1. Lifestyle
  2. Tinggal Hitungan Hari, Yuk Simak Tradisi Unik Sambut Ramadan di Indonesia
Lifestyle

Tinggal Hitungan Hari, Yuk Simak Tradisi Unik Sambut Ramadan di Indonesia

Tinggal Hitungan Hari, Yuk Simak Tradisi Unik Sambut Ramadan di Indonesia

Tradisi Unik di Indonesia Sambut Ramadan. (Spesial)

Ladiestory.id - Ramadan menjadi bulan yang ditunggu-tunggu dan disambut dengan sukacita oleh segenap umat muslim. Dalam menyambut bulan mulia ini, sejumlah masyarakat khususnya di Indonesia memiliki tradisi dan keunikannya masing-masing.

Dari Sabang sampai Merauke, Ramadan kerap disambut dengan sejumlah kegiatan yang memiliki makna mendalam berinti pada hal-hal yang berkaitan dengan mensucikan diri, saling memaafkan dan menjaga silaturahmi.

Dalam rangka menyambut Ramadan 2022 yang akan datang dalam hitungan hari, berikut Ladiestory.id telah merangkum 5 tradisi unik yang kerap dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia untuk Ladies.

Meugang - Aceh

Tradisi Meugang Sambut Ramadan. (diskominfo.bandaacehkota.go.id)

Berawal dari daerah paling barat di Indonesia, di Aceh masyarakat kerap melakukan tradisi menyembelih kambing atau sapi yang biasa disebut Meugang. Tradisi ini ternyata tak hanya dilaksanakan menyambut Ramadan, tradisi Meugang di desa biasanya berlangsung satu hari sebelum bulan Ramadan dan telah dimulai sejak masa kerajaan Aceh.

Daging kambing atau sapi yang telah disembelih, nantinya akan dimasak di rumah dan setelahnya dibawa ke masjid untuk dimakan bersama keluarga, kerabat hingga tetangga terutama para yatim piatu atau pun orang yang tak mampu.

Dari tradisi ini, masyarakat Aceh percaya bahwa nafkah yang dicari selama 11 bulan wajib disyukuri melalui tradisi Meugang.

Malamang - Sumatera Barat

Tradisi Malamang Sambut Ramadan. (Spesial)

Berpindah sedikit ke daerah Sumatera Barat, dalam menyambut Ramadan masyarakat Sumatera Barat kerap melaksanakan tradisi yang disebut Malamang. Tradisi ini merupakan kegiatan memasak makanan khas daerah tersebut yaitu lemang, yang terbuat dari beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu. 

Dalam proses pembuatan lemang, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, dimulai dari mencari bambu sebagai tempat adonan lemang, mencari kayu bakar untuk memanggang lemang, hingga mempersiapkan bahan pembuatan lemang. Proses tersebut membuat tradisi malamang ini harus dikerjakan oleh banyak orang.

Melalui tradisi ini, masyarakat menggunakannya sebagai sarana berkumpul dan mempererat tali silaturahmi sebelum menyambut datangnya bulan Ramadan.

Padusan - Jawa 

Tradisi Padusan Sambut Ramadan. (dimassuyatno.com)

Selain di pulau Sumatera, dalam menyambut bulan suci Ramadan masyarakat di pulau Jawa pun memiliki tradisi yang berbeda yang biasa disebut tradisi Padusan. 

Padusan berasal dari kata adus dalam bahasa Jawa yang berarti mandi. Kegiatan mandi ini disertai dengan niat membersihkan atau menyucikan diri sebelum datangnya bulan Ramadan. Biasanya, Padusan dilakukan di tempat-tempat tertentu seperti pantai, sungai ataupun kolam mata air.

Saat melakukan tradisi Padusan, masyarakat akan mulai meramaikan tempat-tempat pemandian dalam rangka menyucikan diri sebelum datangnya bulan Ramadan.

Nyorog - Betawi

Tradisi Unik di Indonesia Sambut Ramadan. (Spesial)

Di masyarakat Betawi, tradisi menyambut Ramadan biasanya disebut dengan Nyorog. Tradisi ini dilakukan dengan membagikan bingkisan berisi bahan pokok makanan, ikan bandeng dan daging kerbau kepada sanak keluarga.

Selain bahan pokok, isi bingkisan pun biasanya diisi dengan makanan khas Betawi seperti sayur gabus pucung. Melalui tradisi Nyorog, masyarakat kembali bisa mengingat bahwa di bulan Ramadan merupakan ajang untuk kembali mempererat tali silaturahmi.

Bakar Batu - Papua

Tradisi Unik di Indonesia Sambut Ramadan. (Spesial)

Berpindah ke daerah paling Timur, di Papua masyarakat kerap menyambut Ramadan dengan melakukan tradisi bakar batu. Kegiatan yang dilakukan tradisi ini dilakukan adalah membakar batu hingga panas lalu bahan makanan seperti daging ayam, sapi, dan juga umbi-umbian kembali ditumpuk dengan batu hingga matang.

Melalui tradisi ini, masyarakat kembali mengingat kegiatan silaturahmi dan saling memaafkan menjelang datangnya bulan yang suci. 

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel