Ladiestory.id - Kanker Serviks di Indonesia menempati urutan kedua kejadian kanker pada perempuan di Indonesia dengan kejadian 36.964 kasus baru dan mengakibatkan 20.708 kematian menurut data GLOBOCAN 2022 yang dirilis oleh The International Agency for Research on Cancer (IARC).
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP mengatakan kanker serviks merupakan jenis kanker yang dapat dicegah. Karenanya, ia mengimbau para perempuan untuk jangan sampai lengah untuk melawan dan meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks.
“Jangan lengah, sebab kejadian kanker serviks di Indonesia masih tinggi, padahal kanker serviks merupakan jenis kanker yang dapat dicegah. Oleh sebab itu, YKI terus melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks,” ujar Prof. Aru dalam diskusi bertajuk “Pelajari, Cegah, dan Lakukan Skrining Kanker Serviks”, yang digear di Thamrin Nine Ballroom, Kamis (28/11/2024).
“Kami mendorong perempuan untuk tidak perlu takut ataupun malu melakukan vaksinasi HPV dan melakukan deteksi dini kanker serviks. Sebab kanker dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium awal,” sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk. menjelaskan ada sebanyak 95% kanker serviks pada wanita disebabkan oleh virus HPV (human papilloma virus), dan biasa terjadi pada perempuan di usia reproduksi.
“Hampir semua orang yang aktif secara seksual akan tertular pada suatu saat dalam hidupnya, biasanya tanpa gejala. Oleh sebab itu penting sekali melakukan pencegahan dengan vaksinasi, kontrol rutin dan menerapkan pola hidup sehat,” ujar Dr. Kartiwa.
Ia mengutarakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks, diantaranya riwayat seksual secara aktif pada usia muda dibawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan seksual, dapat berkontribusi mempengaruhi meningkatnya kemungkinan terpapar HPV.
Selain itu, wanita yang merokok dua kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak merokok. Para peneliti percaya bahwa tembakau dapat merusak DNA sel serviks dan dapat pada perkembangan kanker serviks. Merokok juga membuat sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam melawan infeksi HPV.
Sistem imun tubuh yang lemah, seperti yang diakibatkan oleh virus HIV (virus penyebab AIDS), juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga berakibat pada risiko lebih tinggi terkena infeksi HPV.
Pencegahan perlu dilakukan, mempertimbangkan penderitaan yang dialami sebagai pasien kanker serviks. Penderitaan yang dialami oleh pasien kanker serviks berpotensi lebih parah dan kompleks dibandingkan penderita kanker lainnya.
“Pencegahan terhadap kanker serviks sangatlah penting dilakukan, utamanya dengan vaksinasi HPV, deteksi dini dengan tes Pap Smear atau IVA secara rutin satu hingga dua tahun sekali, menerapkan pola hidup sehat, melakukan seks yang aman, olahraga yang baik, dan tidak merokok,” pungkasnya.