Ladiestory.id - Tak hanya bisa dialami oleh lanjut usia, ternyata nyeri pada lutut juga bisa dialami setiap orang dari segala usia. Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh adanya cedera seperti ligamen atau tulang rawan yang robek. Tak hanya itu, kondisi medis seperti radang sendi, asam urat, dan infeksi juga dapat menyebabkan nyeri pada lutut.
Maka dari itu, kita perlu mengetahui apa-apa saja gejala dari nyeri lutut yang bisa saja kita alami saat beraktivitas. Lokasi nyeri dan tingkat keparahan nyeri pada lutut dapat berbeda-beda tergantung penyebabnya.
Beberapa gejala yang terkadang menyertai nyeri lutut di antaranya adalah lutut terasa bengkak dan kaku, kemerahan dan terasa hangat saat disentuh, lemahan atau ketidak stabilan, popping atau berderak suara, ketidakmampuan untuk meluruskan lutut sepenuhnya.
Gejala yang muncul tersebut tentunya tak datang begitu saja tanpa ada sebabnya. Terjadinya nyeri pada lutut dapat terjadi karena ligamen maupun tulang yang robek atau terkilir.
Berikut 5 penyebab utama terjadinya nyeri pada lutut.
- Jaringan tulang atau ligamen terkilir
Penyebab utama dari terjadinya rasa nyeri pada lutut adalah karena jaringan tulang atau ligamen yang terkilir. Hal ini bisa disebabkan karena saat bergerak atau beraktivitas kurang berhati - hati.
- Bursitis
Bursitis merupakan rasa nyeri pada lutut yang terjadi akibat peradangan pada pelumas bantalan yang ada disekitar sendi. Ketika mengalami bursitis, maka pergerakan sendi menjadi terbatas.
- Pendarahan dalam sendi
Kelainan genetik dan akibat cedera merupakan penyebab utama dari terjadinya pendarahan dalam sendi.
- Infeksi sendi lutut
Rasa nyeri pada lutut bisa timbul ketika mengalami infeksi atau septic arthritis. Infeksi sendi lutut umumnya disebabkan oleh virus, bakteri, maupun jamur yang menyerang sendi-sendi didalam tubuh.
- Tendinitis
Bagi yang sering melakukan gerak aktif seperti berlari dan melompat, memiliki kemungkinan cukup besar mengalami tendinitis lutut. Orang yang mengalami tendinitis akan merasakan nyeri pada lutut dan sekitar area tendon. Penari tradisional yang banyak melakukan pertunjukan dalam posisi setengah jongkok juga berisiko mengalami cedera tersebut.