Ladiestory.id - Kalender Jawa atau Penanggalan Jawa merupakan sebuah sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Mataram dan berbagai kerajaan pecahan lain yang mendapat pengaruhnya. Kemunculan dari penanggalan memiliki keistimewaan karena memadukan sistem penanggalan Islam, sistem Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian dari budaya Barat.
Salah satu yang ada dalam kalender Jawa adalah Hari Pasaran pada kehidupan masyarakat Jawa yang masih dipakai sampai sekarang, khususnya di daerah pedesaan dengan hari-hari pasar tradisional buka seperti pada hari: pahing – pon – wage – kliwon – legi/umanis menyesuaikan dengan siklus mingguan kalender Jawa yang terdiri dari 5 hari. Sebagai contoh ada banyak Pasar Legi Surakarta, Pasar Kliwon, Surakarta, dll. Maka dari itu, pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut pasar oleh orang Jawa yang terdiri dari hari-hari:
Legi
Legi yang disebut Umanis oleh orang Bali menjadi nama hari dalam sepasar atau disebut dengan nama pancawara. Hal ini dikarenakan minggu yang terdiri dari lima hari dan dipakai dalam budaya Jawa dan Bali. Hari Sabtu-Umanis merupakan hari Saraswati, hari turunnya Dewi Ilmu Pengetahuan. Di hari pasaran Legi berkaitan dengan warna putih dengan letak posisi di timur.
Pahing
Paing atau Pahing merupakan nama hari dalam sepasar atau yang disebut dengan pancawara, sama halnya dengan minggu yang terdiri dari lima hari dan dipakai dalam budaya Jawa dan Bali. Hari pasaran Paing tentu saja berkaitan dengan warna merah dengan letak posisi di Selatan.
Pon
Pon merupakan nama hari dalam sepasar yang disebut dengan pancawara, minggu yang terdiri dari lima hari dan dipakai dalam budaya Jawa dan Bali. Maka dari itu, hari pasaran Pon berkaitan dengan warna kuning dengan letak posisi di barat.
Wage
Wage menjadi nama hari ke-3 dalam sepasar yang disebut dengan nama pancawara, minggu yang terdiri dari lima hari dan dipakai dalam budaya Jawa dan Bali. Hal ini membuat hari pasaran Wage berkaitan dengan warna hitam dan letak posisi di utara.
Kelima hari yang digunakan oleh masyarakat Jawa sebagai tanda berlangsungnya pasar pada hari-hari tertentu seperti pasar yang dilakukan setiap hari wage berarti pasar wage. Sekilas kita mengerti pengarang lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman ternyata lahir pada hari Wage
Kliwon
Hari sepasar terakhir adalah Kliwon yang disebut dengan nama pancawara, minggu yang memiliki lima hari dan dipakai dalam budaya Jawa dan Bali. Biasanya, Selasa-Kliwon dinamakan hari Anggara Kasih karena dianggap sebagai hari yang istimewa dalam budaya Jawa dan Bali.
Bukan hanya itu orang Jawa, ada yang menganggap malam Jumat Kliwon sebagai hari yang keramat. Hal ini membuat pasaran Kliwon berkaitan dengan warna abu-abu dan letak posisi di tengah.