Kegagalan berumah tangga dengan orang yang kita cintai tentu tidaklah mudah untuk dihadapi dan dijalani. Terlebih, jika kita berpisah dengannya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, sebab adanya penkhianatan yang meninggalkan bekas luka. Tentu, kondisi seperti itu kerap membuat kita malas bertemu lagi dengan si mantan, yang apalagi juga telah menjadi ayah dari anak kalian yang tercinta. Sayangnya, anak yang selalu menjadi prioritas utama tetaplah harus bisa mendapatkan kasih sayang yang adil dari kedua orang tua. Makanya, mau tak mau kamu dan si mantan harus tetap kompak ketika mengasuh anak agar anak merasa bahwa perceraian kedua orang tuanya bukanlah permasalahan yang perlu diributkan terus-menerus. Sehingga, ketika kelak ada pihak yang kurang kerjaan lantas melakukan bully verbal terhadap anak sebab perceraian orang tuanya, anak tidak akan mudah terpengaruh, Ladies. Sebab, anak akan berpikir bahwa perceraian hanyalah sebuah perpisahan, dan ia tetap mendapat porsi kasih sayang yang pas dari kedua orang tuanya meski sudah tidak bersama lagi. Nah, berikut ini ada 5 tips kompak mengasuh anak untuk orang tua yang sudah bercerai!
1. Komunikasikan secara jelas tentang segala aturan
Biasanya, di setiap rumah ada aturan yang mesti dijalani oleh semua penghuni rumah. Misalnya saja, aturan di rumah ibu harus mengembalikan barang-barang yang digunakan ke tempatnya, dan aturan di rumah ayah harus mengeringkan kaki dengan keset setelah dari kamar mandi. Nah, kamu dan mantan pasanganmu harus mengomunikasikan aturan-aturan itu terlebih dahulu, kemudian menerapkannya kepada anak. Sehingga, jika suatu hari adalah giliran anak untuk tinggal di rumah ayahnya, kamu bisa mengingatkan anak untuk melakukan hal yang boleh dan tidak boleh selama berada di sana. Begitu pula sebaliknya. Mungkin pada awalnya anak akan merasa kerepotan harus selalu menyesuaikan diri setiap ingin bergantian tinggal dengan ibu atau ayahnya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu anak akan terbiasa untuk mampu menyesuaikan diri di manapun ia berada, Ladies.
2. Belajarlah bekerja sama dengan baik
Jika kamu dan mantan pasanganmu selalu ribut masalah uang, jadwal, atau aturan dan lingkungan, tentug hal itu hanya akan membuang-buang waktu kalian berdua. Selain itu, keributan yang kalian timbulkan hanya akan membuat anak trauma dan membenci kehidupan menjadi anak broken home. Motivasi anak pun juga akan meredup sesering ia melihat kedua orang tuanya bertengkar setiap saat. Namun, jika kamu dan mantan pasanganmu justru menjadi orang tua yang kompak, bahkan ketika kalian sudah bisa saling menerima calon pasangan kalian masing-masing, anak akan punya motivasi untuk menunjukkan pada dunia, bahwa anak broken home juga bisa menjadi sukses, seperti anak-anak lainnya.
3. Bicaralah dengan anakmu secara terbuka dan terus terang
Jika kamu khawatir mantan pasangan akan membicarakan hal buruk tentangmu, ada baiknya jika kamu jelaskan secara terbuka kepada anak tentang alasan kalian bercerai. Namun, bukan berati memengaruhi anak agar ia membenci ayahnya. Anak hanya perlu tahu alasan jelas mengapa perceraian itu bisa terjadi. Dengan begitu, ketika sang ayah punya niat buruk dengan menjelek-jelekkanmu di belakang, anak bisa menyaringnya sendiri dan membuktikan siapa yang sebenarnya punya sifat yang tidak baik.
4. Miliki keterikatan dengan anak
Setiap orang pasti bisa merasakan siapa yang sungguh-sungguh menyayanginya. Begitu juga anak. Jika kamu menjadi orang tua yang cuek dan lebih peduli pada dirimu sendiri, anak pun bisa merasakannya. Maka, kamu tak perlu heran jika anak malah menjauh darimu dan memilih untuk tinggal bersama ayahnya, kalau kamu tidak punya waktu yang banyak untuk dirinya. Sebaliknya, jika kamu memberikan banyak waktumu untuk anak, meskipun sekadar makan bersama, traveling bersama, dan menanyakan kabarnya setiap hari ketika ia sedang tinggal bersama ayahnya, jangan heran jika anak malah ingin bisa tinggal denganmu lebih lama!
5. Redam emosi demi kesehatan mental dan fisik anak
Terakhir dan yang paling penting adalah kamu dan mantan pasangan mesti meredam emosi ketika membahas tentang strategi pengasuhan anak, agar semua tujuan kalian bisa terwujud. Sebab, jika kalian bertemu dan membahas segala sesuatu dengan emosi, jalan keluar yang tepat untuk mengasuh anak secara kompak tak akan pernah terwujud. Jika bayang-bayang lukamu masih menghantui, ingatlah tujuan awalmu, Ladies, bahwa kamu melakukan semua ini demi buah hatimu tersayang. Demi kesehatan mental dan fisik anak yang lebih baik.
Sebenarnya, pola mengasuh anak yang baik untuk orang tua yang bercerai adalah tetap mengurusnya bersama-sama. Sehingga, tak perlu ada kesan perlombaan dengan siapa semestinya anak tinggal. Sebab, bagaimanapun anak adalah buah hatimu dengan mantan pasanganmu, Ladies. Tak ada yang bisa mengubah status itu.