Ladiestory.id - Air muka anak-anak mengenakan bucket hat hijau bertepi kuning berkaus garis tumpuk merah-putih itu tampak semringah begitu menapak kaki di hutan area berkemah Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Meski terpisah dari orang tua selama dua hari (28-29/10), 40 peserta terpilih Taro Rangers Camp 2024 berusia 8-12 tahun itu justru kerasan bahkan terlihat bersemangat ingin bertualang di alam dengan udara dingin kawasan Puncak. Mereka akan bahu-membahu dengan teman baru memburu harta karun empat elemen, meliputi air, api, udara, dan tanah.
"Aku ingin ikut Taro Rangers Camp karena ingin bertualang mencari harta karun empat elemen alam," kata Dia Mutiara salah satu peserta berusia 11 Tahun penggemar K-POP dance.
Mutiara dan kawan-kawannya berhasil terpilih mengikuti program Taro Rangers Camp usungan PT FKS Food Sejahtera setelah mengungguli 400 calon peserta lainnya di fase seleksi pada bulan Juli lalu.
Antusiasme Mutiara juga anak-anak lainnya untuk ikut program itu merupakan bentuk kerinduan sekaligus tantangan bagi generasi 'digital native' agar tak canggung berkumpul secara tatap muka, bermain dengan teman baru, bertualang mengarungi tantangan, dan menyelaraskan diri dengan alam.
Menjeda Dunia Maya
Ke-40 peserta itu pernah mengalami masa sulit pandemi saat dirinya terbatas hanya belajar dan berkegiatan dari rumah serta sebagian besar waktunya dihabiskan di ponsel pintar.
Selain untuk belajar daring, hasil survei KPAI terhadap 25.641 responden anak di masa pagebluk, membeber sebanyak 52% anak memilih mengakses Youtube, 50% mencari informasi di internet, 42% bersosial media, dan 55% bermain gim. Artinya, kesehariannya diasuh warganet di dunia maya.
"Perasaan paling sering anak rasakan selama menjalani situasi Pandemi COVID-19, adalah bosan sebanyak 63%," tulis laporan KPAI bertajuk Pemenuhan Hak dan Pelindungan Anak pada Masa Pandemi COVID-19.
Koneksi anak dengan ponsel pintar menjadi tak terelakkan di era digital. Kelekatan itu tentu punya efek samping. Temuan McKinsey Health Institute pada 2022 menunjukkan tak kurang 31% Gen Z pengguna media sosial lebih dari dua jam sehari merasakan efek negatif pada kesehatan mentalnya.
Anak memang perlu menjeda kegiatannya di dunia maya untuk beralih terhubung dengan manusia dan alamnya raya seisinya secara luring.
Keberanian Bertualang
Kerinduan anak untuk bermain di alam tuntas terbayar di petualangan ruang terbuka edukatif berbasis experiential learning dan character building di Taro Rangers Camp 2024.
Taro, menurut VP Head of Marketing FKS Food Riza Arief Rahman, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keluarga Indonesia sejak 1984, dari pengalaman mencamil camilan enak sekaligus menjadi inspirasi ajarkan nilai positif.
"Kami percaya bahwa masa depan anak-anak terletak pada kesempatan mereka mengeksplorasi, berimajinasi, dan belajar dari pengalaman langsung," kata Riza Arief Rahman.
Taro Rangers Camp menjadi wujud nyata komitmen PT FKS Food Sejahtera untuk tak hanya menyediakan camilan lezat, tetapi juga mendukung perkembangan nilai-nilai budi pekerti dan keberanian anak-anak melalui petualangan.
Program itu memang dirancang dengan menggabungkan elemen petualangan dan pembelajaran ilmu serta budi pekerti mendalam melibatkan para peserta anak, positive discipline coach, serta psikolog.
"Kehadiran psikolog menjadi lebih istimewa karena mampu mengasah emosi mereka dalam berekspresi. Kami berharap akan lebih banyak anak Indonesia dapat menikmati petualangan edukatif nan tak hanya menyenangkan tetapi juga bermanfaat untuk masa depan mereka,” tandas Riza.
Memahami Keseimbangan Alam
Taro Rangers Camp merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Aksi Tangguh Taro Rangers. Para peserta akan mengikuti serangakaian kegiatan outdoor-based training dengan misi mencari harta karun representasi dari empat elemen alam, antara lain air, api, udara, dan tanah.
Dengan mengenal keempat elemen alam itu diharapkan para peserta anak dapat memahami betapa pentingnya menjaga keseimbangan alam untuk masa depan lebih baik.
Para peserta akan bertualang merintangi tantangan berupa permainan pembentuk karakter dengan kekhasan empat elemen alam untuk beroleh harta karun.
"Taro ingin berkontribusi pada pembangunan karakter dan budi pekerti anak Indonesia melalui cerita dan kegiatan petualangan Taro," papar Riza.
Di elemen tanah, peserta anak harus menjajaki gundukan tanah untuk menemukan kunci tersembunyi lalu menyelesaikan memory game menggunakan Ipad di pos tanah.
Selanjutnya, permainan semakin menantang di elemen api. Mereka harus bahu-membahu memindahkan fireball melalui pipa kemudian membuat erupsi gunung Merapi di pos api. Sesudah api, saatnya basah-basahan. Di elemen air, para peserta harus merendam diri sambil menelusri aliran air untuk menemukan petunjuk di curug pos air.
Bukan pakaian basah tantangan terbesar berikutnya. Tetapi berani menghadapi ketinggian.
Di tantangan terakhir pos udara, Taro Rangers harus beradu kecepatan memecahkan kode lalu bereksperimen membuat balon roket untuk selanjutnya berseluncur dari flying fox setinggi 75 meter. Begitu tantangan tuntas, harta karun berhasil diraih!
Membentuk Karakter Diri
Tak hanya menuntaskan permainan empat elemen alam saja. Taro Rangers juga dengan leluasa mengekspresikan diri dan berani mengemukakan pendapat lewat kegiatan journaling.
Mereka akan mencatat, merefleksi diri dari tantangan selama di camp, serta mengekspresikan nilai-nilai budi pekerti dari hasil journaling nan selama prosesnya didampingi positive discipline coach.
Journaling, seturut laporan National Literacy Trust Research Agustus 2022, mengungkapkan membantu 7 dari 10 (69,2%) anak-anak dan remaja menjadi kreatif, dengan 2 dari 3 (64,2%) membuatnya lebih mengekspresikan pikiran, perasaan, ide, dan imajinasi.
Harapannya, mereka bisa lebih memahami diri sendiri, mengekspresikan pendapat dengan lebih terbuka, dan membentuk karakter lebih baik.
Program Taro Rangers Camp memang dirancang untuk membangun karakter dengan mengasah penerapan lima nilai dasar untuk membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari. Di antaranya, compassion (kepedulian), integrity (dapat diandalkan), courage (keberanian), resilience (ketangguhan), hingga creativity (kreativitas).
Kelima nilai dasar itu selama berlangsungnya program Taro Rangers Camp didasarkan pada pendekatan adventure parenting.
Pentingnya Advanture Parenting
“Menjadi orang tua adalah perjalanan penuh tantangan dan tekanan. Karena itu, penting bagi orang tua untuk menekankan pentingnya mindset petualangan dalam parenting, saat orang tua dan anak dapat bersama-sama menghadapi tantangan sehari-hari demi memperkuat bonding antara mereka," jelas Certified Positive Discipline Parent Educator sekaligus co-Founder goodenoughparents.id, Damar Wahyu Wijayanti.
Lewat program Taro Rangers Camp, lanjut Damar, anak-anak didorong agar keluar dari zona nyaman untuk menghadapi tantangan, dan belajar mengatasi masalah dengan cara lebih menyenangkan.
Dengan begitu, sambungnya, kegiatan itu tak hanya dapat memberikan pengalaman petualangan, tetapi juga bisa menjadi panutan peserta dalam menerapkan lima nilai dasar usungan Taro.
Advanture Parenting sangat penting, salah satunya untuk mendidik anak memitigasi risiko dan memahami jika hidup tak melulu berjalan lancar.
Orang tua, menurut riset Alethea Jerebine dan kawan-kawan di Sciencedirect, harus memberi tempat kepada anaknya untuk terlibat dengan risiko untuk pengembangan keterampilan dan kesejahteraan mental agar anak tumbuh rasa percaya diri dari keterampilan manajemen risiko.
Menemukan Solusi Bersama
Manfaat membersamai kegiatan anak untuk mendidiknya menjadi orang terbuka terhadap ibu dan bapaknya sangat dirasakan konten kreator parenting Nadia Prederica (The Hartono’s Family).
Peran orangtua, bagi Nadia, dalam keseharian sangat penting untuk menciptakan lingkungan suportif dan aman bagi anak-anak mereka.
Berbagai paparan pada anak sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Bagi Nadia, dengan menguatkan core values pada anak sedari kecil hingga melakukan aktivitas mengandung unsur petualangan, membuat anak menjadi belajar menghadapi tantangan dan menemukan solusi bersama.
"Di sini, penting memposisikan peran orangtua maupun keluarganya menjadi tempat untuk bersandar ketika anak mengalami kesulitan. Dengan cara tersebut anak akan lebih terbuka dan percaya terhadap orang tua dan keluarganya,” jelas Nadia.
Seturut itu, Taro berkomitmen untuk terus mendampingi orang tua dalam membentuk karakter kuat dan budi pekerti baik anak-anak melalui konsep Taro Adventure Parenting. Maka, kegiatan Taro Adventure Camp akan diadakan pula di kota lain dengan bentuk kegiatan berbeda.
Taro ingin terus mendorong orang tua maupun anak-anak Indonesia untuk menjalani petualangan dalam belajar, bertumbuh, dan menghadapi setiap tantangan dengan penuh percaya diri.
"Petualangan ini baru saja dimulai, dan Taro akan selalu hadir untuk tumbuh bersama keluarga Indonesia dengan advanture parenting ini. Kami berharap bahwa para rangers yang sudah mengikuti kegiatan Taro Rangers Camp ini bisa menikmati dan mendapatkan manfaat positif sehingga tumbuh menjadi anak dengan karakter kuat dan budi pekerti baik,” tutup Riza. (*)