1. Health
  2. Soroti Pentingnya Pencegahan DBD, Kemenkes dan Takeda Gelar “Langkah Bersama Cegah DBD”
Health

Soroti Pentingnya Pencegahan DBD, Kemenkes dan Takeda Gelar “Langkah Bersama Cegah DBD”

Soroti Pentingnya Pencegahan DBD, Kemenkes dan Takeda Gelar “Langkah Bersama Cegah DBD”

Konferensi Pers Langkah Bersama Cegah DBD. (Ladiestory.id / Bulan Maghfira)

Ladiestory.id - Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus demam berdarah dengue (dengue/DBD/demam berdarah) di Indonesia menunjukkan tren peningkatan pada bulan November selama 10 tahun terakhir. Sebagai respons terhadap situasi ini, Takeda dalam komitmennya terhadap kerjasama publik-privat yang kuat dalam penanganan DBD telah bersinergi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Perjanjian Kerjasama yang diresmikan tahun ini. 

Dalam rangka implementasi kerjasama tersebut, Takeda berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia untuk melakukan serangkaian kegiatan “Langkah Bersama Cegah DBD” yang mencakup Jalan Sehat, gerai edukasi interaktif, jumpa komunitas, Stand Up Comedy, serta edukasi dengue dengan para pakar.

Pada konferensi pers “Langkah Bersama Cegah DBD Menuju Nol Kematian akibat Dengue di Indonesia” pada tahun 2030, dr. Imran Pambudi, MPHM, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa hingga di minggu ke-33 di tahun 2023 ini, tercatat sebanyak 57.884 kasus DBD dan 422 kasus kematian akibat DBD.

dr. Imran Pambudi, MPHM, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di Konferensi Pers Langkah Bersama Cegah DBD. (Special)

 

“Kasus DBD tetap menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, terutama dengan fenomena El Nino. Melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi kasus DBD menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, menuju nol kasus kematian pada tahun 2030. Penting untuk diingat bahwa semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, tempat tinggal, atau gaya hidup mereka,” papar dr. Imran Pambudi, Minggu (5/11/2023).

Ia pun menganjurkan kepada masyarakat untuk lebih sering mengecek dan membersihkan area rumah, apalagi yang terdapat genangan.

“Kalau di daerahnya masih ada tempat penampungan air yang nggak sempat dibersihkan, khawatirnya seminggu kemudian nyamuknya akan muncul. Maka itu 3M Plus dan Vaksin DBD itu sangat penting,” tuturnya.

Sebagai informasi, Badan POM telah memberikan ijin edar vaksin DBD untuk digunakan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun. Pemberian vaksin DBD ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah dan mengurangi risiko yang serius akibat DBD pada anak-anak, terutama hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel