Ladiestory.id - siapa yang masih ingat dengan nama Laura Lazarus? Ya, nama ini sempat mengguncangkan dunia. Bagaimana tidak, dirinya seperti memiliki nyawa cadangan karna selamat dari kecalakaan pesawat sebanyak dua kali dalam tahun yang sama.
Cerita Laura Lazarus
Laura Lazarus menjadi salah satu pramugari yang menjadi korban peristiwa kecelakaan maut yang menimpa pesawat Lion Air 16 tahun lalu. saat kecelakaan itu, dirinya masih berusia sangat muda, yakni 19 tahun. Yuk dengarkan cerita dari Laura Lazarus!
1. Kecelakaan Pesawat Dua Kali di Tahun yang Sama
Di kecelakaan pertama terjadi pada Juli 2004 di Palembang, di mana pesawatnya tergelincir keluar dari lndasan disebabkan cuaca buruk. Beruntungnya dia tidak mengalami cedera dan malah berhasil menyelamatkan seluruh penumpang akibat pesawat yang dia tumpangi tergelincir karena cuaca buruk.
Kemudian masih di tahun yang sama, selang lima bulan berlalu. Kecelakaan pesawat kembali menimpa dirinya saat hendak bertugas sebagai pramugari Lion Air. Dengan nomor penerbangan JT538 di Solo, pada 30 November 2004, pesawat yang dinaiki Laura Lazarus kembali tergelincir. Kali ini pesawat tersebut menghantam pemakaman saat hendak mendarat di Bandara Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah.
Saat dievakuasi, Laura Lazarus bahkan sempat dinyatakan meninggal dunia, mengingat kondisinya yang memprihatinkan. Pasalnya waktu itu, kecelakaan tersebut merenggut 26 nyawa. Selain itu, tercatat ada 55 orang luka berat dan 63 orang luka ringan.
Dikabarkan korban yang meninggal dari depan hingga ke row 10, merupakan orang-orang yang duduk di sekeliling Laura. Bahkan teman seprofesi dari Laura sendiri meninggal dunia.
Menurut pengakuan Laura Lazarus, dirinya ditemukan di bagian bawah sayap pesawat karena terpental. Dalam kecelakaan tragis itu Laura mengaku pasrah lantaran kondisi dirinya yang sangat memprihatinkan.
2. Operasi 19 Kali
Akibat kecelakaan tersebut, Laura harus menjalani 19 kali operasi untuk mengembalikan bagian-bagian tubuhnya yang cedera dan rusak saat kecelakaan. Bagaimana tidak, Laura menceritakan bahwa tubuhnya hancur dan banyak benca nancep di tubuh mungilnya. Bahkan Laura sempat mengalami koma 3 hari.
Laura juga menceritakan kejadian tragis itu kepada Ashanty di channel Youtube The Hermansyah. "Hancur banget bunda, mata keluar, tulang pipi keluar, tangan copot, pinggang patah, betis hilang setengah bagian, masih recovery tulang, setelah 19 kali operasi," tutur Laura Lazarus.
Akibat kecelakaan tersebut, Laura harus menjalani 19 kali operasi untuk mengembalikan bagian-bagian tubuhnya yang cedera dan rusak saat kecelakaan. Hampir 17 tahun berlalu, Laura bahkan masih harus menggunakan alat bantu untuk berjalan.
"Masih harus jalan pakai alat bantu karena ini kan masih recovery tulang ini sekitar 2 tahunan terakhir, operasi yang ke-19 kali," jelas Laura pada Ashanty.
Dirinya harus melakukan operasi hingga belasan kali karena tulang yang awalnya sudah pulih, mengalami keretakan saat Laura sudah mulai aktivitasnya seperti semula. "Pertama itu 12 kali (operasi) di tahun yang pertama, tiga tahun kemudian 17 kali gitu, terus sisanya emang lumayan agak jauh karena ternyata tulang yang tadinya udah ada (numbuh) retak lagi," sambung Laura.
Dalam operasi yang Laura jalani, bagian tulang Laura yang patah dan rusak harus diimplan dari tulang orang yang sudah meninggal. "Kalau badan sendiri sih ya, pasti lah, yang namanya kita yang tadinya normal terus (tiba-tiba mengalami kecelakaan), terus tulang yang dipakai kan ini retak lagi, karena tulang yang diimplan dari orang meninggal ditaruh di kaki," papar Laura.
3. Alih Profesi
Tak bisa lagi menjadi pramugari, Laura pun beralih profesi. Dirinya banting stir menjadi seorang penulis sekaligus pebisnis. Laura Lazarus mengisahkan perjalanannya menjadi pebisnis yang bermula setelah dia banyak menulis.
Dirinya mengeluarkan buku berjudul Unbroken Wings (2009) yang menceritakan perjalanannya sebagai pramugari. Lalu pada 2017, Laura Lazarus juga menelurkan Unbroken Spirit dan kini sedang merampungkan buku ketiganya.
4. Kesulitan dalam Penerbitan Buku
Di awal debutnya sebagai penulis, Laura mengalami kendala di mana distributor kesulitan memasarkan bukunya. Dari situlah dia kemudian membuka bisnis publishing atau penerbitan buku sendiri.
"Jadi aku punya kendala dari distribusi buku tempat aku dulu, bisa dibilang penerbitannya juga mulai menurun," kata Laura Lazarus.
Lantaran merasa kesulitan menerbitkan bukunya karena adanya kendala tersebut, mantan pramugari Lion Air ini pun bertekad membuat penerbitan sendiri. "Aku mencoba berbagai macam cara sampai akhirnya ketemulah, kenapa enggak bikin publishing sendiri?" Celetuknya.
Alhasil, buku keduanya berjudul Unbroken Spirit bisa diterbitkan oleh penerbitannya sendiri yang bernama, Growing Publishing.