Ladiestory.id - Setiap orang tua yang ada di dunia ini pasti memiliki harapan agar anak-anaknya bisa tumbuh dalam kebahagian. Tidak hanya Indonesia, Jepang juga memiliki beberapa tradisi unik dan menarik untuk merayakan setiap pertumbuhan anak.
Masyarakat Jepang meyakini setiap orang tua yang merayakan tradisi tersebut, akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi anak-anak mereka. Lalu, tradisi apa saja yang masih berlangsung hingga saat ini di negara Jepang? Simak secara lengkap ulasan berikut ini.
Oshichiya
Seorang anak yang terlahir di negara Jepang, baru akan memiliki nama setelah berusia tujuh hari. Biasanya, sang Ayah akan menuliskan nama anak tersebut lengkap dengan tanggal lahirnya menggunakan kaligrafi asli Jepang, pada sebuah kertas putih.
Selanjutnya, kertas tersebut akan ditempel pada dinding, dan diumumkan secara resmi pada seluruh anggota keluarga besar. Kemudian, para anggota keluarga akan mengadakan acara makan malam bersama. Tradisi pemberian nama anak pada masyarakat Jepang ini disebut Oshichiya.
Omiyamairi
Setelah memiliki sebuah nama dan anak berusia satu bulan, maka pihak keluarga akan membawa sang anak mengunjungi kuil. Orang tua akan menunjukkan wajah anak mereka untuk pertama kalinya di hadapan dewa. Anak tersebut akan dihias menggunakan pakaian formal yang diperoleh dari pihak keluarga ibu.
Saat mengunjungi kuil, sang anak juga akan digendong oleh keluarga dari pihak ibu. Selanjutnya, saat di kuil, anak akan didoakan agar mendapatkan kebahagian, kesehatan, serta kesuksesan di dalam hidupnya. Kunjungan anak ke kuil pertama kalinya disebut dengan omiyamairi.
Okuizome
Saat anak berusia 120 hari atau sekitar empat bulan, maka akan diadakan tradisi okuizome atau pertama kali anak menyantap makanan. Para orang tua akan menyediakan secara lengkap peralatan makan berwarna merah untuk anak laki-laki. Sedangkan untuk anak perempuan akan disediakan peralatan makan berwarna hitam.
Peralatan makan tersebut nantinya akan digunakan setiap hari untuk keperluan makan sang anak. Saat tradisi atau upacara tersebut berlangsung, orang tua akan memberikan makan kepada sang anak secara bergantian sambil membacakan doa agar anak bisa sukses dan bahagia sepanjang hidupnya.
Hatsu Zekku
Hatsu Zekku dibedakan menjadi dua, yaitu untuk anak perempuan dan anak laki-laki. Bagi anak perempuan di Jepang, pada 3 Maret pertama dalam hidupnya merupakan hari yang sangat spesial bagi seluruh anggota keluarganya.
Biasanya, para orang tua akan menghiasi rumah mereka dengan berbagai dekorasi khas Jepang serta menghias boneka hina. Mereka juga akan mengadakan makan malam dengan aneka hidangan sushi serta sake manis. Hal ini merupakan ungkapan rasa syukur karena memiliki anak perempuan. Tradisi tersebut sudah ada sejak abad ke-8 dan masih berlangsung hingga saat ini.
Berbeda dengan anak perempuan, hatsu zekku akan dirayakan pada 5 Mei pertama dalam hidup anak laki-laki. Orang tua akan menghias rumah dengan berbagai boneka samurai serta baju zirah. Selain itu, di bagian luar rumah akan dipasangkan koinobori yang menandakan bahwa ada anak laki-laki di keluarga tersebut.
Ulang Tahun Pertama
Hampir sama seperti ulang tahun pada umumnya yang identik dengan kue, lilin, dan pesta. Menariknya, tradisi ulang tahun pertama untuk anak-anak di Jepang yaitu mereka akan dibiarkan berjalan membawa mochi dengan berat 1,8 kg.
Anak tersebut tidak harus bisa berjalan dengan membawa mochi, namun anak wajib mencobanya meski gagal. Tradisi ini bertujuan agar sang Anak bisa menjadi sosok yang kuat di dalam kehidupan.
Itulah lima tradisi unik dan menarik bagi anak-anak yang terlahir di negara Jepang. Setiap tradisi yang dijalankan tentu memiliki arti atau makna yang baik bagi kehidupan.