Ladiestory.id - Perubahan iklim yang sangat ekstrem membuat berbagai tatanan bumi berubah sangat cepat, pemanasan global yang bertambah parah, yang menyebabkan fenomena yang mengancam manusia secara langsung yakni krisis air bersih.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut krisis air semakin menjadi ancaman serius dan harus jadi perhatian seluruh negara.
“Krisis air terjadi hampir di seluruh belahan dunia dan menjadi krisis global yang harus diantisipasi setiap negara. Tidak peduli itu negara maju atau berkembang. Karenanya, isu ini harus menjadi perhatian bersama seluruh negara tanpa terkecuali," ungkap Dwikorita, yang dilansir dari website BMKG pada Jumat (4/8/2023).
Fenomena ini akan terus berlanjut apabila laju peningkatan emisi Gas Rumah Kaca tidak dikendalikan atau ditahan, dan menyebabkan semakin cepatnya proses penguapan air permukaan, sehingga mengakibatkan ketersediaan air semakin cepat berkurang di suatu lokasi belahan bumi, namun sebaliknya terjadi hujan yang berlebihan (ekstrem) di lokasi atau belahan bumi yang lain.
Ketersediaan air permukaan dan air tanah yang makin berkurang ini akan memengaruhi ketersediaan air bersih di berbagai belahan bumi.
Selain itu, perubahan iklim yang ekstrem menyebabkan proses turunnya hujan menjadi ekstrem dan tidak merata. Di mana sebagian besar daerah di bumi memiliki curah hujan yang tinggi, sedangkan di daerah bagian lain tidak.
Mengetahui hal tersebut, PT Unilever Indonesia sebagai perusahaan besar di Indonesia menunjukkan komitmennya untuk berupaya semaksimal mungkin menjaga kelestarian bumi, salah satunya menanggulangi krisis air bersih dengan menghadirkan program ‘Water Stewardship’.
Tidak sendiri, Unilever menggandeng Sekolah Lingkuhan Universitas Indonesia (SIL UI) dalam melancarkan program tersebut.
“Sejalan dengan salah satu pilar strategi global ‘The Unilever Compass’, yaitu membangun planet yang lebih lestari, Unilever ikut berkontribusi dalam mengatasi krisis air bersih yang dihadapi dunia, termasuk di Indonesia, melalui Program Water Stewardship,” ujar Nurdiana Darus selaku Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia, di Kawasan Jakarta Pusat pada Rabu (2/8/2023).
“Kami telah menerapkan sejumlah strategi penatagunaan air dalam bentuk upaya efisiensi dan daur ulang air, yang diawali dari lingkungan terkecil yaitu di pabrik-pabrik kami. Untuk memberikan manfaat yang lebih luas, kami turut melakukan upaya konservasi dan peningkatan pasokan air bersih di level komunitas, seperti pesantren dan lingkungan masjid,” sambungnya.
Bukan tanpa alasan, Unilever memilih memulai program ‘Water Stewardship’ dari kawasan rumah ibadah umat Muslim, masjid, lantaran masjid adalah salah satu fasilitas umum yang banyak dikunjungi dan menjadi tempat untuk menggunakan air bersih dalam jumlah yang cukup tinggi.
Maka dari itu, Unilever Indonesia percaya bahwa masjid juga memiliki potensi yang sangat besar untuk memulai dan menyebarluaskan edukasi kebiasaan baik dalam menghemat dan memanfaatkan air bersih.
Berkolaborasi dengan Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Unilever Indonesia mengimplementasikan program ‘Water Stewardship’ pada empat masjid di wilayah Jadebek, yaitu Masjid Istiqlal, Masjid Arief Rahman Hakim (UI Salemba), Masjid Ukhuwah Islamiyah (UI Depok), dan Masjid Agung At-Tin.
Dalam mewujudkan program ‘Water Stewardship’ ini, Unilever Indonesia akan memberikan beragam bantuan untuk keempat masjid tersebut yang diantaranya adalah:
- Masjid Arief Rahman Hakim (UI Salemba) dan Masjid Ukhuwah Islamiyah (UI Depok): Teknologi water recycling dan sistem Pemanenan Air Hujan
- Masjid Agung At-Tin: Sistem Pemanenan Air Hujan
- Masjid Istiqlal: Karena sudah memiliki teknologi water recycling dan sistem Pemanenan Air Hujan, dukungan untuk Masjid Istiqlal berbentuk unit gerobak listrik pembawa tangki air yang akan mendistribusikan air yang bersumber dari hasil daur ulang dan penampungan air hujan untuk berbagai kebutuhan di lingkungan masjid
- Selain itu, di setiap masjid Unilever Indonesia juga menempatkan materi edukasi hemat air, sehingga berpotensi menjangkau 26.000 jamaah yang beribadah di keempat masjid setiap harinya
“Insyaa Allah, dukungan ini akan mampu membantu keempat masjid dalam mengurangi biaya penggunaan air PDAM, menjamin ketersediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, serta menginspirasi seluruh lapisan masyarakat agar mulai menerapkan perilaku bijak dalam memanfaatkan dan mengelola air,” tandas Nurdiana.