Ladiestory.id - Varian baru virus covid-19, XBB, merupakan mutasi dari omicron. Meski begitu, varian ini bisa saja "terlewatkan" oleh daya tahan tubuh masyarakat sehingga dapat menyebabkan gejala.
Hal tersebut diungkapkan oleh dokter spesialis paru, Jaka Pradita, yang ditemui Ladiestory.id di kawasan Senayan, Selasa (25/10/2022).
"Virus yang terbaru itu sebenernya masih di bawahnya omicron ya, artinya mutasi omicron yang terbaru. Secara data memang bisa escape dari immunity, masih bisa menyebabkan gejala lagi," ungkapnya.
Meskipun begitu, Jaka mengungkapkan bahwa data yang ada saat ini menunjukkan gejala yang ditimbulkan varian covid-19 XBB tergolong ringan.
"Meskipun data saat ini menunjukkan ringan, tapi kita masih tetap harus pantau. Jadi memang kalau kita lihat ya pandemi ini masih berjalan terus ya, karena mutasi covid itu masih terus ada. Jadi prevention, pencegahan, masih terus dilakukan," ujarnya.
Terkait varian XBB tersebut, Jaka mengungkapkan bahwa memang baru terdeteksi di Indonesia beberapa hari lalu, walaupun sebenarnya varian tersebut sudah banyak di beberapa negara, salah satunya Singapura.
"Sebenernya baru di-detect di Indonesia kan baru-baru ini, beberapa hari yang lalu ya oleh Pak Menteri, meskipun di luar negeri udah banyak, khususnya di Singapura," ungkapnya.
"Jadi sebenernya kalau di Singapura udah tinggi, kemungkinan besar sebenernya di Indonesia juga udah tinggi. Dan seperti kita ketahui, udah masuk lama-lama makin bertambah-makin bertambah, sehingga mungkin dalam beberapa hari ke depan, beberapa minggu ke depan, peningkatan kasus mungkin bisa terjadi lagi," sambungnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengumumkan bahwa ditemukan omicron subvarian XBB di Indonesia. Varian ini terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang diketahui baru pulang dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Lebih lanjut Budi menyampaikan bahwa di Singapura, varian XBB telah memicu kenaikan kasus hingga 6000 per hari. Angka ini memberikan kekhawatiran bagi Indonesia, lantaran varian XBB lebih cepat menular.