Ladiestory.id - Merayakan Hari Film Nasional pada tanggal 30 Maret, Netflix mengumumkan komitmennya untuk memajukan industri film Indonesia dengan menghadirkan lebih banyak film Indonesia di platform. Selain itu, di sepanjang tahun 2024 Netflix juga akan mengadakan sejumlah pelatihan bagi lebih dari 250 pelaku industri, salah satunya mengenai produksi film dengan menggandeng Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) sebagai rekan.
“Sejalan dengan perayaan Hari Film Nasional pada tahun ini, Netflix kembali menegaskan komitmennya untuk membuka jalan bagi film-film Indonesia agar dapat diakses secara global di 190 negara serta meningkatkan kualitas film-film Indonesia dengan berinvestasi pada para pekerja film indonesia," ungkap Ruben Hattari, Director of Public Policy, SEA, Netflix.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta pada hari ini, Netflix melibatkan berbagai nama yang tak asing dalam industri film Indonesia, yaitu aktor dan produser Prilly Latuconsina; sutradara, produser, dan pendiri JAFF Ifa Isfansyah; serta produser Taufan Adryan dari Visinema Pictures. Para pembicara menyampaikan visi dan harapan mereka untuk kemajuan film Indonesia.
Netflix juga mengumumkan komitmen untuk melanjutkan perjalanan film Indonesia yang sebelumnya tayang di bioskop dengan menghadirkannya di platform, untuk dapat ditonton oleh audiens yang lebih luas. Rusly Eddy, Content Lead Netflix Indonesia, mengutarakan bahwa tahun ini Netflix menargetkan lebih dari 50 film Indonesia yang tayang di bioskop untuk masuk ke dalam platform, di antaranya Budi Pekerti, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, dan 13 Bom di Jakarta.
“Berkembangnya industri film Indonesia sudah pasti tidak luput dari sumber daya manusianya. Saya berharap semakin banyak sineas muda yang bisa mendapat kesempatan untuk berkarya dan menginspirasi sehingga film Indonesia bisa terus berkembang. Apalagi dengan adanya Netflix yang bisa membawa film-film Indonesia ke lebih banyak penonton, baik yang tidak sempat menyaksikan di bioskop maupun penonton internasional," ungkap Prilly Latuconsina.
“Selayaknya storyteller, kami ingin bisa bercerita ke lebih banyak orang dan berharap kami bisa menyentuh lebih banyak audiens. Menarik sekali bekerja sama dengan Netflix karena bukan hanya kami bisa menjangkau tempat-tempat di Indonesia yang tidak ada bioskop tapi bahkan bisa mencapai penonton di luar Indonesia," sambung Taufan Adryan.
Sebagai bagian dari rangkaian acara hari ini, Netflix dan JAFF melaksanakan lokakarya singkat berjudul "What They Don't Talk About When They Talk About Film Production" dengan topik yang berfokus pada aspek administratif dan legalitas dalam produksi film. Pemilihan topik ini berangkat pada minimnya diskursus mengenai aspek esensial tersebut dalam kurikulum pendidikan film, yang disinyalir menjadi hambatan bagi para filmmaker muda untuk terjun ke industri.
Diikuti oleh 60 produser dan tim produksi muda, lokakarya ini memfokuskan pembahasan seputar kerja sama dengan pihak ketiga, penggunaan musik dalam film, menyusun rencana keuangan dalam produksi film, aturan hukum dan kontrak, serta lainnya.
“Empat elemen dalam ekosistem film, yaitu pembuat film, pemerintah, media massa, dan penonton, saat ini memiliki visi yang sama. Harapan saya di hari film ini adalah keempat elemen tersebut bisa terus satu visi, karena itu kunci untuk berkembang," papar Ifa Isfansyah dari JAFF.
Ifa juga menambahkan, dengan adanya Netflix, usia film-film Indonesia akan lebih panjang karena bisa terus bertemu dengan penontonnya.