Ladiestory.id - Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sasaran vaksinasi nasional ditargetkan sebesar 234.666.020 juta penduduk. Sementara, masyarakat yang telah melakukan vaksinasi booster baru mencapai 26,46 persen atau sekitar 62.091.264 orang.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sekitar 73 persen masyarakat belum melakukan vaksinasi booster. Di satu sisi, kumulatif total dosis vaksinasi per 13 September 2022 mencapai 437.124.042 orang.
Hingga saat ini 12,5 miliar dosis vaksin COVID-19 diberikan secara global di mana diantaranya lebih dari 70 juta dosis vaksin "viral vector" telah diberikan di Indonesia. Menurut data penelitian terbaru, vaksin tersebut aman untuk digunakan masyarakat di seluruh dunia sebagai primer maupun booster.
Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), M. Trop.Paed Ketua Komnas KIPI, Anggota ITAGI, Tim Pakar Satgas COVID-19 BNPB, mengatakan, Surveilans KIPI terkait keamanan vaksin dilakukan berkesinambungan untuk memastikan bahwa vaksin yang digunakan aman. Adapun penelitian yang mencakup jutaan individu, mengonfirmasi profil keamanan vaksin COVID-19 yang tersedia.
Utamanya jika dilihat dari risiko akibat infeksi COVID-19. Setelah 12,5 miliar dosis vaksin COVID-19 diberikan secara global, mereka dapat yakin dengan profil keamanan vaksin yang tersedia saat ini.
Data surveilans KIPI menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 Adenovirus rekombinan aman sebagai vaksin primer maupun booster dan manfaat yang diperoleh jauh lebih besar. Selain itu, baik data global atau pun di Indonesia, menunjukkan vaksin ini aman sampai dengan saat ini.
Booster dari vaksin AZD1222 dan vaksin "mRNA" COVID-19 memberikan perlindungan yang tinggi terhadap keparahan penyakit yang disebabkan oleh omicron, termasuk resiko rawat inap dan kematian, bahkan ketika subvarian baru virus muncul, hasil dari tinjauan ahli terhadap lebih dari 50 studi di dunia.
Sementara itu, rekomendasi dari 22 ahli dari Asia dan Amerika Latin yang terlibat dalam studi ini menyimpulkan bahwa strategi peningkatan booster berkelanjutan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi setahun sekali untuk populasi umum, dan setiap enam bulan untuk kelompok rentan seperti mereka yang hidup dengan penyakit kronis.
Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) selaku dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, vaksinasi booster dengan "viral vector" memberikan perlindungan tinggi terhadap Omicron, baik itu dengan "Viral Vector" ataupun "mRNA". Keduanya memberikan tingkat perlindungan yang tinggi sebagai booster baik disuntikan sebagai booster homolog atau heterolog dari jenis vaksin yang diterima.”
Dosis keempat atau booster kedua dapat membantu memulihkan perlindungan masyarakat sehingga dapat mendorong transisi Indonesia menuju endemi. Meskipun efektivitas vaksin terhadap infeksi menurun tiga bulan setelah booster, perlindungan terhadap penyakit serius dapat dipertahankan dan kemudian ditingkatkan lebih lanjut dengan booster dosis kedua.