1. Lifestyle
  2. 6 Tanda Kamu Seorang Emotional Sponge
Lifestyle

6 Tanda Kamu Seorang Emotional Sponge

6 Tanda Kamu Seorang Emotional Sponge

Ilustrasi perempuan sedang curhat. (Special)

Ladiestory.id - Pernahkah kamu mendengar istilah emotional sponge? Hal ini memiliki keterkaitan dengan rasa empati dan peduli terhadap seseorang. Emotional sponge bagi seseorang, bisa menjadi dampak positif dan negatif. Semua itu bergantung pada cara kamu mengatasinya.

Emotional Sponge merupakan salah satu istilah psikologis yang digunakan untuk menggambarkan keadaan ketika kamu dengan mudahnya menyerap berbagai emosi dari orang lain. Dengan kata lain, kamu memiliki tingkat rasa empati yang tinggi. Nah, terkait dengan emotional sponge, terkadang ada dampak buruk yang bisa didapatkan. Berikut tanda kamu seorang emotional sponge.

Jadi Tempat Curhat

Jenis Teman yang Harus Kamu Miliki (Special)

Umumnya, orang yang memiliki emotional sponge itu akan menjadi seorang pendengar yang baik. Dia dikenal memiliki rasa empati yang tinggi dan biasanya akan suka apabila dijadikan tempat curhat oleh orang lain.

Menjadi tempat curhat dan berkeluh kesah bagi orang lain itu memang tidak salah. Namun, jika kamu terus-menerus seperti itu, maka tidak ada yang mau bergantian menjadi tempat curhat untukmu. Mereka percaya bahwa kamu bisa menyelesaikan masalahmu sendiri.

Mudah Terbawa Emosi

Ilustrasi Orang Menangis (Pinterest.com)

Seorang yang memiliki emotional sponge biasanya akan sangat mudah terbawa emosi orang lain. Apalagi di saat dirinya sedang mendengarkan sebuah curhatan atau cerita orang lain.

Emosi yang dimaksud di sini bukan saja marah, namun kamu juga akan ikut terbawa sedih, kaget, hingga cemas. Hal inilah yang nanti akan berdampak pada suasana hatimu. Jika suasana hatimu buruk, maka kamu tidak akan semangat menjalani aktivitas lainnya.

Perasaannya Cenderung Sensitif

Ilustrasi perempuan menangis. (Special)

Hampir sama dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Seorang emotional sponge akan memiliki perasaan yang cenderung lebih sensitif daripada orang lain. Bahkan, kamu akan mudah tersentuh oleh suatu hal. Padahal, jika hal tersebut terjadi pada seseorang, itu adalah sesuatu yang biasa. Nah, ternyata ini juga akan berkaitan dengan istilah Highly Sensitive Person.

Merasa Harus Bertanggung Jawab

Hilangkan Ego dengan Pasangan (Special)

Seorang emotional sponge terkadang sering merasakan bahwa dirinya ini juga ikut bertanggung jawab untuk membantu masalah orang-orang disekitarnya. Bahkan, terkadang jika sudah membantu mereka, kemudian ada beberapa masalah lagi yang timbul, maka dia akan ikut bertanggung jawab.

Semuanya seolah-olah harus kamu pertanggungjawabkan, hingga masalah tersebut selesai. Semua itu kamu lakukan, meski bukan urusan pribadimu. Inilah dampak dari seorang yang memiliki emotional sponge, kamu memiliki empati yang tinggi hingga merasakan hal sebesar ini.

Energi Cepat Habis

Bahaya rebahan setelah makan. (Special)

Perasaan seorang emotional sponge cenderung suka cepat lelah, karena dirinya suka terpikirkan perasaan dan masalah orang lain. Jika sudah begini, bahkan dia akan ikut mencarikan solusi. Jika hal ini dilakukan terus-menerus dalam waktu yang cukup lama, maka dia akan cepat lelah dan energi akan terkuras habis.

Menjadi seorang emotional sponge itu terkadang memiliki hal positif dan negati., Jika kamu mengalami hal seperti itu, artinya kamu seorang emotional sponge.

Mudah Merasa Bersalah

Ilustrasi orang merasa bersalah. (Special)

Seorang emotional sponge cenderung akan sangat mudah merasa bersalah meskipun belum tentu dirinya melakukan kesalahan tersebut.  Hal ini juga berkaitan dengan poin nomer 4, yang mana dirinya juga ikut bertanggung jawab dengan apa yang di alami oleh orang lain.

Bisa dibilang, ini merupakan efek turunan dari poin nomer 4. Ketika kamu sudah melakukan beberapa hal untuk membantu orang lain, namun ternyata semuanya gagal, kamu tetap merasa sedang dirundung masalah. Maka, kamu akan merasa bersalah atas kegagalan tersebut. Hal inilah nanti yang akan mempengaruhi emosionalmu kedepannya.

 

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel