Ladiestory.id - Social Bella, perusahaan beauty-tech di Indonesia, berhasil melampaui misinya untuk menciptakan sebuah ekosistem kecantikan dan perawatan diri yang solid dalam waktu tujuh tahun.
Pertama kali diluncurkan pada Maret 2015, Social Bella kini berambisi dan memperkenalkan bisnis baru untuk memperluas jangkauan di luar pasar kecantikan dan perawatan diri. Selain itu, dapat fokus menggarap potensi SHEconomy di Indonesia secara maksimal.
Co-Founder dan President Social Bella, Christopher Madiam memperkenalkan model bisnis SHEcosystem, yang akan membantu Social Bella membangun dan menghubungkan beberapa ekosistem dari berbagai industri berbeda, menjadi satu ekosistem yang terintegrasi.
“SHEcosystem akan menciptakan peluang bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi multi-dimensional. Dengan ekspansi ini, kami dapat melayani seluruh SHEconomy di Indonesia yang diperkirakan dapat mencapai 59 Miliar dolar AS dengan proyeksi CAGR sebesar 9,4 persen,” lanjutnya.
Sejak pertama kali didirikan, Social Bella turut berkontribusi mengubah lanskap industri kecantikan. Perusahaan berkomitmen kuat hanya menyediakan 100 persen produk bersertifikat BPOM di Sociolla, yang membedakannya dari pelaku bisnis atau retailer lainnya.
Kini, Social Bella telah melangkah jauh, bertransformasi menjadi ekosistem lengkap dengan tambahan empat pilar bisnis lainnya, yaitu Super App kecantikan SoCo, media kecantikan dan gaya hidup dengan menghadirkan layanan end-to-end O2O marketing Beauty Journal, Brand Development dengan layanan distributor produk kecantikan dan perawatan diri dari hulu ke hilir.
Selain itu, ada pula Lilla, ekosistem terlengkap bagi ibu dan anak yang baru saja diluncurkan untuk membantu para ibu.
Lilla juga menandai langkah pertama Social Bella untuk berekspansi di luar pasar kecantikan dan perawatan diri. Bahkan, menjadikan Lilla sebagai top of mind brand bagi ibu dan buah hati di Indonesia kini menjadi salah satu fokus utama Social Bella pada 2022.
“Kami percaya dan berkomitmen pada janji utama kami untuk melayani pelanggan dengan integritas dan membantu mitra bisnis kami agar terus tumbuh secara sustainable,” kata John Rasjid, Co-Founder dan CEO Social Bella.
“Ekspansi bisnis yang masif seperti ekspansi gerai omnichannel Sociolla dan peluncuran unit bisnis baru Lilla semasa pandemi mungkin terlihat cukup berani bagi sebagian pihak, tetapi setiap inisiatif yang kami lakukan selalu diperhitungkan dengan sangat cermat," terangnya.
"Inilah cara kami menjalankan bisnis sejak hari pertama yang membawa kami ke titik hari ini, dan pandemi justru semakin membuktikan ketahanan model bisnis kami dalam jangka panjang,” jelasnya.
Ketika pandemi melanda pada awal 2020 dan berdampak pada jutaan orang dan bisnis dari berbagai industri di seluruh dunia, Social Bella justru dapat beradaptasi dengan cepat dan melanjutkan rencana ekspansinya.
Tidak hanya melakukan pengembangan bisnis di Indonesia, Social Bella juga melakukan ekspansi ke Vietnam pada 2020. Dalam waktu dekat, Social Bella juga akan menghadirkan gerai ke-10 dan telah merencanakan sejumlah gerai lainnya di berbagai kota di Vietnam.
Pada 2021, Social Bella melanjutkan tonggak pencapaian berikutnya dengan melakukan ekspansi gerai omnichannel yang pertumbuhannya mencapai 10 kali lipat sejak gerai pertama dibuka pada 2019.
Social Bella juga kini memiliki 24 gudang multifungsi yang tersebar di wilayah Indonesia sehingga dapat melayani lebih dari 55 ribu titik penjualan untuk bisnis Brand Development.
Sejalan dengan ekspansi bisnis yang agresif di tengah gejolak ekonomi di masa pandemi, perusahaan pun terus aktif mengembangkan tim dengan hampir 2 ribu karyawan yang tersebar di Indonesia, Vietnam, dan India.
Langkah Kedepan Social Bella dengan Misi Baru “Liberating Self-care”
Saat ini perusahaan telah berhasil melewati pandemi dan melampaui misi sebelumnya, Social Bella sepenuhnya siap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya dengan misi baru, Liberating Self-care.
“Konsumen selalu menjadi pusat dari apapun yang kami lakukan, merekalah yang membantu kami hingga berada di posisi kami saat ini. Teknologi dan ekosistem Social Bella dibangun agar kami dapat memahami pelanggan kami lebih dari mereka memahami diri mereka sendiri,” jelas Chrisanti Indiana, Co-Founder dan CMO Social Bella.
“Kami tahu apa yang mereka inginkan bahkan sebelum mereka tahu mereka menginginkannya. Liberating Self-care berarti memberikan kebebasan bagi pengguna, pelanggan, dan konsumen kami dari segala kesulitan dan keterbatasan yang mereka hadapi untuk memberikan perawatan terbaik bagi diri mereka dan orang yang dicintai,” sambungnya.
Chrisanti menambahkan bahwa pemahaman pelanggan yang kuat dan berbasis data menjadi kunci perusahaan dalam menghadirkan pendekatan terbaik untuk menangkap potensi pasar dan berkomunikasi dengan pelanggan.
“Obsesi kami adalah agar bagaimana bisa memberikan pelayanan kepada para pengguna dan pelanggan kami lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Setiap kampanye yang kami lakukan selalu menjawab kebutuhan dan perilaku yang relevan dari konsumen lokal,” ujarnya.
“Kami selalu setia pada nilai yang berpusat pada konsumen atau customer-centric, dan itulah yang membuat kami tidak gentar meskipun ada tantangan yang menghadang,” pungkasnya.
Selama pandemi, Sociolla berhasil memiliki lebih dari 150 brand yang tengah berkembang dan menghadirkan pilihan produk yang sangat komprehensif, yang mencakup sub-kategori kecantikan dan perawatan diri.
Jumlah pengguna Sociolla pun meningkat usai pandemi. Sociolla juga memperoleh peningkatan loyalitas pelanggan dengan lebih dari 40 persen retensi dalam satu tahun, lonjakan lebih dari 23 persen di AOV, serta lebih dari 109 persen untuk jumlah pembelian harian jika dibandingkan dengan pra-pandemi.
Dalam waktu dekat, Social Bella berencana untuk meningkatkan penetrasi offline dan online Sociolla hingga tiga kali lipat pada 2022 dalam menambah jumlah gerai sebanyak tiga kali lipat dalam waktu dua tahun.