Ladiestory.id - Biasanya anak-anak akan ketakutan jika mereka diajak untuk memeriksakan gigi mereka ke dokter gigi. Mungkin bagi anak-anak, dokter gigi terlihat seperti monster, ya?
Padahal anak-anak perlu pergi ke dokter gigi untuk mengatasi masalah gigi berlubang, gusi bengkak, ataupun sekadar memeriksakan gigi mereka untuk memastikan jika giginya dalam keadaan sehat tanpa ada masalah.
1. Membiasakan Anak ke Dokter Gigi Sejak Kecil
Sebagai orang tua, kita dianjurkan guna membawa anak setelah 6 bulan pertama tumbuh gigi atau setahun setelahnya ke dokter gigi. Untuk membentuk hubungan yang baik antara anak dengan dokter gigi, orang tua harus membiasakan anaknya untuk memeriksakan gigi mereka agar tidak menimbulkan ketakutan akan dokter gigi.
Biasanya suasana yang ada di ruang praktik dokter akan dibuat nyaman menyesuaikan dengan pasien yang masih anak-anak sehingga bukan hal yang sulit untuk membuat anak tidak takut lagi terhadap dokter gigi. Ruangan praktik tersebut umumnya akan diisi dengan hal-hal yang disukai anak-anak seperti gambar yang lucu, lagu khusus anak-anak, atau pun adanya mainan.
Memeriksa karies anak dan memastikan jika anak tidak mengalami lidah atau bibir terikat adalah hal umum yang biasanya dilakukan oleh dokter gigi ketika memeriksa.
Selain itu, dokter biasanya juga akan memberikan vitamin, memberitahu apa yang harus dilakukan orang tua dalam merawat gigi anaknya, dan mengevaluasi bagiamana cara kita merawat gigi anak.
Pada akhirnya anak akan menjadi akrab dengan dokter gigi. Dengan akrabnya hubungan yang terjalin, hal itu dapat membuat ketakutan yang ada dalam diri anak menjadi berkurang bahkan sampai hilang.
2. Jangan Banyak Bicara dan Positiflah
Ada baiknya jika orang tua tidak terlalu banyak bicara ketika menghadapi anak mereka yang takut dengan dokter gigi. Bersikap positiflah agar anak juga akan merasakan apa yang orang tua rasakan.
Untuk mengurangi rasa takut akan dokter gigi, orang tua dapat memberikan pengertian atau memainkan peran menjadi dokter gigi dengan anak sebagai pasiennya di rumah.
Setelah itu, berilah penjelasan jika nantinya dokter gigi akan melakukan beberapa kegiatan dalam memeriksa gigi sang anak.
Orang tua juga dapat mengalihkan perhatian dengan mengajak bermain anak menghitung gigi, menggosok gigi sembari bernyanyi, dan masih banyak lagi.
Biasakan anak merasakan bagaimana kunjungan rutin ke dokter gigi menjadi hal yang menyenangkan dan dinanti. Contohnya seperti mencoba mengelilingi ruang praktik atau memberi tahu hal-hal yang asing disana.
3. Bersikap sabar
Umumnya anak akan merasa nyaman jika beberapa hal pernah terjadi akan terulang kembali. Jadi, jika anak merasa kunjungan mereka ke dokter gigi bukan hal yang menyenangkan, bersabarlah.
Nantinya anak-anak akan merasakan jika berkunjung ke dokter gigi adalah sebuah hal yang patut dilakukan. Namun, masih banyak anak yang takut pergi ke dokter gigi meskipun umur mereka sudah cukup besar.
Hal tersebut perlu penanganan yang cukup khusus agar tidak takut datang ke dokter gigi, terlebih jika pemeriksaan yang dibutuhkan cukup penting dilakukan.
Untuk mengatasi masalah gigi yang diperlukan dan menjaga gigi anak tetap sehat tanpa merasakan sakit, biasanya diperlukan sesuatu yang dinamakan anestesi umum. Berkomunikasi terlebih dahulu dan bekerja sama dengan dokter gigi juga hal yang harus diperhatikan.
Karena hal tersebut nantinya akan diperlukan untuk kesehatan gigi anak para orang tua kelak.