Banyak orang yang nggak menyadari kalau mereka sebenarnya mempunyai inner child yang terluka. Jika kamu sulit mengendalikan amarah atau lebih mudah menangis bisa jadi pertkamu bahwa sebenarnya kamu memiliki inner child yang terluka.
Apa Itu Inner Child?
Menurut Dr. Diana Raab, seorang peneliti psikologis dan penulis, setiap dari kita memiliki inner child. Apakah itu sebenarnya inner child? Seperti apakah wujud keberadaannya? Ahli menjelaskan inner child sebagai ekspresi sisi masa lalu kita, mulai dari masa kanak-kanak hingga setelahnya. Segala pengalaman hidup kita, baik pengalaman yang membawa kebahagiaan dan kesedihan, akan mempengaruhi kita dalam mengekspresikan diri ketika sudah dewasa. Pengalaman itu bahkan juga mempengaruhi proses tumbuh kembang kita selanjutnya. Seperti apa sih contoh pengaruh-pengaruh yang dapat diberikan inner child kepada perkembangan kita?
Contohnya, kita dapat melihat pergaulan kita ketika masih kanak-kanak. Menurut Cutting dan Dunn (2006), anak-anak yang sering bermain dengan teman-teman seusianya atau pun saudara yang mencintai dan mendukung dirinya akan tumbuh menjadi sosok yang mencintai petualangan ketika dewasa. Mereka juga cenderung memiliki kemampuan bersosial yang lebih baik karena mereka menyadari pentingnya bekerja sama dan berbagi kasih sayang. Tak hanya hubungan pergaulan, hubungan kita dengan orang tua juga banyak mempengaruhi hal itu, lho. Orang tua yang banyak menanyakan kabar dan perasaan anaknya sehari-hari mendorong anak untuk lebih peduli kepada kondisi temannya dan lebih memahami kondisi emosionalnya sendiri.
Namun, sama seperti pengalaman baik yang berhasil mempengaruhi kita secara positif dalam berbagai hal, pengalaman-pengalaman buruk yang kita rasakan juga dapat mempengaruhi kita. Trauma dan kesedihan masa lalu dapat tinggal dalam diri kita untuk waktu yang lama dan ketika ada trigger tertentu, dapat kembali timbul ke permukaan. Pengalaman menyedihkan seperti kehilangan teman semasa kecil, kekerasan psikis dan fisik, serta perpisahan keluarga dapat mempengaruhi kita sepanjang hidup. Tanpa benar-benar berdamai dengan inner child, kesedihan dan trauma dapat terus timbul sewaktu-waktu, bahkan ketika kita merasa telah melupakannya.
Lalu, apa yang dapat membuat inner child terluka? Daftarnya bisa jadi sangat panjang. Beberapa diantaranya mungkin sering dialami seorang anak. Dan, jika seorang anak harus menghadapi peristiwa tersebut seorang diri, efeknya mungkin akan lebih buruk lagi.
Berikut ini beberapa peristiwa atau situasi yang dapat melukai inner child:
- Kehilangan orang tua atau pengasuh
- Kekerasan fisik, kekerasan emosional, kekerasan seksual, pengabaian (baik korban kekerasan maupun menyaksikan kekerasan yang terjadi).
- Sakit parah
- Bullying
- Bencana alam
- Konflik dalam keluarga
- Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang di rumah.
- Anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan mental
- Menjadi imigran
- Diasingkan oleh keluarga
Kamu tidak bisa menyembuhkan luka inner child. Setelah pengalaman masa kecil kamu terluka atau rusak, itu sudah menjadi sejarah yang membentuk diri kamu, Meskipun tidak bisa diubah, tetapi kamu bisa mengendalikan dan merespon baik luka inner child yang sewaktu-waktu bisa keluar.
Sumber Foto Utama: istockphoto.com