1. Mom & Kids
  2. Orang Tua Harap Bersabar, 5 Tips Hadapi Anak Masuki Usia Puber
Mom & Kids

Orang Tua Harap Bersabar, 5 Tips Hadapi Anak Masuki Usia Puber

Orang Tua Harap Bersabar, 5 Tips Hadapi Anak Masuki Usia Puber

Ibu dan anak remaja (Special)

Ladiestory.id - Setelah melewati masa kanak-kanak, maka seorang anak akan memasuki usia puber. Seorang anak dikatakan puber saat usianya memasuki 10 hingga 13 tahun. Pada usia ini anak akan banyak mengalami perubahan, baik dari fisik maupun psikologisnya. 

Tapi, tak semua anak bisa mengerti dan menerima perubahan yang terjadi dalam dirinya. Untuk itu sebagai orang tua, Kamu harus dapat mendampingi dan memberikan pemahaman pada anak mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masa pubertas. Berikut Ladiestory.id merangkum tips hadapi anak yang memasuki usia puber.

1. Lebih Banyak Komunikasi dengan Anak

Ibu dan anak remaja (Special)

Selama anak memasuki masa puber sebaiknya Kamu lebih banyak mengajak anak komunikasi. Namun, jangan memberi kesan menggurui atau menuntut anak. Cobalah Kamu juga bisa dengarkan perkataan dan pendapat anak. 

Sesekali luangkan waktumu sehari untuk sekadar berbagi cerita dengan sang anak. Gunakan gaya komunikasi yang sesuai dengan usia remaja. Bicaralah dengan santai dan ringan, dengan begitu sang anak pun akan merasa nyaman bicara denganmu.

2. Jelaskan Mengenai Perubahan Fisik dan Sistem Reproduksi

Ibu dan anak remaja (Special)

Saat menginjak puber, anak akan mengalami perubahan fisik dan hal itu biasanya membuat sang anak penasaran mengenai perubahan fisiknya. Disinilah Kamu harus bisa jelaskan mengenai perubahan fisiknya, sistem reproduksinya hingga fungsinya. 

Mungkin saja penjelasanmu akan membuat sang anak tidak nyaman awalnya, tapi hal ini penting Kamu lakukan agar anak bisa memahami mengenai perubahan pada fisiknya. 

3. Tetap Tenang Meskipun Anak Lakukan Kesalahan 

Ibu dan anak remaja (Special)

Menghadapi anak saat mereka memasuki usia puber memang butuh kesabaran. Bila sang anak melakukan kesalahan, tetaplah untuk tenang dan hindari emosi. Jangan sampai bicara dengan nada terlalu keras atau bereaksi berlebihan. Cobalah lebih bijak dan berikan pemahaman atas kesalahannya.

Beritahukan dengan cara baik-baik apa dampak negatif dari perbuatannya, bukan hanya untuknya sendiri namun juga untuk lingkungan sekitarnya. Perhatikan kata-kata yang Kamu ucapkan padanya, intonasi serta gestur tubuh saat bicara mengenai kesalahannya. 

Dengan begitu sang anak akan terbuka dan bisa  menerima masukan dari Kamu sebagai orang tuanya serta tidak berusaha mempertahankan egonya. 

4 Sabar dan Jangan Ikut Emosi

Ibu dan anak remaja (Special)

Saat memasuki usia puber biasanya sang anak juga akan mengalami perubahan emosi atau labil. Suatu waktu, anak bisa menjadi tenang dan nyaman. Namun di waktu lainnya anak jadi kesal dan emosi. Untuk menghadapi ini, jangan sampai Kamu ikut terbawa emosi dengan kelabilan sang anak.  Hadapi anak dengan sabar, karena pada fase ini sang anak akan menjadi dewasa. 

Selain itu jangan lontarkan perkataan negatif pada anak, seperti saat sang anak marah bahkan menangis ketika tak diundang pesta ulang tahun temannya, jangan pernah Kamu mengatakan padanya, “Menyebalkan, Ibu tak percaya Kamu tidak diundang!". Perkataan seperti ini justru akan membuat anak makin sedih, terpuruk, dan emosi. Upayakan untuk menghiburnya dan mengatakan hal yang baik-baik pada anak.

5. Tanamkan Nilai Moral dan Agama

Ibu dan anak remaja (Special)

Kemajuan teknologi dan media yang mudah diakses bisa saja berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Karena anak bisa dengan mudah menonton berbagai konten yang tidak mendidik lewat gadget. Supaya anak tidak sampai salah langkah, pastikan Kamu selalu bekali sang anak dengan pendidikan moral dan agama sejak sedini mungkin, terlebih saat anak memasuki usia pubertas, pendidikan moral dan agama harus lebih banyak lagi ditanamkan.

Nilai moral dan agama penting ditanamkan pada anak, agar mereka memiliki pribadi yang baik. Jika sang anak memiliki nilai moral dan agama, maka mereka akan selalu menjaga perkataan dan perbuatannya dari hal-hal yang dilarang.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel