Pahlawan merupakan sebutan bagi mereka yang luar biasa berjasa bagi suatu bangsa. Melalui sosok pahlawan, simbol tentang perjuangan, membela kebenaran, dan pengorbanan senantiasa dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Sampai-sampai jasa para pahlawan dikenang dengan sebuah peringatan pada tanggal 10 November. Pahlawan Indonesia tidak hanya berjenis kelamin laki-laki, namun banyak juga deretan nama pahlawan wanita Indonesia.
Anda tahu, siapa saja nama-nama pahlawan wanita Indonesia? Kebanyakan orang akan menjawab Raden Ajeng Kartini yanng menjadi sosok pahlawan Indonesia yang memperjuangkan hak-hak wanita pribumi. Bahkan berkat jasanya, hari kelahirannya setiap tahun pada 21 April selalu diperingati.
Namun sebenarnya tidak hanya RA Kartini yang menjadi pahlawan revolusi wanita yang menginspirasi. Banyak nama-nama wanita tangguh yang bekerja keras dalam memerdekakan Indonesia. Kira-kira siapa saja pahlawan revolusi wanita yang menginspirasi?
Selain Kartini, Nama Pahlawan Revolusi Wanita yang Menginspirasi
1, Martha Christina Tiahahu
Martha Christina Tiahahu merupakan pahlawan wanita yang berasal dari Desa Abubu, Pulau Nusa Laut, Maluku merupakan wanita kelahiran 4 Januari 1800. Martha bertumbuh di tengah perubahan situasi politik di antara Belanda, dan Inggris antara 1810-1816. Pada zaman itu, Maluku terkena imbasnya sebab tanam paksa cengkih dan pala. Bahkan para pemuda juga dipaksa untuk masuk dinas kemiliteran.
Akhirnya para pemuda memberikan sebuah gerakan perlawanan dimana Martha ikut berjuang padahal usianya masiih 17 tahun. Tak hanya itu, Martha juga membantu Pattimura untuk berperang dalam melawan Belanda. Bahkan Martha sempat menjadi pemimpin pasukan tempur perempuan dengan ikat kepala yang melingkar.
2. Cut Nyak Dhien
Nama pahlawan revolusi wanita yang menginspirasi selanjutnya adalah Cut Nyak Dhien. Dia merupakan wanita asal Aceh kelahiran 1848. Rupanya Cut Nyak Dhien berasal dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar. Pahlawan wanita ini memiliki tekad yang kuat, sebab dia ingin melawat Belanda sampai akhir hidupnya.
Tekadnya bermula dari kematian suami yakni Ibrahim Lamnga pada 29 Juni 1878, dalam pertempuran dengan penjajah. Setelah itu, Cut Nyak Dhien kembali menikah dengan Teuku Umar pada tahun 1880. Mereka pun juga menjadi pahlawan Indonesia yang bertempur melawan Belanda. Namun pada 11 Februari 1899, Teuku Umar gugur dalam pertempuran.
Tentu tekad dari pahlawan wanita ini semakin meningkat untuk melawan kekuasaan Belanda. Hingga akhirnya dia diasingkan di Sumedang, Jawa Barat bersama tahanan politik Aceh lainnya. Cut Nyak Dhien benar-benar bertekad hingga mati, sebab dia meninggal di pengasingan pada 6 November 1908 dan makamnya baru ditemukan pada 1959.
3. Cut Nyak Meutia
Cut Nyak Meutia menjadi nama pahlawan Indonesia yang sudah sering didengar. Terlebih dia merupakan wanita asal Aceh, dimana daerah tersebut dikenal melahirkan perempuan-perempuan tangguh seperti Cut Nyak Dhien dan Cut Nyak Meutia. Pahlawan wanita ini merupakan kelahiran 1870 yang juga berjuang bersama suami yakni Teuku Muhammad untuk melawan Belanda.
Namun sayangnya pada tahun 1905, Teuku Muhammad ditangkap dan dihukum mati. Lalu Cut Nyak Dhien menikah kembali dengan Pang Nanggroe dan melawan Korps Marechausee. Lagi-lagi dia harus kehilangan suaminya akibat perang pada 26 September 1910.
Namun Cut Nyak Dhien tetap gigih berjuang bersawa pasukan yang tersisa, meskipun pada akhirnya dia juga harus gugur pada 24 Oktober 1910.
4. Dewi Sartika
Raden Dewi Sartika merupakan pahlawan wanita Indonesia kelahiran Bandung, 4 Desember 1884. Dia sama seperti RA Kartini yang memperjuangkan pribumi khususnya perempuan untuk mengenyam pendidikan. Dengan segala peralatan seadanya, seperti pecahan genteng, papan bilik, kadang kereta Dewi Sartika mengajar para wanita di Indonesia. Tak hanya itu, dia pun mengajarkan beberapa keterampilan seperti menjahit, memasak, merenda.
Tahun 1904, akhirnya Dewi Sartika dapat membuat sekolah khusus perempuan. Sekolah tersebut didirikan di ruang pendopi yang diberi nama Sakola Istri. Dalam mengerjakan tugas mulia ini Dewi Sartika dibantu oleh kedua orang saudaranya.
Siapa sangka, sekolah tersebut berkembang pesat, sehingga menjadi nama Sakola Kautamaan Istri dan membuat organisasi Kautamaan Istri di Tasikmalaya. Namun pada tahun 1929 berganti lagi menjadi nama Sekolah Raden Dewi.
5. Nyi Ageng Serang
Pahlawan wanita satu ini kelahiran tahun 1752 yang merupakan keturunan Sunan Kalijaga. Nyi Ageng Serang atau Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang anak melawan penjajah bersama ayah dan kakaknya. Bersama keluarganya, dia terus mengobarkan semangat dalam membela rakyat yang dipicu oleh kematian kakaknya karena membela Pangeran Mangkubumi melawan Paku Buwono I yang dibantu Belanda.
Meski keluarga Nyi Ageng Serang gugur lebih dulu dalam perjuangan, dia tetap berani memimpin pasukan yang tersisi di usia 73 tahun. Keberanian dan kehebatan Nyi Ageng Serang juga mendapat pengakuan dari Pangeran Diponegoro karena berhasil menyusun strategi hingga dipercaya menjadi salah satu penasihatnya. Namun, sebelum perang Dipenoegoro berakhir, Nyi Ageng Serang harus menghembuskan napas terahirnya di usia 76 tahun akibat wabah penyakit malaria yang dideritanya.
Inilah nama-nama pahlawan revolusi wanita yang menginspirasi. Tentu kita sebagai wanita-wanita Indonesia juga harus mencontoh setiap perjuangan para pahlawan wanita Indonesia yang terlebih dahulu gugur. Bukan berarti kita harus berperang dengan senjata, namun menjadi wanita yang berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia.