Ladiestory.id - Sebagai negara yang dikelilingi deretan lempeng terbesar di dunia, Indonesia kerap mengalami peristiwa alam yang menegangkan. Bencana akibat pergeseran lempeng, seperti gempa bumi dan tsunami seakan menjadi ‘makanan’ di Tanah Air.
Bila Kamu tak lupa, Ladies, 17 tahun silam, tepatnya pada 26 Desember 2004, Indonesia dirundung duka mendalam akibat tsunami yang terjadi di Aceh. Gelombang setinggi 30 meter tersebut menewaskan lebih dari 220 ribu jiwa dan melumpuhkan Banda Aceh seketika.
Dipicu Gempa Dangkal Berkekuatan 9.3 SR
Sebelum bencana dahsyat tersebut terjadi, Aceh dan sekitarnya sempat diguncang gempa berkekuatan 9.3 Skala Richter yang terjadi di dasar Samudera Hindia. Gempa tersebut diklaim menjadi yang terbesar ke-5 sepanjang sejarah.
Gempa ini disebut sebagai gempa bumi megathrust. Lempeng Hindia terdorong ke bawah oleh lempeng Burma. Hal tersebut memicu terbentuknya gelombang air laut mematikan di sepanjang pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Gempa tersebut terjadi pada hari Minggu pukul 07.59 WIB. Tak berselang lama gelombang tinggi pun terjadi. Para ahli mengatakan bahwa kecepatan gelombang air laut tersebut adalah 360 km/jam, atau mencapai 100 meter per detik.
Menyeret Kapal PLTD Apung
Gelombang maha dahsyat ini tak hanya menghanyutkan manusia, hewan, maupun bangunan yang dilewatinya, namun turut menyeret Kapal PLTD Apung sejauh lima kilometer dari tempat berlabuh ke daratan. Yang perlu Kamu ketahui Ladies, kapal tersebut memiliki massa sebesar 2.600 ton.
Saat itu kapal tersebut tengah berada di Pantai Ulee Lhee, Aceh. Ketika gelombang setinggi 30 meter tersebut menghantam pesisir Aceh, kapal terdampar ke perkampungan Gampong Punge, Blang Cut, kota Banda Aceh.
Bisa Kamu bayangkan sekuat apa tsunami itu, bukan?
Sebabkan Planet Bumi Bergetar
Saking dahsyatnya, gempa ini disebut menyebabkan seluruh permukaan Bumi bergetar 0.4 inci atau setara 1 sentimeter.
Terekam oleh Seismometer broadband global, tanah di Sri Lanka bergerak naik-turun lebih dari sembilan sentimeter, padahal negara ini berjarak seribu mil dari pusat gempa.
Dikutip dari berbagai sumber, profesor geosains dari Penn State University menyatakan bahwa gempa ini cukup besar menggetarkan seluruh planet.
“Secara global, gempa ini cukup besar untuk menggetarkan seluruh planet hingga setengah inci, atau satu sentimeter. Di mana pun kami memiliki instrumen, kami dapat melihat gerakan,” ungkapnya.
Dinyatakan sebagai Bencana Kemanusiaan Terbesar
Tepat sehari setelah peristiwa memilukan tersebut, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menyatakan bahwa tsunami di Aceh merupakan bencana kemanusiaan terbesar. Setelah itu berbagai bantuan internasional pun berdatangan.
Kapal induk milik Amerika Serikat hingga pesawat militer dari Jerman didatangkan ke lokasi untuk membantu Indonesia atas bencana ini. Proses pencarian korban dilakukan beberapa hari dan terus digencarkan.
Menelan Korban Lebih Dari 200 Jiwa
Pada 4 Januari 2005, PBB menyatakan bahwa jumlah korban akibat bencana kemanusiaan terbesar ini mencapai taksiran lebih dari 200 ribu jiwa. Jumlah korban tersebut bukan hanya berasal dari Tanah Air, melainkan negara-negara yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia pun turut jadi korban.
Total yang terdampak akibat bencana besar ini berjumlah 15 negara dengan Indonesia menjadi yang paling parah. Kelima belas negara tersebut antara lain Indonesia, India, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Malaysia, Maladewa, Tanzania, Banglades Selatan, Seychelles, Kenya, Yaman, dan Madagaskar.
Selain itu, setidaknya sekitar 500 ribu orang kehilangan tempat tinggal akibat peristiwa pilu itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat itu menetapkan masa berkabung selama tiga hari.