Ladiestory.id - Bertepatan dengan momentum Hari Kasih Sayang, Cinta Laura mengajak anak muda menyebarkan positive values and actions di beberapa aspek kehidupan, khususnya pendidikan dan kehidupan bersosial dengan #ActLove.
Cinta Laura mengungkapkan bahwa #ActofLove #AoLKiehlers lahir dari keresahan terhadap kemajuan zaman yang perlu disikapi secara bijak.
"Menurut saya kondisi ini ibarat dua mata pedang. Teknologi memudahkan kita untuk terhubung satu sama lain, tapi sekaligus membuat dunia terasa semakin sempit. Meski mendatangkan banyak kemudahan, era modernisasi yang kita rasakan saat ini juga mempengaruhi mental anak muda, di mana ujaran kebencian, pelecehan, bullying, ketidakpedulian terhadap lingkungan dan kesenjangan sosial, membuat fenomena kejahatan semakin mudah dilakukan. Melalui gerakan #ActofLove #AoLKiehlers, saya ingin mengajak anak muda untuk menjadikan rasa CINTA landasan mereka melakukan berbagai hal sehingga kita semua bisa hidup harmonis dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar," ungkapnya.
Gerakan #ActOfLove #AoLKiehlers dibuat untuk mengingatkan dan mengajarkan anak muda tentang pentingnya mendasari segala aksi dari rasa cinta, termasuk mendukung satu sama lain untuk dapat maju dan berkembang menghadapi berbagai tantangan. #ActofLove #AoLKiehlers mengusung beberapa tema yang relevan dan kontekstual dengan situasi yang dihadapi GenZ dan Alpha saat ini.
Pengalaman Cinta Laura sebagai entertainer serta cerita hidupnya yang sempat menempuh pendidikan di luar negeri, juga akan menjadi inspirasi yang akan dibagikan dalam rangkaian gerakan #ActOfLove #AoLKiehlers.
Pendidikan merupakan salah satu fokus dari kegiatan #ActofLove #AoLKiehlers, khususnya memasuki industri 4.0. Sebagai alumni Columbia University yang lulus dengan predikat Cum Laude dalam 3 tahun, Cinta Laura melihat anak muda perlu mengadopsi Disruptive Learning agar bisa menjadi generasi yang highly adaptive dan mampu berkompetisi secara global.
Sehingga, mereka bisa lebih percaya diri dan mampu menggali kemampuan yang dimiliki untuk menghadirkan inovasi dan ide-ide kreatif yang membangun Indonesia.
Menurut Cinta Laura, generasi muda Indonesia adalah sumber daya manusia yang sangat potensial.
"Satu-satunya prinsip yang saya terapkan saat berkompetisi dengan mahasiswa dari berbagai belahan dunia saat itu adalah mindset bahwa saya sama dengan yang lainnya. Sebagai orang Indonesia, saya yakin bahwa kita semua memiliki skill set, kemampuan, dan potensi yang baik. Hal ini perlu dipertajam dengan metode belajar yang efektif dan mampu melihat suatu fenomena dengan perspektif yang luas dan beragam, salah satunya dengan menerapkan metode Disruptive Learning,” ujarnya.
Cinta Laura menambahkan, dengan metode Disruptive Learning, generasi muda bisa memperluas metode belajar dari yang konvensional, menjadi lebih relevan menggunakan perangkat teknologi yang semakin canggih dan multimedia lainya. Bukan hanya aspirasi semata, kepedulian Cinta Laura tentang pendidikan anak-anak Indonesia sudah diwujudkan dengan membangun fasilitas pendidikan yang mumpuni di daerah Bogor.
Hal ini terus Cinta Laura kembangkan hingga akhirnya melalui #ActofLove, Cinta Laura berharap semakin memperluas jaringan dan semangatnya untuk terus mendukung pendidikan di Indonesia.
Gerakan #ActofLove #AoLKiehlers besutan Cinta Laura ini juga menyentuh aspek lingkungan. Menurut Cinta Laura, masalah lingkungan di Indonesia seperti minimnya fasilitas daur ulang, pengelolaan limbah yang perlu ditingkatkan, hingga kurangnya kesadaran akan gaya hidup berkelanjutan, perlu menjadi tanggungjawab bersama generasi muda saat ini.
Melalui gerakan #ActofLove #AoLKiehlers, Cinta Laura ingin menyebarkan kesadaran untuk menerapkan gaya hidup yang ramah terhadap bumi lewat konsep circular economy yaitu mendaur ulang produk untuk meminimalisir sampah dan conscious living atau gaya hidup mengkonsumsi produk dengan penuh kesadaran. Lewat gerakan #ActofLove #AoLKiehlers, Cinta Laura ingin masyarakat dapat berpartisipasi melakukan Circular economy & conscious living active mindset, yakni kegiatan yang mempromosikan penggunaan kembali produk atau barang yang sudah dipakai.
Menurutnya generasi muda perlu mempertimbangkan dampak yang dihasilkan pada lingkungan sebelum mengonsumsi suatu produk.
“Sekarang saat yang tepat untuk kita semua mengubah gaya hidup, baik dari sisi konsumen maupun produsen. Untuk itu, mindset buy to waste perlu diubah menjadi circular economy dan conscious living active mindset, sehingga produk yang sudah dipakai bisa digunakan kembali menjadi barang dengan nilai yang baru," tutupnya.