Kapan terakhir kali kamu buang air besar? Jika jawabanmu "tadi pagi" atau "kemarin", bersyukurlah karena pencernaanmu lancar. Akan tetapi jika responmu adalah kening berkerut, memegang perut, dan masih belum ingat kapan terakhir kali poop sejak social distancing, mungkin kamu sedang mengalami konstipasi. Apalagi jika kamu sudah membawa ponsel ke toilet dan menikmati Instagram, tapi setelah 10 menit berlalu tetap saja tidak ada yang terjadi... kamu kayaknya mengalami sembelit.
Menurut Johns Hopkins Medicine ada beberapa gejala sembelit. Dan kamu hanya perlu mengalami satu untuk bisa dikategorikan sedang mengalami susah buang air besar. Gejalanya termasuk: poop kurang dari tiga kali seminggu, tersiksa saat mau atau sedang buang air besar, konsistensi kotoran seperti batu atau kerikil, dan/atau merasa perut tidak kosong sepenuhnya.
Apa sebenarnya penyebab susah buang air besar, terutama saat kita sedang bekerja dari rumah dan melakukan social distancing? Ini beberapa pemicu konstipasi yang sedang kamu alami.
Kamu Kurang Mengonsumsi Serat yang Cukup
Di beberapa tempat mungkin sulit mendapatkan makanan segar di kondisi seperti sekarang ini. Keterbatasan gerak keluar rumah bisa jadi membuat orang mengandalkan makanan instan dan kemasan, serta fokus pada karbohidrat. Padahal, seperti yang kita tahu makanan ini mengandung sedikit serat dan bisa mengganggu sistem pencernaan. Jika memungkinkan tetaplah untuk mengonsumsi 35 gram serat dalam satu hari. Atau saat belanja, belilah sayur dalam jumlah yang cukup banyak dan masukkan ke dalam freezer agar lebih tahan lama.
Kamu Kurang Aktif
Studi memperlihatkan aktivitas fisik yang kurang dan gaya hidup yang tidak banyak melakukan gerak memiliki bisa meningkatkan risiko susah buang air besar. Jika kamu kurang bergerak, berarti usus pun kurang bergerak. Nah, apabila kamu semakin banyak bergerak, maka waktu transit bisa lebih cepat. Ini artinya, lebih sedikit air yang akan diserap ulang dari kotoran, sehingga kotoran bisa mengalir dengan lebih lancar. Ingat juga bahwa aktivitas fisik yang tinggi bisa meningkatkan mikrobiota baik di dalam pencernaan, yang artinya meningkatkan kesehatan usus. Oleh karena itu, berjalanlah selama 10 sampai 20 menit untuk meningkatkan pergerakan usus. Atau, berolahraga secara virtual dengan meniru gerakan video olahraga yang tersedia di YouTube atau aplikasi di ponselmu.
Kamu Kurang Minum Air Putih
Air putih memang super penting untuk pergerakan usus. Jadi, meski kamu diharuskan untuk tetap di rumah sepanjang hari, pastikan untuk tetap minum air putih yang cukup. Coba habiskan dua sampai 3 liter air putih setiap hari. Untuk memastikan kamu meminumnya, lakukan cara ini: satu liter pertama sebelum makan siang, satu liter kedua harus habis sebelum pukul 3 sore, dan yang terakhir sebelum pukul 6 sore. Jika tubuh terhidrasi dengan baik dan asupan serat cukup, kamu tidak akan mengalami kesulitan buang air besar.
Kamu Cemas dan Stres
Jika rasa cemas dan stres yang kamu rasakan karena COVID-19, kamu tidak sendirian. Satu hal yang perlu kita tahu bahwa kesehatan mental dan pencernaan memiliki hubungan yang sangat erat. Ini artinya, jika kamu cemas, khawatir dan stres, maka bisa mempengaruhi kesehatan usus. Cemas berlebihan bisa menyebabkan disfungsi otot pada pencernaan dan menurunkan gerakan usus. Jadi, meski memang tidak banyak yang bisa kita lakukan terhadap kondisi dunia saat ini, tapi kamu bisa melakukan sesuatu untuk menjaga kesehatan mentalmu. Cobalah untuk mempraktikkan pola pikir bersyukur, menulis jurnal tentang apa yang membuatmu bahagia untuk mengurangi rasa cemas. Dan jangan lupa, tidur yang cukup dan melakukan hal-hal di atas untuk mengendalikan rasa cemas.
Sumber foto utama: Freepik.com