Ada begitu banyak produk kecantikan perempuan di luar sana, tapi tidak semua memiliki cerita yang sama. Beberapa merek kecantikan di bawah ini buktinya. Di balik kesuksesannya, ternyata ada figur perempuan yang membuat produk-produk kecantikan tersebut tetap relevan dan menjawab setiap kebutuhan kecantikan para perempuan. Baca terus artikel ini untuk mengetahui produk kecantikan mana yang dari awal sampai sekarang tetap konsisten menjadi bagian dari perempuan dari semua latar belakang.
The Body Shop
Sejak didirikan oleh Anita Roddick pada 1976 dan ketika pertama kali memiliki program Trade Not Aid di 1987, merek ini sudah menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dari seluruh penjuru dunia. Dan saat melakukannya, merek ini memberdayakan komunitas dari seluruh dunia untuk memasok bahan-bahan tersebut. Berbagai proyek sosial, program beasiswa, dan perlakuan setara untuk perempuan pun diberlakukan oleh The Body Shop.
Contohnya, kolaborasi mereka dengan Tungteiya Women’s Association untuk menyediakan shea butter yang menjadi favorit para pecinta The Body Shop. Untuk memproduksi shea butter ini, para perempuan Ghana menggunakan resep dari generasi ke generasi dan kemudian disebarkan ke seluruh dunia lewat bendara The Body Shop. Selain memberikan upah adil, The Body Shop juga membantu mendanai berbagai proyek komunitas untuk meningkatkan kesejahteraan 49.000 orang di 11 desa di sana.
Urban Decay
Siapa di sini yang tidak bisa hidup tanpa Urban Decay Naked Palette dan Eyeshadow Primer Potion? Dua produk ini (dan banyak produk lain) yang didirikan oleh Wende Zomnir ini memang sukses menggaet militansi dari banyak perempuan di seluruh dunia.
"Urban Decay selalu mendukung pemberdayaan perempuan—dari produk yang kita ciptakan sampai ke gerakan yang kita dukung," tulis merek tersebut. Contoh konkretnya adalah pada 2015, Urban Decay merilis The Ultraviolet Edge, sebuah inisiatif global yang bertujuan memberdayakan perempuan. Tidak hanya itu, per 2018, merek ini sudah mengumpulkan lebih dari $2 juta untuk organisasi nirlaba perempuan, termasuk Women's Global Empowerment Fund, Her Justice, dan Equality Now.
LUSH
Alasan Mark Constantine and Liz Weir menciptakan merek ini karena ingin membuat produk-produk kecantikan dari bahan-bahan alami. Dan sejak toko pertama kalinya dibuka pada 1996 sampai menjadi ratusan di seluruh dunia ini, merek ini sangat menentang animal testing. Jadi, setiap produk yang kamu ulaskan di kulitmu, semuanya hanya diujicobakan pada sukarelawan manusia.
Tidak hanya sampai di situ, merek juga mendukung grup-grup lokal di seluruh dunia yang memperjuangkan HAM, kesejahteraan hewan, dan lingkungan. Misalnya saja lewat produk Charity Pot. Setiap pembelian produk ini, LUSH mendonasikan seluruh hasilnya (dikurangi pajak, tentunya) untuk organisasi-organisasi sosial dengan misi mulia seperti di atas.
Fenty Beauty
Sudah berapa botol Fenty Beauty Pro Filt'r Hydrating Longwear Foundation dan Fenty BeautyStunna Lip Paint yang kamu habiskan? Tekstur, formula dan efeknya di wajah memang membuat kita kagum dan ketagihan.
Akan tetapi, ada satu hal lagi yang membuat kita terkagum-kagum dengan merek ini. Hasil penjualan dari Fenty Beauty digunakan sebagai dana dari organisasi kemanusiaan sang pendiri, Rihanna, yakni Clara Lionel Foundation. Yayasan ini ini membiayai pendidikan dan kesehatan orang di berbagai dunia. Program-program sosial yang mereka lakukan saat ini termasuk mendorong lebih banyak anak untuk sekolah SD dan SMP di Malawi, Barbados, dan Senegal.
Paragon Technology and Innovation
Mungkin kamu agak bingung dengan merek di atas, tapi jika disebutkan Wardah, MakeOver dan Emina—pasti tahu 'kan? Yep, Paragon Technology and Innovation adalah perusahaan Indonesia yang memproduksi ketiga merek yang semakin hari semakin dicintai oleh orang Indonesia. Asal tahu saja, Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation, Nurhayati Subakat, memulai usaha ini dari rumah dan menjajakannya dari rumah ke rumah, alias MLM (multi level marketing).
Tidak hanya peduli dengan kulit wanita Indonesia, Paragon juga sangat peduli terhadap pendidikan dan perempuan Indonesia. Berbagai program beasiswa diberikan oleh Paragon ke kampus dan organisasi. Contohnya, program Wardah Inspiring Movement yang terus berjalan. Termasuk di dalamnya program Wardah Inspiring Teacher, yakni berupa pemberian pelatihan untuk meningkatkan kapabilitas para guru dengan menggandeng pakar-pakar pendidikan sebagai narasumber.
Jadi, lain kali kamu belanja produk-produk kecantikan, pastikan merek-merek di atas berada di dalam top list kamu. Pasalnya, tidak hanya memberikan kulitmu perhatian, tapi dengan membeli produk mereka kamu juga sedang memperhatikan dunia dan perempuan.
Sumber foto utama: Unsplash.com/ Omar Lopez