Tya Ariestya membagikan sejumlah foto pemotretan dirinya dalam akun Instagram miliknya. Dalam foto-foto itu, Tya tampil cantik dan menawan. Penampilan Tya berhasil mencuri perhatian lantaran ia tampak langsing dari biasanya. Tak heran, banyak netizen yang pangling melihatnya.
Rupanya, artis cantik itu sukses menurunkan berat badan sebanyak 22 kilogram dari 74 kilogram dalam waktu sekitar empat bulan. Berkat bobot tubuhnya yang menurun, kini ia bisa mengenakan kembali pakaiannya sebelum hamil.
Keberhasilan tersebut membuat banyak warganet penasaran dengan metode penurunan berat badan yang dijalani ibu dua anak ini. Lewat unggahan di akun media sosial miliknya, Tya membagikan tips dan metode penurunan berat badan yang dilakukannya.
Tya diketahui menjalani program penurunan berat badan ini berdasarkan petunjuk dan pengawasan dokter gizi. Tya Ariestya mengatakan setidaknya ada tiga hal utama yang dilakukannya untuk menurunkan berat badan.
Pertama, latihan fisik. Ibu dua anak ini rutin melakukan latihan fisik selama menjalani program diet. Latihan yang dilakukannya sangat sederhana, yakni berjalan kaki. Tya mengaku rutin berjalan kaki setiap hari selama 45 menit.
Selama berjalan kaki, Tya tidak boleh berhenti, keringatan, dan capek. Jalan kaki ini harus betul-betul dilakukan secara rileks serta santai. Menurut Tya, jalan kaki ini bertujuan membangkitkan sel-sel dalam tubuh agar bekerja lebih baik sehingga metabolisme tubuh terjaga.
Istri dari Irfan Ratinggang itu tidak mengatakan bahwa dokter yang memantau program dietnya tidak menyarakan untuk berolahraga. Sebab, dengan berolahraga, massa otot menjadi bertambah yang akhirnya ikut membuat berat badan naik. Akibatnya, penurunan berat badan menjadi lambat serta tidak banyak.
Kedua, pola makan sehat. Selama program penurunan berat badan, Tya betul-betul menjaga serta menerapkan pola makan sehat dengan menghindari empat makanan yang mengandung tepung, minyak, gula, dan santan.
Jadi, selama diet, ia boleh mengonsumsi makanan apa pun, kecuali yang mengandung empat bahan tersebut. Ia masih mengonsumsi nasi, daging-dagingan seperti ayam dan sapi, ikan laut, putih telur, buah, dan sebagainya. Hanya saja, porsi atau jumlah kalorinya dibatasi.
"Awal-awal diet, aku masak masih pake minyak, tapi minyaknya itu hanya satu sendok teh atau dua semprotan minyak goreng. Ke sini, sudah enggak pake sama sekali," ucap perempuan 34 tahun itu.
Tya mengatakan selama menjalani diet ini, ia tidak merasa kesulitan. Alasannya, selain niat, pola makan ini tidak membatasi untuk mengonsumsi makanan apa pun dan memasak memakai bumbu apa saja, kecuali terasi.
Misalnya, ia masih bisa mengonsumsi kopi dan minum es yang menjadi kesukaannya. Namun, kopi itu tanpa gula, krimer, dan susu. Begitu pun minum es tanpa memakai gula atau pemanis apa pun. "Yang enggak boleh itu gula karena bisa bikin gemuk," katanya.
Terakhir, displin waktu makan. Banyak orang yang tengah menurunkan berat badan kurang memperhatikan waktu makan mereka seperti melewatkan waktu makan atau telat makan. Akibatnya, makan menjadi berlebih setelahnya, yang ujung-ujunganya membuat berat badan sulit turun, bahkan malah naik.
Dalam displin waktu makan ini, Tya menjelaskan, membagi waktu makannya menjadi lima kali. Pertama, pukul 09.00 sarapan, pukul 12.00 makan siang, pukul 15.30 camilan sore, pukul 19.00 makan malam, juga kelima pukul 21.00 camilan malam.
Semua waktu makan ini diterapkan Tya secara displin dan tidak boleh telat. "Kompensasinya telat makannya cuma lima menit. Lima menit sebelum dan lima menit sesudah makan. Bila telat, akan menghambat penurunan berat badan empat hari ke depan," ujarnya.