Sering Dianggap Sepele, Hal Ini Bisa Jadi Penyebab Migrain di Tempat Kerja

Kamis, 20 Juni 2024 | 11:43:00

Bulan Maghfira

Penulis : Bulan Maghfira

Sering Dianggap Sepele, Hal Ini Bisa Jadi Penyebab Migrain Di Tempat Kerja

Ketahui Pencetus Migrain di Tempat Kerja. (Freepik.com)

Ladiestory.id - Migrain merupakan  kondisi neurologis yang kompleks dan kelainan paling umum ketiga di dunia, dengan perkiraan prevalensi global sebesar 14,7%. Migrain adalah bagian dari nyeri primer yang berkaitan dengan gangguan fungsional yang substansial, penurunan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan, dan penyakit penyerta psikososial. Akibatnya, kondisi tersebut seringkali menyebabkan ketidakmampuan bekerja. Hal ini dapat merupakan masalah yang signifikan bagi penderita migrain.

Dalam talkshow yang digelar melalui zoom meeting pada Rabu (19/6/2024), Dr. dr. Pepi Budianto, Sp.N(K), FINR, FINA dari PERDOSNI, menjelaskan bahwa tempat kerja yang ramah terhadap migrain memudahkan adaptasi penderita migrain terhadap lingkungan dan suasana kerja, tuntutan pekerjaan, emosional, dan sosial, sehingga dapat membantu mengurangi hilangnya produktivitas terkait migrain.

"Akibat migrain tersebut para pekerja rata-rata tidak masuk kerja selama 10 hari per tahun akibat serangan migrain," ungkap dr. Pepi.

Webinar Migraine Awareness Month – Talk Show Series 2, Rabu (19/6/2024). (Ladiestory.id / Bulan Maghfira)

 

Adapun beberapa penyebab migraine di tempat kerja adalah jam kerja berlebihan, postur duduk yang kurang baik, stres pekerjaan yang berlebihan, pola & jenis makan yang kurang baik, aroma yang menyengat, cahaya yang terlalu terang, serta penggunaan layar yang berlebihan.

“Seseorang yang bekerja dengan sistem shift juga rentan terhadap migrain, hal itu disebabkan karena kesulitan memulai tidur, waktu tidur yang kurang, kualitas tidur yang buruk, gangguan irama sirkadian yang bisa menyebabkan migrain,” kata dr. Pepi.

Lebih lanjut, dr. Pepi juga mengungkapkan beberapa tanda-tanda migrain, di antaranya adalah minimal ada 5 kali serangan dengan durasi serangan sekitar 4 hingga 72 jam, nyeri kepala dengan minimal 2 karakteristik seperti nyeri pada satu sisi, berdenyut, intensitas sedang hingga berat, memberat dengan aktivitas rutin, serta nyeri kepala disertai minimal 1 keadaan seperti mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya terang dan suara bising.