1. Health
  2. Personality Awareness, Ketahui Nih 5 Macam Gangguan Kepribadian yang Bisa Dimiliki Siapapun
Health

Personality Awareness, Ketahui Nih 5 Macam Gangguan Kepribadian yang Bisa Dimiliki Siapapun

Personality Awareness, Ketahui Nih 5 Macam Gangguan Kepribadian yang Bisa Dimiliki Siapapun

Media sosial akhir-akhir ini mulai menyebarkan personality awareness kepada para pegiat socmed agar setiap orang mau mempedulikan dirinya sendiri dan orang-orang terdekat. Kesadaran akan kepribadian dengan menumbuhkan selflove di dalam diri setiap manusia sangat tepat dilakukan, mengingat sudah beberapa kali media memberitakan gangguan kepribadian beberapa tokoh yang menyebabkan depresi dan berujung pada suicidal thoughts atau pikiran bunuh diri. Sebab itulah, kamu mesti memahmi 5 macam gangguan kepribadian yang mungkin saja saat ini sedang dialami temanmu atau bahkan dirimu sendiri, Ladies!

1. Gangguan kepribadian ansos atau antisosial

Gangguan kepribadian ansos atau antisosial
sumber: freepik.com

Banyak yang mengira jika seorang yang berkepribadian introvert sama dengan ansos atau antisosial. Padahal, introvert dan antisosial adalah 2 hal yang berbeda lho, Ladies. Seorang introvert belum tentu antisosial, sebab introvert hanyalah bentuk kepribadian dan bukan merupakan gangguan. Antisosial merupakan macam gangguan kepribadian yang membuat seseorang yang mengalaminya menjadi manipulatif, tak ragu berbohong, kerap menyampaikan gagasan yang tak masuk akal, serta bisa merusak hati nuraninya jika gangguan kepribadian ini terus dibiarkan dan tidak diatasi segera mungkin. Ciri-ciri orang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial adalah sering kali menyendiri dan tak merasa membutuhkan bantuan dari siapapun. Mereka juga senang menyimpan rasa sakit dan bahagianya di dalam hati, sebab sulit atau tak ingin membaginya dengan orang lain. Gangguan kepribadian antisosial bisa dikurangi frekuensinya dengan rutin bercerita mengenai isi hati yang sejujur-jujurnya kepada orang lain.

2. Gangguan kepribadian dependen atau DPD

Gangguan kepribadian dependen atau DPD
sumber: freepik.com

Merasa panik atau cemas berlebihan menjadi salah satu ciri orang yang mengalami gangguan kepribadian dependen atau DPD, Ladies. Orang yang mengalami DPD akan merasa sangat bergantung kepada keputusan orang lain. Meskipun sebenarnya keputusan itu adalah untuk dirinya sendiri. Mereka yang menderita gangguan kepribadian ini akan merasa sulit untuk mempercayai dirinya sendiri dan kerap bergantung kepada kemampuan dan tuntunan orang lain. Beberapa ahli menyatakan bahwa faktor genetik, pola asuh yang otoriter, beserta lingkungan menjadi salah satu penyebab munculnya macam gangguan kepribadian dependen di dalam diri seseorang. Frekuensi gangguan kepribadian dependen bisa dikurangi dengan melakukan terapi bicara kepada ahli psikoterapi.

3. Gangguan kepribadian ambang

Gangguan kepribadian ambang
sumber: freepik.com

Kerap disamakan dengan gejala skizofrenia, orang-orang yang mengalami gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder sering kali memiliki perubahan emosi yang tiba-tiba dan tidak stabil. Padahal, macam gangguan kepribadian ini berbeda dengan skizofrenia lho, Ladies. Gangguan kepribadian ambang membuat si penyintas merasa stress hingga depresi. Ia pun tak segan melukai dirinya sendiri dan orang lain jika ia merasa ada yang berbeda atau salah menurut perhatiannya sehingga membuatnya marah. Pikiran-pikiran negatif yang dicipatakannya sendiri pun bisa membuatnya rentang tidak percaya diri hingga memengaruhi pikirannya untuk bunuh diri. Nah, agar frekuensi gangguan kepribadian ambang ini berkurang, kamu harus mengonsultasikannya kepada dokter, psikolog, atau profesional. Lalu, kurangi stres dan kontrol suasana hatimu sebaik mungkin.

4. Gangguan kepribadian anankastik

Gangguan kepribadian anankastik
sumber: freepik.com

Jika kamu termasuk orang yang perfeksionis, terlalu terorganisasi, dan gemar mengontrol segala hal dalam hidupmu, bisa jadi kamu sedang mengalami gangguan kepribadian anankastik, Ladies! Macam gangguan kepribadian ini juga disebut obsessive compulsive personality disorders, yang menyebabkan orang yang mengalaminya selalu punya kontrol lebih akan kehidupannya. Ia juga gemar melakukan suatu hal melalui urutan-urutan teknis yang terorganisasi rapi. Jika ada satu saja langkah yang terlewati, orang dengan gangguan kepribadian anakastik akan rela mengulangi tahapannya dari awal demi mendapatkan kesempurnaan baginya. Ia juga kerap senang memperhatikan urutan, detail, dan segala sesuatu yang terkecil sekalipun. Untuk mengatasi frekuensi gangguan kepribadian ini adalah dengan melakukan psikoterapi bersama spesialis. Serta, jauhi orang-orang yang gemar mengontrol, juga para orang tua yang otoriter.

5. Gangguan kepribadian skizotipal

Gangguan kepribadian skizotipal
sumber: freepik.com

Orang yang sering kali punya tingkat kecurigaan dan kewaspadaan yang berlebihan, serta sering menganggap orang lain berbahaya sampai malas berhubungan dengan orang lain, bisa jadi sedang mengalami gangguan kepribadian skizotipal. Gangguan kepribadian ini juga membuat orang yang mengalaminya menjadi mudah percaya dengan hal-hal supranatural, gaib, takhayul, dan bisa berhalusinasi layaknya seorang yang mengalami skizofrenia. Namun, orang yang mempunyai macam gangguan ini hanya memiliki episode halusinasi yang lebih singkat. Biasanya, gangguan kepribadian ini disebabkan oleh lingkungan, trauma masa lalu, pelecehan, serta disfungsi keluarga. Nah, untuk mengurangi frekuensi gangguan kepribadian skizotipal ini kamu perlu meminta bantuan dokter atau spesialis di bidangnya untuk melakukan pengobatan.

Jika kamu mengalami salah satu gangguan kepribadian di atas, kamu tak perlu menjadi rendah diri atau malu. Sebab, kamu masih punya banyak waktu untuk bisa mengurangi frekuensi gangguan kepribadian tersebut dengan berbagai cara. Namun, jika kamu memiliki teman dengan gangguan kepribadian tadi, tetaplah menemaninya. Sebab, orang-orang yang mengalami 5 gangguan kepribadian tadi bukanlah orang-orang yang harus dihindari, Ladies. Justru kita harus selalu memotivasinya agar frekuensi gangguan tersebut berkurang.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel