1. Health
  2. Studi: Sering Main Medsos Sebabkan Gigi Rusak dan Stres 
Health

Studi: Sering Main Medsos Sebabkan Gigi Rusak dan Stres 

Studi: Sering Main Medsos Sebabkan Gigi Rusak dan Stres 

Kerusakan gigi tidak selalu disebabkan makanan manis, minuman dingin dan manis, serta kebiasaan malas menyikat gigi. Nyatanya, gigi rusak juga bisa disebabkan media sosial. Loh, kok bisa? Media sosial kerap dikaitkan sebagai penyebab masalah kesehatan fisik dan mental. 

Penelitian terbaru mengkaitkan dengan kerusakan gigi. Hal ini terungkap dalam Penelitian yang dilakukan Sekolah Kedokteran Gigi Maurice dan Gabriela Goldschleger Universitas Tel Aviv, Ramat Aviv, Israel. 

Para peneliti menemukan bahwa penggunaan smartphone dan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan masalah tidur, kantuk dan kelelahan pada siang hari, kerusakan gigi, serta nyeri di otot mulut dan rahang.

Dilansir dalam laman Ynetnews.com, penelitian dilakukan sebagai bagian dari disertasi Dr Yitzhak Hochhauser dan dipimpin Dr Alona Amudi-Perlman, Dr Pessia Friedman-Rubin, Prof Ilana Eli, dan Prof Ephraim Winocur.

Friedman-Rubin dan Eli menjelaskan, pada masa sekarang ini, orang-orang hidup dengan perasaan fear of missing out (FOMO) khawatir ketinggalan tren atau informasi sehingga mereka ingin terus diperbarui dan mengetahui sesuatu yang baru setiap saat. Kebutuhan terhadap media sosial ini secara alami menciptakan ketergantungan yang makin besar pada ponsel, yang menyebabkan perasaan stres dan kecemasan. 

Dalam studi tersebut, para peneliti membandingkan kelompok yang berbeda dari total sekitar 600 peserta. Peneliti membaginya dalam dua, yakni kelompok orang sekuler pengguna smartphone dan kelompok orang ultra-Ortodoks yang kebanyakan menggunakan telepon "halal" tanpa koneksi internet.

Responden diminta membahas sejumlah aspek yang menandai penggunaan ponsel secara berlebihan, termasuk perasaan stres dan ketegangan sepanjang hari, kecenderungan bangun pada malam hari, kebutuhan untuk selalu siap sedia menggunakan ponsel, menggertakkan gigi, dan rahang yang sakit.

Walhasil, sebanyak 54 persen pengguna ponsel cerdas sekuler mengalami bangun malam dengan frekuensi sedang hingga tinggi dibanding kelompok ultra-Ortodoks, 20 persen. Selain itu, 50 persen responden sekuler juga merasakan tingkat stres sedang hingga tinggi akibat ponsel. Sebaliknya, hanya 22 persen di antara kaum ultra-Ortodoks yang mengalami stres ponsel. 

Bahkan kesenjangan ini makin terlihat ketika memeriksa kerusakan pada otot-otot mengunyah dan sendi rahang. Sebanyak 45 persen dari kelompok sekuler melaporkan menggeretakkan gigi; 24 persen pada siang hari dan 21 persen pada malam hari. Tak hanya itu, 29 persen dari mereka mengalami nyeri pada otot rahang. 

Sementara itu, hanya 14 persen dari kelompok ultra-Ortodoks yang merasakan gejala tersebut. Sekitar 13,5 persen melaporkan gigi bergemeretak dan 14 persen nyeri pada otot rahang.

Friedman-Rubin mengatakan penelitian ini menunjukkan hubungan antara penggunaan smartphone yang berlebihan dan peningkatan signifikan terbangun pada malam hari. Akibatnya, menimbulkan kelelahan pada siang hari, nyeri pada wajah dan rahang, serta rahang kaku pada siang hari dan menggertakkan pada malam hari.

"Gejala fisik yang sering kali diakibatkan stres dan kecemasan, bahkan dapat menyebabkan cedera fisik seperti erosi gigi dan kerusakan sendi. Semakin sering menggunakan ponsel cerdas, semakin besar kemungkinan terluka akibat nyeri rahang, menggertakkan gigi, juga bangun pada malam hari."

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel