Ladiestory.id - Perilaku bunuh diri masih terus menghantui masyarakat. Hal ini membuat berbagai pihak harus turut andil melakukan upaya pencegahan bunuh diri.
Dalam press conference "Indonesia Mental Health Movement: It Starts and Ends with Us" yang digelar di The Kasablanka pada Kamis (20/10/2022), Sandersan Onie, seorang Psikologi Klinis bergelar doktor, mengungkapkan bahwa angka underreporting kasus bunuh diri di Indonesia menjadi yang tertinggi di dunia.
"Rata-rata dunia (underreporting suicide) 30 – 50%. Di Indonesia itu memiliki angka underreporting lebih dari 300%, yang tertinggi di dunia pada saat ini," ungkapnya.
Demi melakukan pencegahan dari upaya bunuh diri, seseorang perlu meningkatkan kepedulian dan kesadaran akan tanda-tanda muncul. Dipaparkan oleh pria yang akrab disapa Sandy tersebut, ada beberapa tanda-tanda yang mengarahkan seseorang mengambil tindakan bunuh diri.
"Untuk bunuh diri itu tanda-tandanya, orangnya mungkin terlihat agak murung, terlihat depresi, dan kata-katanya itu sering, dalam pikirannya, sekitar kematian," ungkapnya.
"Biasanya mereka suka searching bagaimana cara bunuh diri, atau biasanya mereka suka bertanya-tanya tentang kematian. Ada juga sign, symptom yang lain di mana mereka punya barang, mereka suka kasih-kasih ke orang. Karena mereka ngerasa 'aku udah gak perlu lagi nih barang-barang'," sambungnya.
Jika kamu memiliki kencenderungan akan hal tersebut, maka segera mencari bantuan ahli kesehatan jiwa seperti psikolog. Lantas, bagaimana jika tanda-tanda tersebut muncul pada orang yang kita kenal?
"Kita harus was-was, kita harus tanyakan 'are you ok? Kamu ada pikiran gak tentang bunuh diri?' kalau mereka berkata iya, maka kita tanya 'ok, what can I do? Kamu butuh apa? Aku temenin, aku di sini kok, aku dengerin kamu'," ungkapnya.
Lebih lanjut, Sandy mengungkapkan, apabila orang tersebut mengalami tekanan mental yang berat, maka temani mereka.
"Kalau mereka udah bener-bener stres banget, dalam hitungan besar, maka kita tidak boleh tinggalkan sampai mereka bisa calm down. Karena kalau misalkan orang stres kan gak pikir jelas, tiba-tiba mereka bisa bertindak secara impulsive. Itu yang kita hindari, kita temenin sampe mereka sudah calm down," tutupnya.