Ladiestory.id - Rifda Irfanaluthfi, atlet gymnastics Indonesia, mengeluh kepada Presiden Indonesia Joko Widodo dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, karena penanganan cedera yang diberikan negara kepada atlet saat bertanding dinilai masih sangat kurang. Kritik pedasnya ia sampaikan melalui Instagram, @rifda_irfanaluthfi.
“Yth. Pak @jokowi & Pak Zainudin Amil mohon tolong diperhatikan lagi penanganan cedera para atletnya,” tulis Rifda Irfanaluthfi, dikutip Selasa (14/6/2022).
Rifda mengaku tidak ada terapis dan tukang pijat untuk menangani cederanya. Bahkan, alat untuk penanganan cedera yang dipakai ia beli sendiri.
“Masa iyah saya atlet fokus bertanding cari poin untuk bisa tembus olimpiade tp saya juga yang jadi therapist+masseur buat diri saya sendir, saya juga yg beli alatnya,” tulis Rifda.
Rifda meminta agar setiap event besar, baik multi event atau single event, pemerintah menyiapkan minimal satu terapis untuk tiap cabang olahraga.
Rupanya, unggahan Rifda dikomentari oleh seseorang yang mengaku mantan atlet. Kini, orang tersebut bekerja di BPJS Ketenagakerjaan.
“Mbak rifda saya dl jg atlet seperti mbak rifda dan kebetulan saya sekanag kerja di bpjs ketenagakerjaan.. untuk penanganan cedera bisa di kalim kan di bpjs ketenagakerjaan karena saya cek mbak rifda terdaftar sebagai peserta bpjk ketenagakerjaan di daftarkan pb persani.. kalau butuh informasi saya siap bantu.. terima kasih,” komentar salah satu mantan atlet yang tidak disebutkan namanya.
Setelah membaca pesan tersebut, Rifda membalas dan menjelaskan bahwa sebenarnya bukan saat di Indonesia atlet membutuhkan fisioterapis, namun saat bertanding di luar negeri. Menurut pemaparan Rifda, tidak semua atlet bertanding dalam kondisi tubuh bugar tanpa cedera.
Apalagi, tujuan pelatnas atau pemusatan latihan nasional saat ini adalah Olimpiade, Sea Games, dan Asian Games. Maka dari itu, perlu adanya fisioterapis bahkan ahli gizi yang dikirim, karena setiap cabang olahraga memiliki kebutuhan penanganan berbeda.
Berkaca dari pertandingan Sea Games lalu, Rifda menuturkan bahwa jumlah fisioterapis yang dikirim terbatas. Padahal, ada 499 atlet yang bertanding.