Ladiestory.id - Skoliosis merupakan satu kelainan pada tulang belakang yang melengkung secara tidak normal ke arah kanan atau kiri.
Pada orang yang mengidap skoliosis, bentuk punggungnya akan melengkung menyerupai huruf ‘C’ atau ‘S’.
Kondisi kelainan ini kerap kali dialami oleh anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, atau sebelumm masa pubertas yaitu sekitar usia 10-15 tahun.
Kelainan ini kebanyakan tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), dan secara gender, perempuan yang lebih banyak menalami kondisi kelainan tulang belakang atau skoliosis ini.
Namun tahukan kamu jika skoliosis ini tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali? Dijelaskan oleh dr. Widyastuti Srie Utami, Sp. OT (K) yang merupakan salah satu anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Indonesia, bahwa kelainan tulang yang disebut dengan skoliosis hanya menimbulkan rasa pegal terus-menerus pada punggung.
"Kebanyakan skoliosis derajat besar akan menyebabkan pasien terus menerus pegal di punggung dan secara penampilan punggung terlihat tidak simetris," jelas dr. Widyastuti dalam media gathering Rumah Sakit Pondok Indah, di kawasan Jakarta Selatan pada Senin (21/8/2023).
Lebih lanjut, dr. Widyastuti menambahkan jika ada keluhan lain selain pegal seperti rasa nyeri yang menjalar dii sekujur tubuh, kebas, bahkan kesemutan hingga terasa seperti kesetrum bukanlah tanda seseorang mengidap skoliosis.
"Kalau ada keluhan selain pegal jangan diagnosis sendiri, itu karena skoliosis. Pastikan ke dokter, bisa jadi masalah tulang belakang," terangnya.
Selanjutnya, sebagai Dokter Spesialis Orthopedi, dr. Widyastuti juga menjabarkan ciri-ciri lain dari pengidap skoliosis yang dapat terlihat dengan jelas.
Salah satunya adanya perbedaan dari tinggi punggung kanan dan kiri saat membungkuk, namun tidak selalu berbeda, karena pada sebagian kasus pengidap scoliosis tidak memiliki perbedaan pada tinggi punggung kanan dan kirinya.
Selain itu ciri lainnya adalah, siku kanan atau kiri yang tidak menempel ke pinggang juga dapat menjadi tanda yang mengarah pada skoliosis.
Meski ada beberapa tanda yang dapat dilihat dengan mata telanjang dalam beberapa kasus, dr. Widyastuti menekankan bahwa setiap individu tetap harus melakukan pemeriksaan lanjutan guna mengetahui besaran sudut lengkung tulang belakang dan menentukan tindakan penanganan selanjutnya.
Meski tidak menyembuhkan, dr. Widyastuti menjelaskan bahwa setiap pengidap skoliosis harus mendapatkan terapi untuk mencegah bertambah buruknya lengkungan pada tulang belakang.
Jika dibiarkan tanpa perawatan, pengidap skoliosis berisiko mengalami kerusakan postur tubuh, merasakan nyeri punggung berkepanjangan, mengganggu fungsi paru dan jantung, hingga merusak saraf tulang belakang.
"Tergantung derajat. Semakin tinggi derajat semakin menimbulkan keluhan atau gejala, terutama derajat yang besar, misalnya paru-paru tertekan ke salah satu sisi, bernapas lebih enggak enak," tandas Widyastuti.