Ladiestory.id - Gempa bumi Jakarta membuat warga Jabodetabek ini heboh. Sebab guncangan sebesar 6,7 Skala Richer ini terjadi hari ini, Jumat (14/1/2022) pukul 16.05 WIB. Gempa Jakarta ini dirasa selama beberapa menit.
Gempa bumi ini bersumber dari 52 kilometer barat daya Sumur, Banten, dengan kedalaman 10 kilometer. Namun pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan kalau gempa Jakarta kali ini tidak berpotensi tsunami.
Beberapa warga Jakarta dan sekitarnya pun turut membagikan apa yang mereka rasakan lewat video yang diunggah di media sosial. Terlihat beberapa orang panik berbondong-bondong keluar gedung.
Lantas, apa sih tindakan yang harus dilakukan ketika gempa bumi terjadi?
1. Jangan Panik dan Tetap Tenang
Hal yang paling pertama dan utama ketika terjadi gempa bumi adalah tetap tenang dan jangan panik. Sebab ketika kita bisa merasa tenang dan tidak panik, kita akan akan bisa berpikir jernih.
Selanjutnya kita bisa mengerti apa yang harus dilakukan. Terlebih rasa tenang dan tidak panik dapat memengaruhi orang-orang di sekitar kita seperti keluarga.
Kalau pun sedang berada di tengah keramaian, setidaknya tetap berusaha bersikap tenang. Sebab kepanikan bisa turut mengundang rasa panik orang-orang di sekililing kita.
2. Segera Keluar Gedung
Jika gempa bumi terjadi, segeralah keluar dari gedung atau rumah. Namun jangan menggunakan lift, sebab gempa bumi bisa membuat kita justru terjebak di dalamnya.
Jika berada di lantai atas, pilihlah tangga darurat untuk keluar dari gedung. Namun ada dua hal yang perlu diperhatikan jika menggunakan tangga darurat.
Yang pertama berpegang pada sisi tangga dan kedua janganlah berlari. Tentu saja, jika kita lari saat menuruni tangga terutama keadaan gempa, akan sangat beresiko untuk jatuh.
Kalau pun kita sedang berada di dalam lift, segera pencet semua tombol lantai. Begitu pintu terbuka, cepatlah cari tempat untuk berlindung.
Namun kalau pintu lift tidak kunjung terbuka, tekanlah tombol darurat. Jangan lupa untuk hubungi petugas gedung lewat interphone yang tersedia.
3. Drop, Cover, dan Hold on
Jika tidak memungkinkan untuk keluar rumah, maka terapkanlah prinsip drop, cover, dan hold on. Apa itu?
Sesuai artinya, jatuhkan diri ke tanah, tutupi diri dengan berlindung di bawah meja yang kuat atau perabot kuat lainnya. Bertahanlah hingga guncangan berhenti, barulah bisa keluar rumah atau gedung.
Jika sudah menemukan meja, tutupi wajah dan kepala dengan tangan. Sebaliknya, jauhi pintu, dinding luar, kaca, jendela, lampu, apapun perabotan yang bisa jatuh.
4. Hal yang Harus Dilakukan Saat Berada di Outdoor
Jangan mengira berada di luar gedung maka merasa aman, ya. Jika memang kita sedang berada di luar gedung jika terjadi gempa bumi, maka kita harus mencari area terbuka.
Sebaliknya, hindari berlindung di pohon, dekat gedung, ataupun tiang listrik. Lebih baik cari, lapangan, padang rumput, ataupun tanah kosong.
5. Berhenti Jika Sedang Berkendara
Lalu bagaimana jika sedang berkendara dan terjadi gempa bumi? Segera berhenti dan menepi. Namun sebaiknya menghindari jembatan, jalan layang, terowongan, pohon, rambu besar, papan reklame, atau apa saja yang bisa roboh.
Kalau berkendara dengan sepeda motor, hendaknya cari tempat terbuka. Namun jika berkendara dengan mobil, justru tetap berlindung di dalam mobil. Kita bisa melanjutkan perlajanan ketika gempa selesai.
Hal lain yang harus diperhatikan, ketika guncangan sudah berhenti, sebaiknya menghitung 1-60. Hal ini dilakukan bukan semata-mata gabut, tapi mengantisipasi jika ada gempa susulan.
Jika hitungan sudah sampai 60, periksa diri sendiri apakah ada yang cedera atau tidak. Kalau pun terjadi luka segeralah periksa ke rumah sakit untuk memastikan luka tersebut.