahas acara lamaran yang sedang dilangsungkan. Yang menarik dari prosesi ini adalah saat melamar mojang (gadis) yang diinginkan, pihak keluarga dari calon mempelai pria wajib datang ke kediaman keluarga mempelai wanita dengan membawa lemareun (seperti daun sirih, kapur sirih atau apu). Selain itu juga harus membawa seperangkat busana bagi calon mempelai wanita.
2. Prosesi Ngebakan
Prosesi ini dimaksudkan untuk menyucikan diri agar di beri keberkahan, serta dilancarkan urusannya menjelang hari pernikahan tiba. Proses ngebakan dilakukan setelah terjadi kesepakatan di proses sebelumnya (narosan). Kedua calon pengantin melakukan prosesi ngebakan ini di kediaman masing-masing.
Untuk tata caranya adalah dengan melakukan siraman pada calon pengantin secara simbolis oleh keluarga dan dilanjutkan dengan merias diri.
3. Ngeyeuk Sereuh
Ngeyeuk sereuh merupakan prosesi yang dimaksudkan untuk memohon doa restu kepada kedua orang tua. Dalam prosesi ini orang tua memberikan nasihat kepada anaknya, sembari menyawer beras dan sapu lidi sebagai simbolisasinya.
Prosesi ini biasanya dilakukan satu hari sebelum acara pernikahan. Kedua mempelai akan meminta doa restu kepada orang tua masing-masing. Saat prosesi ini berlangsung akan diiringi dengan lagu kidung Sunda oleh Pengeuyeuk.
4. Menyawer Uang
Prosesi yang satu ini memiliki makna kemakmuran setelah berumah tangga. Prosesi menyawer uang ini disimbolisasi dengan menebar uang receh dan beras yang sudah diberi kunyit, serta air yang sebelumnya sudah dibacakan doa oleh sesepuh adat. Saat proses ini berlangsung biasanya akan diiringi dengan lantunan kidung Sunda yang berisi nasihat sebagai bekal menjalani biduk rumah tangga.
5. Meleum Harupat
Prosesi ini melambangkan kerja sama antaran kedua mempelai dalam meredam konfik saat sudah berumah tangga. Prosesinya disimbolisasi dengan menyalakan dan mematahkan lilin.
Prosesi ini diawali dengan mempelai pria yang memegang harupat (wadah lilin yang terbuat dari kuningan). Nantinya mempelai wanita bertugas membakar lilin hingga menyala dan dilanjutkan dengan memadamkannya. Selanjutnya mempelai pria akan mematahkan lilin tersebut, lalu membuangnya.
6. Nincak Endog
Prosesi nincak endog memiliki makan tanggung jawab seorang suami dan bakti sang istri. Dalam prosesi ini mempelai pria akan menginjak telur, selanjutnya mempelai wanita akan membersihkan kakinya sebagai ungkapan rasa baktinya.
7. Ngaleupas Japati
Dalam prosesi ini kedua orang dari perwakilan orang tua akan melepaskan sepasang burung merpati. Prosesi ngaleupas japati memiliki makna melepaskan tanggung jawab orang tua kepada anaknya lantaran kedua mempelai pengantin sudah menyatu dan bisa hidup mandiri dalam ikatan pernikahan.
8. Muka Panto
Prosesi yang satu ini terbilang cukup unik. Nantinya dalam prosesi muka panto akan ada yang membacakan pantun tradisional (macapat) yang diwakili oleh masing-masing juru baca.
Dalam pelaksanaannya, mempelai pria akan mengetuk pintu sebanyak tiga kali dari luar, sedangkan mempelai wanita juga melakukan hal yang sama namun dari dalam rumah. Makna dari prosesi ini adalah untuk saling meyakinkan dan mengasihi satu sama lain.
9. Huang Lingkup
Prosesi ini sebagai lambang dari kasih sayang orang tua kepada anak maupun menantunya. Prosesi ini disimbolisasi dengan kedua orang tua yang menyuapi kedua mempelai.
10. Parebut Bakakak
Untuk prosesi yang terakhir ini mungkin sudah cukup familiar. Pada prosesi parebut bakakak, kedua mempelai pengantin akan saling memperebutkan ayam bakar utuh.
Jika salah satu mempelai menadapatkan bagian ayam yang lebih besar, maka nantinya dia harus membaginya dengan pasangan dengan menggigitnya bersama-sama. Makna dari prosesi ini lebih kepada saling berbagai, menahan ego sendiri, serta saling bercanda antara pasangan. Sehingga pernikahan akan selalu diberikan keberkahan saat suka maupun duka.