Ladiestory.id - Pandemi covid-19 belum berakhir, sehingga ancaman terhadap resesi keuangan kembali menghantui. Hal ini sejalan dengan melihat situasi inflasi dan respon Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dalam beberapa waktu terakhir. Ancaman ini tidak hanya mengintai bagi negara maju saja lho! Namun, juga beberapa negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang dan industri yang dapat menimbulkan berbagai masalah. Misalnya, meningkatnya pengangguran serta harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi. Sehingga, hal tersebut dapat mengganggu keuangan.
Lalu, apa saja yang perlu kamu lakukan utuk menghadapi kondisi ini? Berikut, 5 tips mengatur keuangan untuk milenial.
Utamakan Prioritas
Ketika resesi datang, pengelolaan keuangan harus mengutamakan prioritas. Sebab, pengeluaran pokok tidak akan berkurang saat masa normal maupun resesi. Pengeluaran yang perlu menjadi prioritas adalah sesuatu yang bersifat wajib dan merupakan kebutuhan. Misalnya, keperluan membayar listrik, membeli bahan makanan pokok atau cicilan kendaraan setiap bulannya.
Kamu bisa menggunakan 50% penghasilanmu sebagai alokasi dana pengeluara yang merupakan prioritas. Sehingga, selama satu bulan kedepan keuangan lebih terkendali.
Jangan Lupa Nabung atau Investasi
Meski dalam kondisi resesi, wajib bagi milenial tidak melewatkan menabung. Sebab, memiliki investasi terutama yang berbentuk liquid (dapat diambil kapan saja) akan memudahkan kamu menghadapi keadaan tidak terduga. Besaran yang dapat kamu keluarkan untuk investasi berkisar 25% dari penghasilanmu.
Investasi sendiri bisa kamu lakukan dalam berbagai bentuk. Contohnya, tabungan konvensional, reksadana atau saham. Namun, alangkah lebih baiknya sebelum memutuskan jenis tabungan, kamu mempelajari terlebih dahulu keuntungan maupun risikonya. Hal ini untuk menghindari, sesuatu yang buruk kedepannya.
Siapkan Dana Darurat
Resesi biasanya disertai dengan kenaikan harga yang signifikan, misalnya kebutuhan pokok atau lainnya. Selain itu, banyaknya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) juga terjadi ketika masa ini melanda. Melihat keadaan tersebut, perlu bagi kamu menyiapkan dana darurat. Sebab, keadaan buruk yang terjadi tidak dapat diprediksi.
Dana darurat sendiri merupakan dana yang disimpan sebagai bentuk antisipasi ketika keadaan darurat. Kamu bisa menyisihkan 20% penghasilanmu untuk menyiapkan dana ini. Kebijakan ini sangat cocok untuk kamu yang takut gaji habis tak tersisa.
Tunda Keinginan
Membeli sesuatu merupakan self-reward seolah harus ditunaikan. Eits, tapi sepertinya kamu perlu pertimbangkan lagi. Masa resesi biasanya terjadi dalam waktu yang cukup lama. Hal tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga memerlukan waktu untuk kembali pada posisi normal. Melihat kondisi ini, alangkah bijaknya untuk menuda keinginan yang bersifat sementara atau bukanlah seuatu yang sangat kamu butuhkan.
Membeli barang bisa saja turut membantu menstabilkan ekonomi negara. Namun, kamu juga perlu bijak dalam mengatur keuangan saat resesi. Bisa jadi, keputusan membeli barang di luar kebutuhan hanya menimbulkan masalah. Jika, kamu ingin tetap memenuhi keinginanmu sebaiknya ambil dana sebanyak 5% dari total penghasilanmu sehingga tetap aman dan terkendali. Selain itu, kebutuhan mu membeli barang tetap berjalan dengan jumlah yang lebih teratur.
Tambah Sumber Penghasilan
Setelah melakukan budgeting yang baik pada keuanganmu, kamu juga perlu memulai untuk mencari atau menambah penghasilan. Hal ini bisa kamu lakukan dengan berjualan online, bekerja freelance atau membuka kelas pelatihan online.
Penghasilan tambahan tidak hanya membantu secara finansial namun juga bisa sebagai langkah antisipasimu dalam menghadapi berbagai keadaan.
Selain itu, memiliki sumber penghasilan tambahan dapat turut membantu perekonomian negara pulih kembali. Jika usahamu semakin besar dan sukses kamu juga bisa membantu membuka lowongan pekerjaan baru bagi mereka yang terdampak resesi.