1. Entertainment
  2. Miliki Pengalaman Kelam dengan Penyakit DBD, Tika Bisono Ikut Galakan Vaksin DBD
Entertainment

Miliki Pengalaman Kelam dengan Penyakit DBD, Tika Bisono Ikut Galakan Vaksin DBD

Miliki Pengalaman Kelam dengan Penyakit DBD, Tika Bisono Ikut Galakan Vaksin DBD

Tika Bisono. (Ladiestory.id / Aldeta Prasasti)

Ladiestory.id - Penyakit Ddemam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang menyita perhatian lebih. Hal itu karena penyakit yang terlihat seperti demam pada umumnya, ternyata memiliki resiko kematian.

Mewabah sejak tahun 1968, DBD telah memakan banyak korban. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonensia (Kemenkes RI) pada tahun 2022, terdapat 143.266 kasus DBD di Indonesia dengan 1.237 kematian. Sementara itu, hingga pekan ke-33 tahun 2023 kasus DBD telah mencapai 57.884 dengan 422 kematian.

Salah satu sosok public figure yang pernah menjadi korban jiwa dari penyakit ini ialah psikolog. Ia menceritakan bahwa dirinya pernah terkena DBD pada tahun 2003 silam.

Saat itu, Tika Bisono mengalami beberapa gejala DBD, seperti demam tinggi secara mendadak. Ia mengungkapkan kasus DBD tertinggi terjadi pada tahun 2007.

Dan pada tahun itu Tika Bisono harus kehilangan putri keduanya, Janika Ramadanti, karena Demam Berdarah Dengue.

"Saya kena DBD pada 2003, tidak ada vaksin, demam tinggi. 2007 seluruhnya kena itu endemi, sampai ratusan (terkena DBD). Data di Jawa Barat ratusan kena," ujar Tika Bisono, saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan pada Rabu (27/9/2023).

Dari pengalaman kelam tersebut, Tika Bisono pun akhirnya memulai perjuangannya untuk membagikan informasi-informasi baik kepada masyarakat terkait DBD hingga akhirnya Ia didapuk menjadi Dengue Prevention Ambassador.

Peluncuran kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD. (Ladiestory..id / Aldeta Prasasti)

Tika Bisono bersedia menjadi ambassador tersebut karena mengingat kondisi putrinya sebelumnya pergi untuk selamanya. Ia mengaku kepergian putrinya ini membuat ia seakan 'kecolongan'.

Maka dari itu, dengan adanya Vaksin DBD yang diupayakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bersama dengan Takeda yang merupakan perusahaan farmasi terbesar di Jepang dan Asia menjadi angin segar dan membuat Tika Bisono merasa sangat bersyukur.

"Saya sih ya syukurlah kayak finally akhirnya hadir juga vaksin ini. Udah dari 2012 saya teriak untuk hadirnya vaksin, dan sekarang ada saya pastinya seneng yaa," ucap Tika Bisono.

"Jangan tunggu penyakit ini jadi mematikan setiap tahunnya baru gerak, emang harus ada langkah seperti ini," sambungnya.

Perempuan berusia 62 tahun itu pun berharap agar vaksin DBD dapat dapat diberikan kepada seluruh masyarakat hingga ke plosok negeri, dan tentunya menjadikan Vaksin DBD ini menjadi program pemerintah yang gratis bagi masyarakat Indonesia.

"Saya berharap pemerintah membawa program vaksin DBD sebagai nasional, vaksin covid gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia," paparnya.

"Nggak harus berbayar mahal. Ini kesadaran yang tidak perlu dibayar. Pemerintah harusnya lebih bijaksana. Dengan kami, Dinkes, Menkes, Pemerintah ikut serta dalam hal ini," tandas Tika Bisono.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel