Ladiestory.id - Kebiasaan mengonsumsi makanan manis hingga malas menyikat gigi berakibat pada penumpukan bakteri di mulut, yang dapat menyebabkan gigi berlubang. Hal itu disebabkan oleh adanya penumpukan.
Risiko gigi berlubang bisa dimiliki oleh siapa saja. Namun, banyak orang yang sering mengabaikannya karena sejumlah kasus gigi berlubang tidak menimbulkan rasa sakit.
Dilansir berbagai sumber, terdapat sejumlah dampak buruk dari gigi berlubang yang dibiarkan terlalu lama.
Abses Gigi
Penumpukan nanah yang terbentuk pada gusi atau gigi dapat menyebabkan terjadinya abses gigi. Infeksi bakteri yang kerap kali menumpuk pada area pulpa lunak gigi umumnya membuat abses muncul.
Bakteri dapat menyebar hingga ke akar, karena bakteri tersebut masuk melewati rongga gigi, serpihan, lubang, atau retakan pada gigi. Peradangan dan pembengkakan pada bagian ujung akar gigi dapat terjadi karena infeksi bakteri tersebut.
Bakteri yang berada di dalam mulut dapat menyebar pada jaringan lunak gigi maupun gusi yang pada akhirnya menyebabkan abses jika keadaan tersebut tidak segera ditangani. Komplikasi serius juga dapat terjadi jika abses dibiarkan begitu saja tanpa penanganan.
Gingivitis
Peradangan gusi yang umum terjadi akibat lapisan plak maupun bakteri yang menumpuk pada gigi dinamakan dengan gingivitis. Jika kondisi ini tidak segera mendapat penanganan, dapat berkembang menjadi periodontitis, meskipun gingivitis merupakan jenis penyakit periodontal yang tidak merusak.
Penumpukan plak bakteri di antara maupun di sekitar gigi selain dapat menyebabkan gigi berlubang juga dapat menyebabkan radang gusi. Gusi merah yang membengkak dan mengeluarkan darah ketika menyikat gigi merupakan gejala dari gingivitis.
Periodontitis atau Infeksi Gusi
Menghancurkan tulang yang menopang gigi serta merusak jaringan lunak dapat terjadi akibat infeksi gusi yang serius seperti periodontitis. Gigi yang kendur dan berujung kehilangan gigi dapat disebabkan oleh periodontitis. Risiko stroke dan serangan jantung juga dapat meningkat.
Sinusitis
Gigi berlubang juga dapat menyebabkan sinusitis. Peradangan yang terjadi pada sinus udara paranasal karena infeksi itulah yang dinamakan dengan sinusitis.
Rongga yang terletak pada wajah, seperti di tulang pipi, area bawah dahi, area belakang rongga hidung dan di antara hidung dan mata, adalah letak dimana sinus berada. Empat puluh persen dari semua kasus sinusitis maksilaris berada dari infeksi odontogenik atau infeksi yang berasal dari dalam gigi.
Salah satu faktor pemicu sinusitis adalah kesehatan gigi. Hal tersebut dikarenakan rongga sinus begitu dekat dengan mulut dan dapat saling memengaruhi. Bila tak segera ditangani, rongga sinus akan terkena dampak dari infeksi gigi yang bersarang di mulut akibat bakteri.
Penyakit Jantung
Katup jantung dapat terpengaruh oleh peningkatan risiko infeksi bakteri dalam aliran darah akibat kesehatan gigi yang buruk. Lewat aliran darah, kesehatan mulut dan penyakit jantung dikaitkan dengan penyebaran bakteri dari mulut ke wilayah tubuh yang lain.
Peradangan dapat terjadi jika bakteri yang telah sampai di jantung dapat menempel di bagian yang rusak. Penyakit seperti endokarditis atau infeksi lapisan dalam jantung menjadi efek sampingnya.
Strok
Peradangan dan infeksi dapat dikaitkan dengan masalah gigi, layaknya gingivitis, periodontitis, dan kehilangan gigi. Karena hal tersebut, risiko strok dapat mengalami peningkatan. Strok dapat terjadi dikarenakan adanya peradangan dan infeksi yang dapat membuat darah lebih mungkin membeku.