Ladiestory.id - Sudah hampir 50 tahun sejak pertama kali kita merayakan Hari Perempuan Internasional, sebuah bukti nyata dari kesetaraan, karena perempuan dari berbagai latar belakang diberikan kesempatan untuk memperjuangkan hak-haknya, baik hak pribadi maupun profesional.
Walau perempuan telah mengambil langkah signifikan dalam mengadvokasi hak-hak pribadi mereka, masih ada satu tantangan, yaitu kesenjangan kepuasan, disparitas kepuasan seksual antara laki-laki dan perempuan.
Meski isu ini telah diteliti secara akademis sejak 1950-an, sayang masih belum benar-benar menutup kesenjangan ini. Ini semua dapat dimulai dengan kemauan dalam membahas secara terbuka mengenai topik tersebut, yang sayangnya perempuan masih kerap mendapatkan stigma negatif dan dihakimi ketika membahas kesejahteraan seksual, termasuk diskusi kepuasan.
Faktanya, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Durex Indonesia pada 2022 menunjukkan bahwa 1 dari 3 wanita yang aktif secara seksual memalsukan orgasmenya. Bahkan, wanita jauh lebih sering memalsukan orgasme mereka daripada laki-laki.
“Kita memiliki budaya di mana diskusi tentang seksualitas ditentang dan diabaikan. Hal ini terutama dirasakan oleh perempuan, karena ada stigma dan stereotip tertentu tentang seksualitas perempuan yang akhirnya membuat perempuan menghindari topik ini sepenuhnya. Karena itu, orang enggan untuk membicarakan apa yang mereka inginkan, bahkan dalam relasi paling intim mereka," ujar Psikolog Klinis, Inez Kristanti.
Sebuah studi dari Rutgers melihat hal ini lebih dalam. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa ketika perempuan jarang mendapatkan kepuasan dalam hubungan mereka, mereka belajar untuk menginginkan dan mengharapkan lebih sedikit orgasme dari pasangannya.
Ketika perempuan menurunkan ekspektasi mereka akan orgasme, kesenjangan kepuasan ini melebar.
“Ini tidak hanya tentang orgasme. Ketika perempuan menjadi begitu terbiasa tak menerima hal-hal tertentu, termasuk orgasme, beberapa mungkin berpikir 'ya memang begitu selayaknya jadi perempuan'. Tapi menurut saya, tidak, seharusnya tidak begitu. Perempuan memiliki hak untuk speak up dan menuntut hal yang berbeda,” kata Inez.
Lalu bagaimana kita dapat mengatasi ini? Inez percaya bahwa semua orang tahu, setiap orang mencapai kepuasan secara berbeda. Masalahnya adalah, jarang dan bahkan mungkin tidak pernah, membicarakannya.
"Itulah mengapa sangat penting bagi kita untuk menciptakan lingkungan di mana diskusi tentang seksualitas itu diterima dengan baik. Speak up adalah kuncinya. Beri tahu pasangan kita apa yang cocok untuk kita, dan pelajari apa yang cocok bagi pasangan kita juga. Biasakan untuk berdiskusi dengan salang menghargai, terutama karena preferensi kita dapat berubah seiring waktu," paparnya.
Untuk memicu percakapan tentang pentingnya berbicara dan menutup kesenjangan kepuasan, Durex telah bekerja sama dengan duo musisi Soundwave untuk merilis lagu berjudul Come Closer pada Februari 2023.
“Menjembatani kesenjangan kepuasan antar gender dimulai dari keberanian untuk speak up dan berkomunikasi secara terbuka, jujur, dan saling menghormati. Dan ini hanya bisa berhasil jika kita mematahkan stereotip berbasis gender dan menghadirkan lingkungan kondusif untuk mewujudkan kehidupan seksual yang lebih sehat untuk semua. Selama bertahun-tahun, kami bermitra dengan organisasi seperti BKKBN, puskesmas, LSM, dan komunitas untuk menjadi teman perempuan, hidup dengan semangat #EmbraceEquity yang sama, dan bersama-sama mendorong perubahan,” tutup Rahul.