Ladiestory.id - Dua tahun setelah dibuka kembali, Mozaic telah berkembang pesat di bawah kepemimpinan Chef Blake Thornley, sang koki dan pemilik restoran. Dengan visi dan bakat luar biasa yang dimilikinya, Chef Blake menyuntikkan energi dan kreativitas segar dalam tiap masakan, secara mahir memadukan teknik modern dan warisan restoran yang tiada duanya. Kemampuan kulinernya membawa napas baru pada menu Mozaic, menciptakan sebuah pengalaman makan yang lebih baik tetapi tetap berakar pada ciri khas restoran sembari terus memupuk inovasi.
Chef Blake memiliki sejarah yang erat dengan Mozaic. Datang dari Christchurch, Selandia Baru, perjalanannya di dunia kuliner dimulai sejak usia 11 tahun. Mengembangkan kecintaannya akan memasak dan berinovasi, pria ramah ini telah mencicipi berbagai pengalaman memasak di berbagai restoran ternama, seperti restoran milik Charlie Trotter di Chicago. Perjalanannya lalu membawa ia ke Mozaic, di mana Chef Blake bekerja sebagai head chef di bawah bimbingan koki dan pendiri restoran, Chris Salans, satu dekade silam.
Di sini Chef Blake mengasah kemampuannya, mengembangkan resep-resep yang merayakan tradisi lokal, pengaruh global, serta cita rasa yang khas. Pada 2016, Chef Blake pamit meninggalkan Mozaic untuk mempertajam kemampuan memasaknya bersama OHA Group asal Shanghai yang ternama. Bersama OHA Group, ia membantu membuka OHA Eatery dan beberapa restoran di sana, fokus pada bahan-bahan musiman di Tiongkok serta wine organik. Chef Blake juga sempat merevitalisasi restoran Blackbird yang ikonis, memperkenalkan sebuah rooftop edible garden dan sebuah pengalaman eksklusif Chef’s Table di lantai dua bernama Table Black.
Setelah kesuksesan di Shanghai yang berjalan beberapa tahun, lanskap kuliner Bali yang semarak menggodanya untuk kembali. Dengan semangat untuk membawa napas baru di Mozaic menyusul penutupan kala pandemi, Chef Blake kembali sebagai koki dan salah satu pemilik, dan bertekad untuk memimpin restoran itu menuju sebuah era baru.
Kini memimpin Mozaic dengan rasa baru, Chef Blake memadukan keahliannya dengan sebuah visi yang inovatif, membuka sebuah lembaran baru sembari tetap menghormati akar-akar Mozaic yang sudah kuat. Pendekatan merayakan bumbu-bumbu, bahan, dan produk-produk musiman Indonesia terbaik lewat sebuah lensa gastronomi yang berakar pada keberlanjutan. Di bawah kepemimpinannya, Mozaic kembali mengukuhkan posisinya di antara restoran-restoran fine dining ternama di Bali, sekaligus kembali menentukan standar untuk kuliner berkualitas.
Mozaic dengan bangga mengungkap konsep makan baru, bertransformasi menjadi sebuah restoran fine dining dan destinasi kuliner yang wajib dikunjungi di pusat kota Ubud. Dengan arahan dari Chef Blake, Mozaic kini menawarkan sederet pengalaman makan unik:
The Dining Room: Masuki perjalanan fine dining yang tak terlupakan di The Dining Room, di mana setiap momen adalah sebuah perpaduan sempurna antara nuansa
elegan dan keahlian kuliner. Mulai perjalanan Anda di The Tipple Room dengan beragam pilihan koktail khas dan camilan, membantu untuk membangun suasana
makan malam. Perjalanan lalu berlanjut ke ruang makan utama tempat tamu menikmati sebuah makan malam khas Mozaic yang sarat dengan cita rasa yang
menggugah selera, diikuti dengan sesi santai di area taman, di mana tamu dapat bercengkerama dan menikmati minuman di bawah taburan bintang. Tiap hidangan di
The Dining Room adalah sebuah mahakarya, yang secara cermat dimasak menggunakan bahan-bahan lokal, diolah dengan kreativitas dan semangat yang tiada duanya, menjanjikan sebuah pengalaman makan yang melampaui standar.
Tipple Room by Mozaic: Ruang makan santai yang hidup ini dibuat untuk merayakan barnya, tempat koktail-koktail terbaik terinspirasi cita rasa lokal berperan sebagai bintang. Koleksi koktail tersebut dibuat oleh Bili Wirawan, mixologist Mozaic yang kreatif yang baru saja memenangkan penghargaan Best Restaurant Mixologist of the Year 2024 dari Les Grandes Tables du Monde. The Tipple Room juga memiliki line-cellar berukuran gigantik yang menyimpan beragam wine terbaik, yang dapat
dipadukan dengan menu a la carte dan set menu makan siang yang wajib dicoba. Pencuri perhatian di sini adalah sebuah dapur terbuka persembahan Nayati tempat
para koki berbakat menyiapkan makanan.
Chef’s Table: Untuk pengalaman makan yang lebih eksklusif, Chef’s Table menawarkan kesempatan langka kepada para tamu untuk menyaksikan keahlian
memasak secara langsung. Cocok untuk acara-acara privat, sesi makan yang intim ini membuka kesempatan bagi para tamu untuk berinteraksi secara langsung dengan para koki saat mereka mempersiapkan makanan.
Romantic Gazebo: Rayakan cinta dengan sebuah pengalaman yang susah dilupakan bagi para pasangan di gazebo taman Mozaic yang romantis. Lengkap
dengan padu padan sampanye dan wine, tempat yang cantik ini menawarkan sebuah malam privat fine dining yang memesona.
Sejak dibuka pada 2001 oleh Chef Chris Salans, Mozaic telah menjadi salah satu restoran fine dining paling terkenal di Bali, tersohor akan penggunaan bahan-bahan lokal secara inovatif dan presentasi bak karya seni. Selama bertahun-tahun, Mozaic telah menerima berbagai penghargaan prestisius, termasuk Hospitality Asia Platinum Award for Most Innovative Restaurant, masuk ke daftar Asia’s 50 Best Restaurants 2013, Top Asian Restaurant at the World Gourmet Summit 2017, dan Wine Spectator Award of Excellence pada 2017 dan 2018. Prestasi-prestasi bergengsi ini secara tegas menempatkan Mozaic di antara para elit kuliner, menjadikannya sebuah destinasi restoran yang layak dikunjungi setiap Anda berada di Bali.