Ladiestory.id - Beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa masa depan tidak dapat diprediksi. Organisasi beradaptasi dengan lingkungan pasca pandemi yang terus berkembang sembari menyeimbangkan dampak dari tren makroekonomi yang disebabkan pandemi, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan inflasi.
Koneksi antara manusia, perangkat, dan data terus berkembang, dengan miliaran titik kontak yang dapat dibagikan, dan dapat diakses secara berlipat ganda dalam dunia kerja hybrid dan dunia dengan hybrid-cloud.
Pada 2023, bisnis tidak hanya harus memenuhi ekspektasi karyawan dan pemangku kepentingan yang terus berkembang, tetapi juga memastikan bahwa mereka tetap relevan di era digital dan hybrid yang terus berkembang.
Untuk mendukung bisnis di dalam negeri terkait perjalanan digitalnya, pemerintah Indonesia telah mempercepat pengembangan infrastruktur digital nasional.
Inisiatif tersebut dilakukan dengan pengalokasian dana sebesar Rp25 Triliun untuk membangun berbagai program pengembangan infrastruktur Teknologi Informasi dan komunikasi yang akan memberikan akses yang merata ke internet, mendorong transformasi digital di sektor ekonomi, dan pemerintahan bersama tujuan lainnya.
"Membangun fondasi digital yang kuat sangat penting di era digital saat ini. Seiring dengan semakin terdistribusinya organisasi dan pengguna, kebutuhan akan akses ke aplikasi di mana saja dan kapan saja membutuhkan transformasi jaringan untuk menghadirkan konektivitas tanpa gangguan dengan tetap menjaga keamanan,” ujar Marina Kacaribu, Managing Director, Cisco Indonesia
Dua pertiga responden di Indonesia percaya bahwa ketika masalah terkait konektivitas sering terjadi, hal tersebut dapat menghambat karier para pekerja jarak jauh. Di sisi lain, 28 persen menyatakan bahwa perusahaan mereka masih membutuhkan infrastruktur jaringan yang tepat.
Perusahaan perlu memodernisasi infrastruktur Teknologi Informasi mereka dengan teknologi SD-WAN untuk menghubungkan pengguna, perangkat, dan Internet of Things (IoT) ke sistem, aplikasi, dan data secara aman dengan manajemen terpadu yang disertai administrasi kebijakan keamanan.
Pergeseran ke era yang semakin terdigitalisasi akan menuntut perubahan pada ruang fisik seperti kantor dan fasilitas kesehatan, di mana ruang-ruang tersebut perlu ditata kembali agar inklusif bagi lingkungan kerja yang hybrid.
Dalam sebuah studi terbaru dari PWC, diproyeksikan bahwa bisnis dan layanan yang digerakkan oleh 5G dapat memberikan kontribusi sekitar Rp 2,8 Kuadriliun kepada perekonomian pada 2030.
Sebagai sebuah game changer dalam hal konektivitas, kombinasi Wi-Fi 6 dan 5G akan merevolusi cloud baru, edge, dan Internet of Things (IoT), serta membuka masa depan konektivitas yang baru bagi hampir semua industri, dengan menyediakan bandwidth tiga kali lipat lebih besar dan lima kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan Wi-Fi 5.
Selain teknologi, tujuan perusahaan, terutama terhadap dampak sosial dan lingkungan, akan menjadi pusat perhatian di tahun mendatang. Menurut sebuah penelitian oleh Harvard Business Review, lebih dari 50 persen perusahaan yang berjalan didampingi dengan tujuan yang kuat dilaporkan mengalami pertumbuhan bisnis 10 persen lebih besar dibandingkan dengan 42 persen perusahaan yang tidak memiliki tujuan yang kuat.
Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian tersebut, tujuan perusahaan yang kuat akan menjadi kunci untuk menarik dan mempertahankan talenta karyawan, di mana mereka mencari rasa kebersamaan di dunia kerja hybrid.
Ketika semua pemangku kepentingan seperti karyawan, pelanggan, dan investor mendukung perusahaan agar dapat berdiri dan bertindak untuk sesuatu yang lebih besar dari sekedar produk dan layanannya, hal tersebut akan berdampak baik untuk bisnis.