1. Health
  2. Wajib Tahu! Ini Perbedaan Tes PCR Pasien Cacar Monyet dan Covid-19
Health

Wajib Tahu! Ini Perbedaan Tes PCR Pasien Cacar Monyet dan Covid-19

Wajib Tahu! Ini Perbedaan Tes PCR Pasien Cacar Monyet dan Covid-19

Ilustrasi melakukan tes PCR. (Special)

Ladiestory.id - Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Beberapa waktu lalu, dilaporkan terdapat satu pasien cacar monyet di Indonesia. Pasien tersebut sempat melakukan perjalanan ke luar negeri pada 22 Juli 2022 dan tiba di Jakarta pada 8 Agustus 2022.

Pasien tersebut mengalami gejala awal penyakit cacar monyet pada 11 Agustus 2022. Setelah melakukan konsultasi ke sejumlah fasilitas kesehatan, pasien masuk ke rumah sakit milik Kementerian Kesehatan pada 18 Agustus 2022. Pada 19 Agustus 2022 malam, hasil tes PCR pasien terkonfirmasi positif cacar monyet.

Ilustrasi PCR Monkeypox. (Special)

Terdapat beberapa perbedaan metode PCR untuk mendeteksi cacar monyet dan virus Covid-19. Cacar monyet dapat dideteksi dengan mengambil sampel pada bagian ruam atau lesi yang muncul pada kulit penderita. Sedangkan, untuk mendeteksi pasien Covid-19, dilakukan pengambilan sampel dengan mencolok hidung dan mulut pasien.

"Pemeriksaan PCR monkeypox ini berbeda dengan pemeriksaan PCR Covid-19. PCR monkeypox dilakukan dengan swab pada ruam-ruam yang ada di tubuh pasien," ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril dalam keterangan pers, dikutip Selasa (23/8).

Sejauh ini, PCR untuk cacar monyet baru dapat dilakukan di dua tempat, yaitu laboratorium rujukan nasional BKPK Kementerian Kesehatan dan laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB). Saat ini sedang dilakukan proses penambahan 10 laboratorium dan sejumlah rumah sakit yang ditingkatkan untuk melakukan pemeriksaan PCR.

Setelah mengetahui perbedaan metode tes PCR untuk cacar monyet dibandingkan Covid-19, kamu juga perlu tahu tentang terapi perawatan klinis yang harus dioptimalkan untuk meringankan gejala, mengelola komplikasi, dan mencegah gejala sisa jangka panjang. Dalam terapi ini, pasien harus diberi cairan obat dan makanan untuk mempertahankan gizi yang memadai.

Infeksi bakteri sekunder harus diobati sesuai indikasi. Antivirus yang dikenal sebagai tecovirimat yang dikembangkan untuk cacar dilisensikan oleh European Medicines Agency (EMA) untuk monkeypox pada 2022 berdasarkan data penelitian pada hewan dan manusia.

Ilustrasi Penyakit Cacar Monyet. (Special)

Meski kasus cacar monyet di Indonesia sudah ada, Syahril mengimbau masyarakat agar tidak panik. Pasalnya, daya tular dan fatalitas sangat rendah dibandingkan Covid-19. Bahkan, pasien cacar monyet juga tidak memerlukan ruang isolasi, sebagaimana pasien Covid-19 yang memerlukan tekanan negatif.

Penularan cacar monyet tidak semudah Covid-19 yang melalui droplet di udara, melainkan lewat kontak erat.

"Penularan monkeypox melalui kontak erat," kata Syahril.

Pasien cacar monyet juga akan sembuh sendiri, jika tidak ada infeksi tambahan atau tidak ada komorbid yang berat yang dapat memperparah kondisi pasien. Syahril juga menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan 1.200 reagen untuk pemeriksaan apabila terdapat kecurigaan cacar monyet.

Selain itu, sebagai bentuk kewaspadaan, Kementerian Kesehatan telah melakukan pemantauan intensif di seluruh pintu masuk Indonesia, baik dari udara, laut, maupun darat, yang berhubungan langsung dengan negara-negara yang sudah melaporkan adanya kasus cacar monyet.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel