Untuk kalian para perempuan pasti sudah tidak asing dengan gejala-gejala berikut ini, emosi yang tiba-tiba melonjak dan tidak stabil seperti "singa", bahkan tiba-tiba menangis tanpa tau alasan pastinya.
Sebenarnya apa ya penyebab di balik ini semua?
Semua wanita yang sudah mengalami pubertas pasti tidak asing dengan fase yang satu ini. Dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia terdapat fase pubertas. Tentunya pubertas yang dialami antara laki-laki dan perempuan sangat berbeda bukan?
Pada perempuan, pubertas ditandai dengan mulainya menstruasi. Menstruasi itu sendiri merupakan proses keluarnya darah dari vagina diakibatkan siklus bulanan alami pada setiap tubuh wanita yang sudah mengalami pubertas. Menstruasi ditandai dengan penebalan dinding rahim atau endometrium yang berisi pembuluh darah mengalami peluruhan dikarenakan tidak terjadinya kehamilan. Itulah sedikit penjelasan mengenai pengertian menstruasi.
Sebelum mengalami menstruasi pastinya sebagian besar perempuan akan mengalami PMS terlebih dahulu.
Apa itu PMS?
PMS adalah Premenstrual Syndrome. Kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi pada wanita. Gejalanya biasanya akan timbul 6-10 hari sebelum terjadinya menstruasi. Gejala-gejala tersebut biasanya ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat cepat seperti kemarahan yang datang tiba-tiba, penuh kecemasan, bahkan mudah menangis padahal tidak jelas alasannya. Premenstrual Syndrome tidak hanya ditandai dengan gejala tersebut, gejala fisiknya pun sangat sering dialami oleh banyak wanita di luar sana.
Apa aja gejala fisik dari premenstrual syndrome? Yang hampir seluruh wanita pasti merasakan yaitu nyeri pada perut. Nyeri saat PMS ini benar-benar luar biasa rasanya, bahkan untuk menahan rasa sakitnya diperlukan tenaga yang cukup besar. Gejala fisik selanjutnya yaitu sakit kepala, kelelahan, pusing, dan terkadang cepat merasa lelah. Tingkat keparahan dan frekuensi dari gejalanya bisa berbeda-beda dari setiap wanita. Yang paling sering adalah ketidakstabilan emosi. Dari gejala-gejala yang muncul akibat premenstrual syndrome sebenarnya sudah tidak heran mengapa wanita menjadi sensitif ketika masa-masa tersebut datang.
Lalu, Mengapa PMS bisa berdampak bagi kestabilan emosi wanita?
Sering kali sebagian besar wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama sebelum periode menstruasi datang. Apabila secara fisik tidak menyenangkan, tentu saja situasi psikisnya juga akan mendapat pengaruh. Emosi pada saat akan datang menstruasi cenderung tidak stabil. Lalu sebenarnya apa penyebabnya? Penyebabnya ialah perubahan hormon. Terdapat dua hormon di dalam tubuh wanita yaitu hormon progresteron dan hormon estrogen. Kedua hormon ini sangat berpengaruh bagi beberapa bagian tubuh wanita, termasuk sistem syaraf dan otak. Pada masa ini tingkat hormon estrogen dan progesterone mengalami peningkatan selama waktu-waktu tertentu dalam tubuh wanita. Perubahan suasana hati, emosi yang tidak stabil, adanya rasa cemas disebabkan karena peningkatan hormon. Gejala seperti mudah marah atau emosi yang tidak stabil dikarenakan hormon estrogen tinggi sedangkan hormon progesteron rendah.
Dari penelitian Universitas California yang menyatakan penyebab emosi yang tidak stabil saat sedang mengalami Premenstrual Syndrome (PMS) dikarenakan reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA) yang merupakan respon dari sel otak. Sel GABA ini sendiri berfungsi sebagai pembatas aktivitas yang terkait dengan stress dan kecemasan. Apabila terjadi lonjakan aktivitas di otak kecil, maka akan menunjukkan emosi yang semakin buruk pula.
Sebenarnya ketidakstabilan emosi pada saat menjelang menstruasi merupakan hal yang wajar apabila terjadi. Nyeri perut yang kerap sekali dialami tentu dapat berpengaruh pada emosi seorang wanita. Nyeri ini disebabkan karena adanya penyempitan pada pembuluh darah. Penyebab dari perubahan emosi yang dialami kaum-kaum wanita saat menjelang menstruasi, yaitu terjadinya penurunan serotonin. Serotonin itu sendiri berperan sebagai hormon yang dapat memberikan perasaan nyaman serta senang. Produksi hormon serotonin yang menurun dapat menjadi penyebab hormon lain mengalami kenaikan dan penurunan juga. Akibatnya timbul perasaan sensitif dan sering marah-marah.
Sampai sini sudah cukup jelas bukan penyebab dari ketidakstabilan emosi pada saat menjelang menstruasi?
Lalu, apakah emosi akan mereda pada saat kita sudah pada fase menstruasi?
Beberapa ahli mengatakan bahwa pada saat menstruasi terkadang masih terjadi ketidakstabilan emosi dikarenakan perubahan pada hormon dan sejumlah senyawa kimia otak yang biasanya berperan sebagai pengatur emosi seseorang. akibat penurunan kadar estrogen dan progesteron pada lapisan dinding rahim akan mengalami peluruhan. pada saat menstruasi yang dialami wanita selesai, secara otomatis Hormon Estrogen akan naik kembali secara perlahan. Estrogen akan kembali stabil. namun, akan turun lagi ketika menjelang menstruasi berikutnya. Estrogen ini memiliki peran penting dalam produksi dan kerja Hormon Endorfin.
Apakah ada acara untuk mengatasi ketidakstabilan emosi pada saat menjelang menstruasi?
Tentu saja ada!
Dengan selalu menerapkan gaya hidup sehat, rutin berolahraga, menjaga pola makan, serta menghindari aktivitas-aktivitas yang dapat memicu stres. Jadi, untuk kalian para wanita, sebenarnya ketidakstabilan emosi memang sulit untuk dicegah pada saat menjelang menstruasi. Akan tetapi kalian bisa selalu menerapkan gaya hidup yang sehat untuk mengendalikannya.
?
?
?
?
DAFTAR PUSTAKA
Dickersonet al. Premenstrual syndrome, JournalAmerican Family Physician. 2003; 67 (8). pp. 1743-1751.
Johnson S,. Premenstrualsyndrome (premenstrual tension).2004 http://www.health.am/gyneco/more/premenstr ual-syndroma-premenstrual-tension.
Ramadani, M. (2012). Premenstrual Syndrome (PMS). Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 7, No. 1.
?