Rumput laut merupakan sejenis ganggang yang tumbuh di laut. Tanaman ini telah banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan makanan. Mulai dari, minuman seperti es buah, salad, sandwich, hingga sushi. Memiliki tekstur yang kenyal, rumput laut kaya akan nutrisi, di antaranya protein, karbohidrat, serat, lemak tak jenuh, vitamin, serta mineral.
Sejumlah nutrisi ini dapat membantu menjaga kesehatan tubuh. Tak heran, bila rumput laut banyak diolah menjadi bahan makan. Lantas, apa saja manfaatnya? Berikut ini lima manfaat rumput laut bagi kesehatan.
Mengatasi Gangguan Pencernaan
Kandungan serat dalam rumput laut dapat membantu mengobati tukak lambung, radang usus besar, memperlancar buang air besar, dan sejumlah gangguan pencernaan lainnya. Tak hanya itu, rumput laut menjadi sumber serat yang baik untuk menjaga usus dan orgam pencernaan tetap sehat.
Menurunkan Berat Badan
Rumput laut kaya akan serat dan karbohidrat yang bersifat mengenyangkan serta sulit dicerna sehingga memberi rasa kenyang lebih lama. Hal ini tentunya dapat menjaga berat tubuh tetap ideal. Selain itu, rumput laut juga dapat membantu mengurangi lemak dalam tubuh sehingga mengurangi risiko obesitas
Mencegah Tiroid
Rumput laut mengandung yodium yang cukup besar. Kekurangan yodium dapat menyebabkan gangguan tiroid seperti gondok. Mengonsumsi makanan yang kaya akan yodium seperti rumput laut dapat mencegah gangguan tiroid.
Menyehatkan Kulit
Tak hanya kesehatan tubuh, rumput laut juga berkhasit bagi kesehatan kulit. Kandungan vitamin, mineral, asam amino, dan enzim dalam rumput laut sangat potensial sebagai antioksidan yang dapat melindungi kulit dari radikal bebas sehingga kulit tetap sehat dan awet muda. Seperti diketahui, radikal bebas dapat merusak kulit serta mempercepat penuaan dini.
Mengurangi Risiko Diabetes
Diabetes terjadi saat kadar gula darah dalam tubuh meningkat. Rumput laut memiliki zat fucoxanthin yang dapat membantu mengontrol gula darah. Selain itu, rumput laut mengandung senyawa alginat yang mampu mengurangi penyerapan gula ke dalam aliran darah. Keduanya senyawan itu dapat menekan risiko diabetes, khususnya diabetes tipe-2.